[176] lembur

407 131 2
                                    

TUK!

TUK!

TUK!
 
 
 
Kao Noppakao, terus mengetuk-ngetukan jemarinya ke atas meja. Ia menghela napas panjang, menatap kesal layar 14 inchi di hadapannya.

Karena Sang atasan yang meminta hasil dari revisi laporannya besok pagi, ia memutuskan untuk lembur.

Laporan bulanan yang sudah diserahkannya dua hari yang lalu baru diperiksa hari ini oleh sang atasan. Dan beliau meminta perbaikan laporan di beberapa bagian.

Sebenarnya ada larangan untuk lembur di kantornya. Bukan larangan secara resmi, hanya sekedar larangan yang keluar dan tersebar dari mulut ke mulut.

Menurut Singto, teman satu kantornya, keadaan di kantor tempat mereka bekerja pada malam hari sangat menyeramkan. Keadaan area parkiran yang gelap mencekam, lorong yang sunyi sepi tak berpenghuni, serta area toilet yang selalu dihindari, membuat siapa saja yang berniat untuk berlama-lama di kantor mengurungkan niatannya.

Sayangnya, Kao harus melanggar larangan tak tertulis tersebut. Ia tak akan bisa mengerjakannya di rumah. Tempat tidur di rumahnya terlalu menggoda. Ia tak akan tahan godaan kenyamanan tempat favoritnya tersebut.

Kao sering sekali menunda-nunda pekerjaannya bila sampai di rumah. Makanya ia lebih memilih lembur dan menyelesaikannya hari ini juga.

Meski harus seorang diri. Well, tak benar-benar seorang diri, karena ada beberapa satpam yang menjaga di setiap lantai dekat lift.

Para penjaga di setiap lantai tersebut memang dikhususkan untuk menjaga pada malam hari saja.
 
 

"Ah, sialan!" celetuk Kao pelan ketika mulai merasakan tiupan angin di tengkuk belakang lehernya. Ia mengusap-usap tengkuknya. Mencoba menghilangkan hawa dingin yang ia rasa karena tiupan angin barusan.

"Anjing!" serunya lagi tatkala ada sebuah tangan memegang kakinya. Membuat Kao menjauhkan kursi berodanya dari meja kerja. Lalu melihat ke kolong bawah.
 
 

Dan melihat kekosongan belaka.
 
 

"Sabar kali, bentar lagi!" ucap Kao entah pada siapa, sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan di lantai 6 tersebut.
 
 

Hanya lampu di mejanya yang menyala.
 
 

"Ngapain sih itu satpam berdiri di situ!" celetuk Kao lagi sembari kembali mendekat ke arah mejanya. Lalu melanjutkan revisiannya yang tinggal satu halaman lagi. Sesekali ia lirik satpam yang ada di ujung pintu masuk ruangan yang ia tempati. "Bukannya jaga di depan lift aja."
 
 

Kao tak tahu kapan laki-laki paruh baya itu datang. Karena ia baru saja melihatnya berdiri di ujung pintu yang jaraknya cukup jauh dari meja kerjanya yang ada di sudut ruangan.
 
 

"Dikira gua mau maling kali ya!" gerutu Kao pelan sembari terus membenarkan tabel anggaran pengeluaran bulan ini.
 
 
 
'PLUK!'
 
 
 
"Bukan gitu, mas."
 
 
 
Kao yang terperanjat, sontak jatuh dari kursinya setelah sebuah tangan menempel di pundaknya.

Satpam yang baru saja ia rutuki tiba-tiba ada di belakangnya.
 
 

"B-bapak k-kok ada di sini??"

bed time stories; thai idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang