"Eh kenapa itu rame-rame?" tanya Phone pada Namtan sembari menunjuk ke arah Gunsmile yang tengah dikerubungi teman kantornya.
Phone yang baru datang tentu bingung dan terlalu malas untuk ikut mengerubungi Gunsmile guna mencari tahu.
Namtan tertawa kecil. Dengan kedua tangan terlipat di depan dada, ia memandang ke arah Gunsmile dengan tampang tak habis pikir.
"Semalem itu anak kan lembur, pulang paling belakangan sampe yang kesisa di kantor tuh cuma satpam jaga doang. Terus lo tahu kan gimana gelapnya parkiran bawah kalau malem karena saking gelapnya, Phone?"
Phone menganggukan kepalanya.
Sebenarnya ada penerangan di sana, tapi terlalu redup dan temaram dan hanya dipasang di pintu keluar menuju parkiran bawah. Sisanya berasal dari lampu kendaraan yang mereka nyalakan tatkala keluar atau masuk dari sana.
Karena hal itu, hampir tak ada karyawan perempuan yang mau memarkirkan kendaraannya di parkiran bawah tersebut. Mereka lebih memilih memarkir di lantai paling atas meski harus bersusah payah naik tangga bila ingin mengambilnya.
Termasuk Phone dan Namtan.
Tapi tidak dengan Gunsmile yang selalu memarkirkan motornya di parkiran bawah tersebut.
"Nah waktu di jalan mau keluar dari parkiran yang gelap itu, dari kejauhan dia ngelihat rokok melayang kayak lagi diisep orang. Dia bingung tuh, orang ngapain ngerokok gelap-gelapan di bawah. Eh dia pelanin motornya, dia coba samperin buat mastiin kalau rokok itu nyala karena emang lagi ada orang yang ngerokok. Semakin deket semakin pelan tuh laju kendaraan motornya, nah bukannya orang, dia malah cuma ngelihat rokok nyala yang melayang alias nggak ada orang yang ngisep itu rokok!"
"Hah?"
Phone terbeliak tak percaya.
Sebagai seorang yang sangat penakut Phone tak bisa membayangkan bagaimana seramnya kejadian yang dialami rekan kerjanya tersebut.
"Dan karena kaget, Gun langsung turun dari motor dan balik ke dalem kantor, abis itu dia keluar dan langsung pergi begitu aja. Ninggalin motornya di parkiran itu dalam kondisi kunci masih ngegantung."
"Ya Tuhan.... serem banget pasti!" sahut Phone yang mulai pucat karena merasa takut.
Gedung perkantoran ini angker. Begitu pikirnya.
"Terus itu motornya gimana?"
"Ya tadi pagi dia coba ke sana, motornya masih ada dan dalam posisi yang sama pas dia tinggalin."
"Ya ampun untung deh nggak ilang," sahut Phone lagi.
"Iya, mana baru lunas kan itu dia cicilan motornya hahahaha."
"Terus itu rame gara-gara dia cerita soal kejadian semalem?" tanya Phone lagi.
Namtan menggelengkan kepala sebagai jawaban.
"Bukan, bukan karena itu. Itu pada ngerubungin dia karena mereka mulai sharing kejadian mistis yang mereka alamin di kantor juga. Bukan cuma di parkiran bawah, tapi pas di kamar mandi, tangga darurat lantai 5 sampai 8, sama pas di ruang meeting lama yang udah nggak kepake. Hampir di semua tempat lah!" jelas Namtan lagi.
Membuat Phone menghela napas panjang.
"Ya Tuhan.... gue resign aja apa yak?" ucap Phone membuat Namtan tertawa.
Bukan apa-apa, baru kemarin Phone mendengar cerita dari Jane yang katanya sempat terkunci di toilet lantai 4 ketika ia hendak melakukan touch up sebelum pulang ke rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
bed time stories; thai idols ✅
Fanfiction[BOOK FIVE] "be careful, you may not be alone!" started: October, 25th 2018 end: March, 14th 2021