[104] possessed

914 206 11
                                    

"Di Metallica aja Hammet pindah dari Exodus gantiin Mustaine yang pindah ke Megadeth."

"Yes, kayak gitu,"

"Terus...."
 
 
BRAK!!

 
 
 
 
"Please banget lah lo make valid international measurement yang jelas gitu jamnya kayak jam 11 AM atau 3 PM, jangan lo bilang sebelum dzuhur, abis isya, ya mana gua tahu anjing jam tepatnya!!! Lagian lo bilang sebelum dzuhur, abis solat subuh juga itu sebelum dzuhur!!!"

"Terus kalo lo janjian jam 7 ya lo udah dateng jam 7 bukannya jam 7 lo masih di jalan mau ke kamar mandi ya anjing!!!"

"Ck! Berisik dah lo marah-marah mulu!!"
 
 
BRAK!!
 
 
 
 
 
 
 
"Gimana deadline lo?"

"Ya gitu dah, lo sendiri gimana?"

"Mayan, dikit lagi."

"Dikit lagi kelar?"

"Dikit lagi gila!!!"
   
 
BRAK!!
 
 
 
 
 

 
Win Metawin atau yang akrab disapa Win, terus berlari dengan terus menabraki setiap orang yang ia lewati sembari menutup telinga.

Sesekali ia melihat ke belakang. Dengan penuh ketakutan ia memeriksa apakah orang yang sedang mengejarnya masih terlihat atau tidak. Entah ia bisa menyebut apa yang mengejarnya itu sebagai orang atau tidak, yang jelas Win ingin menghindari sosok tersebut.

Kembali ke beberapa jam yang lalu, ia dan tiga temannya, JJ, Khaotung dan Pluem, iseng melakukan permainan memanggil arwah di salah satu gedung kosong tak berpenghuni dekat tempat tinggal sang teman.

Awalnya tak ada yang terjadi, sampai tiba-tiba Khaotung bertindak aneh dan menusuk leher JJ dengan sebuah penggaris besi yang ada di dekatnya.

Tak sampai di situ, ketika Win dan Pluem masih dalam keadaan sangat terkejut, Khaotung tiba-tiba menyerang Pluem dan menusuk mata Pluem dengan penggaris besi yang sama.

Win bukannya diam, ia berusaha mendorong Khaotung dengan sekuat tenaga, sialnya tubuh Khaotung benar-benar terasa berat saat itu. Seperti tembok yang tak akan bergerak sebagaimanapun Win mendorongnya.

Sadar bahwa ia membutuhkan bantuan orang lain, Win buru-buru menekan nomor untuk panggilan darurat. Sialnya lagi, Khaotung yang mengetahui hal itu langsung menampik tangan Win sampai benda persegi panjang tipis tersebut terbanting dan pecah.

Diperlakukan seperti itu, Win langsung berinisiatif berlari keluar gedung kosong tersebut untuk mencari bantuan.

Tidak, Khaotung tidak mengejarnya, melainkan tersenyum sembari melanjutkan penyiksaannya pada dua teman mereka.

Win menangis, menangis dalam ketakutan tanpa terdengar suara isakan.

Dia berlari menyapa beberapa orang dan meminta bantuan, tapi seperti tak melihat dan mendengar, orang-orang yang ditemuinya sama sekali tak menanggapi.

Win terus berusaha meminta bantuan sampai akhirnya ia melihat sosok Khaotung berjalan di belakangnya dengan penggaris yang sama menyeringai ke arahnya dan terus berjalan mendekati dirinya.

bed time stories; thai idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang