bagian 32:perasaan

600 64 13
                                    

"Hahaha, kau dengar tidak"salah satu teman pembullyku menunjukku.

"Hahaha"tawa mereka semua mengarah ke arahku.

"(Kenapa mereka, semua seperti ini, apakah mereka tidak memiliki perasaan) "aku menahan emosiku.

"Oh ya beli aku minum, aku kasih 1000 munny, hahaha"teman sekelasku menertawaiku.

"Kau mau melakukan apa saja kan bagaiamana, kau menjilat sepatuku, hahahah"wanita tersebut menertawaiku dengan kedua temannya.

"Huh, pelanggan apakah ada yang dinginkan"aku tersenyum.

Mendadak aku dilempar roti tepat di depan wajahku, "aku pesan kau ya, bagaiaman kabar sekolahmu katanya kau di sekolah wanita, apakah sekarang kau menjadi waria, hahahah"orang-orang menertawakanku.

Tawa mereka terasa menyakitkan bila orang tersebut, memiliki hati yang lemah ini terasa membunuh tapi tidak ada bekas darah, namun terasa di dalam.

Di ruang 1,semua anggota dewan menundukan kepala.

"(Mereka sudah kelewatan, kenapa kau tidak membalas ren) "ran menangis dalam hati.

"(Jadi mereka teman lama ren, ya) "erina dengan wajah gelisah.

"(Ren) "sela takut.

"Siapa mereka, kelewatan sekali perkataannya, apakah mereka tidak punya hati"selina dengan wajah kesal.

"(Keluar juga iblisnya selina) "restia tersenyum dalam hati.
"Jadi, apa yang harus kita lakukan? "Wajah serius ricka.
"Kalau kalian memiliki rencana aku ikut"rin dengan wajah serius.

"Aku juga"ran mengangkat tangannya.

Semua anggota dewan mengangkat tangan, dengan wajah serius mereka saling berbisik-bisik.

"Oke teman-teman mungkin kita, melakukan hal yang, memalukan tapi ini untuk membantu ren"senyuman jahat, selina.

Wajah anggota dewan tersenyum jahat, "baik kita mulai"ran semangat.

"(Jangan emosi ren, ingat jangan memukul orang) "aku mengepalkan tanganku.

"Hahaha, dan juga, lebih baik kau menghormatiku karena aku salah satu petarung dari the destroyer"pembully tersebut tersenyum bangga.

"(Destroy nampaknya pernah dengar) "aku bepikir.

"Betul sayangku kan memang hebat"wanita yang ada di kanannya memeluknya.

Mereka semua tertawa, aku hanya menatap mereka dengan senyuman namun sebenarnya aku ingin menghancurkan wajahnya.

"Sreet"pintu yang terbuka aku melihat kebelakang dan, "boing"wajahku mengenai tepat di dada seseorang.

"Kya, sayang lama benar kami dari tadi nungguin
"aku melihat ternyata sela menujukan belahan dadanya.
"(Sela apa yang kau lakukan) "aku dengan, wajah memerah.

"Curang aku juga mau"ran memelukku.

"(Ran juga) "aku melihat ran tersenyum seperti cabe-cabean.

"Kalian ini gangu saja, iya kan darling"selina tersenyum.
"Aku juga dong"erina dengan pipi memerah.

"Oni chan ,kapan mainnya dengan kami"wajah imut ricka.

"Sayang lagi apa sih?"rin tatapan mempesonanya.

Di lain tempat, "(aku enggak ikutan) "restia menangis di pojokan, dia tidak ikut karena dia menggunakan baju cowok.

"Sayang"kata mereka semua dengan wajah menggoda.

"(Ada, apa dengan kalian!) "aku beteriak dalam hati.

Wajah semua orang yang menertawakanku terkejut sekaligus merasa iri, melihatku.

School Girl (The Symbol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang