[10] teman

4.6K 859 17
                                    

Esther merasa senang. Akhir - akhir adiknya yang super pendiam tak sependiam biasanya.

Kalau biasanya dia hanyak akan menonton televisi dengan pandangan kosong atau menatap ke arah luar jendela dengan pandangan lurus. Kali ini adiknya terlihat lebih ceria.

Seperti hari ini, Esther melihat adik semata wayangnya tengah bermain boneka sembari terus tersenyum dan sesekali tertawa. Bahkan ia juga mengajak bonekanya bicara. Yang mana menurut Esther itu hal biasa yang dilakukan anak kecil.

Esther menghampiri adik kecilnya sembari mengusap puncak kepalanya.

"Adek lagi main boneka?" Tanya Esther.

"Iya kak!" Sahutnya ceria. "Sekarang aku punya temen main yang setia banget sama aku, kak." Ucap adiknya lagi.

Esther tersenyum, kemudian mencium puncak kepala adiknya.

"Oh iya? Siapa namanya?"

"Aku nggak tahu kak, dia nggak bisa ngomong jadi aku nggak bisa tahu namanya."

"Waduh, kasihan dong ya?"

"Iya, kak kasihan. Dia juga nggak punya mata. Matanya bolong terus di lehernya ada darah."

Esther mengerutkan keningnya mendengar penjelasan adiknya barusan.

"T-temen adek itu dimana sekarang?" Tanya Esther kemudian.

"Ini kak di depan aku!"

bed time stories; thai idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang