"Wahhh pukulan kalian lumayan juga ya"aku tersenyum lebar.
"Jangan meremehkan aku ubanan "mare tersenyum mengejek melihatku.
"Siapa yang kau bilang ubanan taring! "Aku memukul wajah mare membuat dia terpental.
"Hahaha, pukulanmu lumayan juga ya"mare berada di depan wajahku, "grab"mare memegang tangan kananku, "tangkap ini kutu buku"mare melemparku mengarah alex.
Alex dengan urat di dahinya, "dapat "alex menangkapnya tubuhku.
"Hahaha, kutu buku"aku menangkap tubuh alex dan langsung membantingnya.
"Bomsss"wajah alex mengenai tanah.
"Aduh sakitnya"alex dengan tatapan datar menyentuh kepalanya yang memerah.
Alex melihatku, "ini salahmu bodoh"alex mencengkram kepala mare dan "bomsss"kepalanya terhentak ke tanah.
Wajah kesal mare, dan mereka berdua melihatku dengan wajah agak kesal.
"Kemarilah"aku menguatkan pertahananku.
"Combination kick"mare dan alex serempak menendang kepalaku.
"Bukkk"wajahku terpental.
"Hahaha, lumayan sakit"aku melihat hidungku yang bedarah, "kalau begitu kita mulai serius"aku tersenyum lebar.
Sela binggung melihatku, "sela lebih baik kau turun mungkin, ring ini akan hancur "aku tersenyum lebar.
Mare dan alex mengeluarkan aura yang membuat bulu kuduk naik."Kenapa rasanya aku ingin buang air kecil"salah satu penonton gemetaran.
"Aku juga "penonton di kanannya ikut gemetaran.
Mendadak semua gelisah karena merasakan hal yang sama yaitu melihat monster tepat di depan mata mereka.
Kaki sela gemetaran saat melihat mare dan alex, "sini aku antar kau sebentar "aku mengangkat tubuh sela seperti Putri.
"Ren"sela dengan pipi memerah.
"Maaf, aku sudah tidak sabar bertarung dengan mereka "aku tersenyum senang.
"Begitu ya"sela dengan pipi memerah memeluk lembut tubuhku yang tidak berbalut benang.
Aku menurunkan sela di atas panggung yang berjarak, mungkin sama seperti penonton yang lain.
"Maaf menunggu semua"aku tersenyum senang.
"Wiuhhhh, romantisnya "mare tersenyum senang.
"Hehe, ayo kita mulai"alex tersenyum dan menahan kaki kananya.
Kami bertiga tersenyum dan, "sunggg"kami menghilang di panggung.
"Dimana tiga petarung kita! "Komentatornya beteriak.
Mendadak sela terdiam karena tidak bisa merasakan hawa kami sama sekali, "(dimana mereka, tidak terasa apapun) "sela binggung melihat panggung yang kosong.
"Bomsss"ledakan besar di tengah panggung membuat semua penonton terhempas dengan komentator.
"Trashhh"kaca ruangan anggota dewan retak.
"Woi apa-apa ini"selina terdiam melihat kaca anti peluru retak.
"Astaga tiga petarung kita masih di atas ring"komentator melihat kami.
Kami berada tinju dan tendangan, alex mengunakan ujung kakinya sedangkan aku dan mare menggunakan tangan kiri dan kanan.
"Sombongnya kau"mare kesal dan menarik tubuh alex, "bomss"kepala alex di hentak ke tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
School Girl (The Symbol)
FantasyRen Yamamoto remaja biasa yang ingin putus sekolah saat sma tapi, itu semua berubah saat dia mendapatkan beasiswa sekolah the elit. Karena dia tidak tahu tentang sekolah itu, dia mendatangi sekolah tersebut dan ternyata ini adalah sekolah untuk per...