[122] losing

681 178 7
                                    

"Nyari apaan sih?" tanya Bright ketika melihat Gawin sibuk memeriksakan sesuatu di sana sini sedari tadi.

Gawin menghentikan kegiatannya kemudian menoleh ke arah Bright, "hape, liat nggak?"

"Hape lo?" tanya Bright memastikan. Gawin menganggukkan kepalanya. "Terakhir lo taro mana emang?" tanya Bright lagi.

"Laci. Gua tinggal ke kamar mandi sebentar tadi, gua balik nggak ada."

"Coba miskol pake hape gua," tawar Bright sembari memberikan ponselnya pada Gawin. Gawin menerima ponsel Bright dan langsung mengetikan nomor telponnya, kemudian menekan tombol dial up.

Bright mengedarkan pandangannya sembari mencoba menajamkan indera pendengarannya. Namun tidak ada tanda-tanda suara ponsel berdering.

"Nggak lo silent kan?"

Gawin menggelengkan kepalanya.

"Eh diangkat, Bright!!" seru Gawin ketika panggilannya tersambung. Padahal niatannya hanya untuk membuat ponselnya berdering.

"Siapa yang ngangkat?"

"Nggak tahu, cuma ada suara orang napas doang."

"Lah kok aneh?"

"Tadi di sini ada yang masuk nggak?"

Bright menggelengkan kepalanya.

"Cuma kita berdua doang, abis itu lo keluar bentar kan tadi. Gua sibuk ngerjain ini," ucap Bright sembari menunjuk layar 14inchi di depannya. "Kebawa kali tadi hapenya sama lo pas ke kamar mandi, terus ketinggalan di sana?"

"Gua bukan tipe orang yang suka bawa hape ke kamar mandi, Bright."

Bright dan Gawin terdiam.

"Masih belum ngomong juga?" tanya Bright.

Gawin menganggukkan kepalanya.

"Lah dimatiin??" seru Gawin kemudian.

"Telpon lagi, Win."

Gawin kembali menganggukkan kepalanya dan mencoba menelpon nomornya sekali lagi.

Kali ini lambat laun terdengar sebuah suara. Bright dan Gawin yang menangkap suara tersebut kompak menoleh ke arah sumber suara, yang berasal dari lemari besi yang kuncinya hanya dipegang oleh Gulf, yang kebetulan tidak masuk kerja hari ini dikarenakan sakit.

bed time stories; thai idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang