[124] a second before she's gone

660 170 7
                                    

Di zaman modern seperti ini, seorang Ploy Patchatorn merupakan satu dari sekian banyak manusia yang menolak untuk mengakui keberadaan dari makhluk tak kasat mata.

Baginya hal tersebut adalah sekadar rekaan semata yang secara turun temurun diceritakan dan dipercaya oleh kebanyakan orang.

Ploy sendiri tak mengerti kenapa orang bisa meyakini sebuah ke-ada-an dari sesuatu yang tak bisa dilihat dengan mata kepala sendiri.

Biar begitu Ploy masih percaya dengan keberadaan Tuhan Sang Maha Pencipta dari segala yang ada di dunia. Ia hanya benar-benar tidak percaya kalau makhluk tak kasat mata itu ada.

Setidaknya itu yang menjadi keyakinan Ploy sampai suatu ketika ia pergi menginap di rumah saudaranya, saat itu salah satu dari tantenya ada yang sakit parah dan sedang di ambang kematian. Ploy ke sana karena ingin menemani sepupunya yang masih berusia 4 tahun yang merupakan anak tunggal dari keluarga tantenya tersebut.

"Udah dedek tidur aja sama kakak, mamah dedek juga lagi tidur, biarinin mamahnya istirahat ya, malem ini kakak yang bakal kelonin dedek," begitu ucap Ploy kepada sepupunya yang masih belum masuk sekolah tersebut.

Dimana ketika Ploy tengah menepuk-nepuk punggung sang sepupu supaya tetap tertidur, mendadak ia melihat sosok tantenya yang datang ke kamar tersebut.

Berdiri di ambang pintu, tersenyum dan melambaikan tangannya sembari berkata,
 
 

"Tante titip Awin ya, Ploy,"
 
 

membuat Ploy langsung terbangun dan beranjak menuju kamar tantenya ketika sosok tersebut pergi begitu saja.
 
 

"Om, gimana tante?" tanya Ploy ketika ia memasuki kamar dimana tantenya tengah terbaring sembari memejamkan matanya.
 
 

Dan sebelum omnya menjawab, Ploy sudah menyadari bahwa sosok yang terbaring di bawah selimut putih tersebut sudah tiada.
 
 
 
 
Semenjak saat itu, Ploy percaya mereka ada.
 
 
 

Mereka bisa dilihat.
 
 
 
 
 

Hanya saja, kadang mereka tak terlihat.

bed time stories; thai idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang