[166] nightmares

405 129 2
                                    

"No! It's not just a dream!" teriak Milk Pansa pada Bright Vachirawit yang merupakan temannya untuk bercerita.
 
 

Sudah seminggu terakhir ini Milk selalu mengatakan pada Bright dan  teman-temannya kalau ia tidak bisa tidur dengan nyenyak dikarenakan selalu bermimpi buruk.
 
 

"Then, you must be had a sleeptalk or sleepwalking during sleeping," balas Bright mencoba berpikir secara logis.
 
 

Milk bercerita kalau mimpi buruknya semakin terasa seperti kejadian nyata. Ia dikejar-kejar oleh seseorang berwajah buruk rupa dalam mimpinya sampai terjatuh-jatuh sehingga terluka. Dimana ketika ia terbangun paginya, ia mendapatkan luka yang di bagian tubuh yang sama seperti di dalam mimpi.
 
 

"Your room is always being locked and no one entered your room. Then, it must be you the one who hurted yourself."

"B-but-"

"Trying to eat some pills for sleep or drink a glass of warm milk before your sleep. So you can-"

"Shut up!" teriak Milk yang langsung beranjak dari duduknya sembari memegang tas tangan miliknya. "I'm really wasting my time by talking to you!" ucap Milk yang kemudian pergi meninggalkan Bright sendirian.
 
 
 
 

"Loh? Milk pulang?" tanya Win Metawin pada Bright yang kini tengah memeriksa ponselnya.

"Hm," sahut Bright sembari membantu meletakan nampan yang Win bawa ke atas meja mereka.

"Kok cepet? Katanya mau bahas hal penting?" tanya Win lagi sembari duduk di tempat yang sebelumnya ditempati oleh Milk.

"Ya lo tahulah hal apa penting apa yang dia bahas."

"Masih soal mimpi buruk itu?"
 
 

Bright menganggukan kepalanya.
 
 

"She's got another episode of her nightmares. And yeah, this time her knee was hurted."

"Hah?" Mata Win terbeliak. Tak seperti Bright yang terlihat santai, Win justru jadi khawatir dengan keadaan Milk.

"She must be just had sleepwalking and hurted herself," ucap Bright menduga-duga.

"Tapi kalau ternyata emang dia beneran diteror sama mimpinya itu gimana? Nyawanya dalam bahaya dong, Bri?"

"Shut up, Win. Jangan ngomong macem-macem. Omongan itu doa. Lo mau kalau sampe Milk kenapa-napa?"

"Y-ya enggak. Cuma..."

"Dia pasti lagi stress dan stressnya itu ngaruh ke kualitas tidurnya. Lagian, logikanya kalau emang dia itu diteror sama mimpi kayak yang lo bilang, kenapa baru sekarang? Kan nggak mungkin ada asap kalau nggak ada api. Dan nggak ada ya contoh kasus orang kenapa-napa karena mimpinya-"

"Ada, Bri. Ada contohnya," ucap Win memotong perkataan Bright. Membuat Bright mengerutkan kening, memandangnya penasaran.

"Siapa?"

"Kita, kita berduabelas setelah touring waktu itu. Kita juga awalnya diteror lewat mimpi," ucap Win membuat mata Bright terbuka lebar.

Bagaimana mungkin ia lupa tentang kejadian yang padahal baru setahun berlalu itu.

"It's not just a nightmare."

bed time stories; thai idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang