[194] another way

371 113 1
                                    

"Mau lewat mana?" tanya Khunpol pada Dream.

"Lewat hutan aja, lebih cepet," ucap Dream sembari menyalakan mesin motornya.

Keduanya yang merupakan panitia acara malam keakraban jurusannya ditugaskan untuk membeli bensin yang akan digunakan untuk menyalakan genset.

Dan karena mereka mengadakan malam keakraban di sebuah Vila yang berada di atas bukit yang cukup jauh dari pusat kota, mereka harus turun ke kota guna membeli bahan bakar genset tersebut.

Khunpol menelan salivanya, "yakin?" tanyanya pada Dream.

"Iya, kalau lewat jalan utama kejauhan, jadi lewat hutan aja. Gua tahu kok jalannya. Tadi siang kan gua sama Ikin juga lewat situ. Lagian kasihan anak-anak kelamaan gelap-gelapan di sana gara-gara mati lampu."

"Oh yaudah kalau lo tahu mah," sahut Khunpol yang sebenarnya masih agak khawatir.

Bukan apa-apa, sekarang itu langit sudah gelap. Bulan pun tak terlalu menampakan langitnya malam ini.

Dream mulai melajukan motor yang dikendarainya.

Tak seperti siang tadi, malam ini tak banyak kendaraan yang lewat, hanya ada satu dua motor yang sempat lewat dan berpapasan dengan Dream dan Khunpol. Suasana makin terasa dingin, jaket yang dikenakan keduanya pun tak mampu menahan terpaan angin malam yang menusuk ke kulit mereka.

Tak lama gerimis kecil mulai turun, terlihat kabut yang mulai menghalangi pandangan jalan di depan mata, membuat Khunpol merasa was-was akan Dream yang sedang mengendarai motornya.

Dream sempat berpikir ingin berhenti, mengingat gerimis kecil yang perlahan berubah menjadi agak deras dari sebelumnya. Belum lagi kabut yang semakin menghalangi pandangannya. Namun Dream mengurungkan niatnya itu, karena mengingat sudah sejam lebih mereka pergi meninggalkan teman-temab dan juniornya di Vila yang tengah mengalami mati listrik itu. Semakin lama ia sampai, tentu semakin tersiksa orang-orang di sana. Belum lagi jumlah lilin di sana sangat terbatas.

Di tengah terpaan gerimis kecil dan kabut yang menghalangi pandangannya, Dream mulai memperlambat laju motornya hingga perlahan berhenti.

Ada dua jalan terpampang di hadapannya.

"Kenapa Dream?" tanya Khunpol setelah menaikan visor helm yang ia kenakan.

Dream menunjuk plang yang menunjuk ke arah jalan yang ada. Dimana itu adalah jalan umum, sementara yang tidak ada plangnya mengarahkan ke arah masuk hutan. Jalan tikus yang ingin ditempuh oleh Dream.

Dream menaikan visor helmnya.

"Sebelum masuk ke sana. Mau pake mantel dulu nggak? Takut hujannya tambah deres nanti? Kita nggak bisa berhenti di tengah hutan soalnya kalau misal hujan tiba-tiba tambah deres," ucap Dream. "Harus langsung diterobos nanti," sambungnya lagi.

Khunpol menelan salivanya.

Jujur, ia masih takut dengan pilihan Dream. Tadi ia sempat mendengar cerita dari penjaga Vila yang menyambut mereka yang menyebutkan soal Jalur Malam Kelam yang pantang dilewati ketika malam.

Namun sepertinya Dream tak mendengar cerita soal itu hingga ia bersikeras ingin melewati jalur tersebut.

"Mau lanjut aja?" tanya Dream lagi.

"Iya lanjut aja deh, Dream."

Khunpol tak ingin membuang-buang waktu dan membuat keduanya berada di luar di malam yang semakin larut.

"Oh ya udah!" sahut Dream yang kemudian menurunkan visor helmnya.

Saat hendak menyalakan mesin motornya, Dream dikejutkan dengan sebuah suara klakson mobil dari arah belakang motornya, dan hendak menuju ke arah yang sama seperti yang ingin Dream ambil.

Hal itu membuat Dream tak langsung menjalankan motornya dan membiarkan mobil tersebut mendahuluinya.

Namun secara tiba-tiba, mobil tersebut kehilangan keseimbangannya dan hampir terjatuh ke arah jurang yang ada di sisi kanan jalan.

"ASTAGHFIRULLAHALAZIM!!!" seru Dream sembari berdiri dari motornya, membuat Khunpol ikut terkesiap.

"Kenapa Dream?" tanya Khunpol bingung.

"Itu mobilnya hampir masuk jurang!" seru Dream sembari menunjuk ke arah yang ia maksud.

"Hah? Mobil apaan?"

"Itu mobil item yang barusan ngelewatin kita!" serunya lagi.

Khunpol mengerutkan keningnya. Kedua alisnya bertaut. Ia memegang bahu Dream sembari berkata, "mobil apaan Dream? Nggak ada mobil yang ngelewatin kita. Di situ kosong nggak ada apa-apa."

bed time stories; thai idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang