[177] temuan

394 138 1
                                    

"Lo lihat kan apa yang gua lihat?" tanya Boun pada Talay, yang langsung diangguki oleh Talay sendiri.

Keduanya yang tengah berkemah bersama teman-teman satu jurusannya yang lain dalam acara makrab, baru saja menemukan satu kantong hitam berisi tulang belulang yang mereka duga bukanlah tulang seekor hewan, melainkan tulang manusia.

Keduanya menelan saliva mereka. Lalu buru-buru menutup kembali kantong hitam yang tak sengaja mereka buka tersebut. Kemudian kembali menguburnya dengan tanah seperti semula.

Tak seperti di kebanyakan film-film horror dimana ketika sang pemeran utama menemukan sesuatu yang janggal atau menyeramkan lalu mereka menyelidikinya, Boun dan Talay lebih memilih menggunakan akal sehatnya dan memilih diam.

Kebanyakan nasib orang-orang di film tak berakhir baik ketika mereka mulai menggali sesuatu yang seharusnya tak mereka gali.

"Kalian ngapain?" tanya salah satu penanggung jawab tempat dimana mereka mengadakan acara kemah untuk malam keakraban.

Boun dan Talay menoleh, dengan cangkul kecil di tangan yang baru saja selesai menutupi lubang yang sebelumnya mereka gali.

"Mau nyari tanah, Pak," jawab Boun cepat. Ia berpura-pura hendak menggali tanah di depannya. "Buat games anak-anak nanti."

"Oh, jangan tanah yang di situ, Mas. Mending yang deket danau saja. Tanahnya lebih gampang digali dibanding tanah yang di sini," ucap sang penanggungjawab yang diketahui bernama Tha tersebut.

"Oh gitu, Pak," sahut Boun sekenanya. Ia berusaha untuk tak menunjukan wajah keterkejutannya karena temuan tulang tadi. "Ayo, Le, kita ke ambil tanah di sana aja!" ucap Boun yang langsung mengajak Talay pergi dari sana.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

"Hewan nggak sih, Le?" tanya Boun pada Talay sesampainya mereka di dekat danau. Boun menggali tanah sementara Talay memasukannya ke dalam karung yang ia bawa.

"Nggak mungkin anjing, tengkoraknya persis yang ada di lab kampus gitu. Itu mah tengkorak manusia, bukan hewan," ucap Talay dengan suara yang tak bisa dibilang pelan.

"Apa daerah ini bekas pemakaman ya, Le?"

"Mana ada, ini bumi perkemahan udah ada dari zaman penjajahan."

"T-terus-"

"Kita harus tutup mulut biar aman, Boun. Pokoknya selama Pak Tha mikir kita nggak tahu dan nggak sempet lihat isi kantong tadi, kita pasti aman. Intinya if we act like nothing happened then nothing will be happened."

Boun terdiam. Perkataan Talay ada benarnya. Tapi jauh di dalam lubuk hatinya, Boun, merasa itu tak benar.

Talay yang menyadari raut wajah penuh keraguan pada Boun kembali membuka mulutnya, "kalau kita nekat, justru bakal bahayain nggak cuma diri kita sendiri tapi temen-temen kita juga."

"Tapi kalau kita nggak lapor-"

"Nanti sepulang dari sini, baru deh kita laporin ke pihak berwajib. Gimana?" usul Talay kemudian.

"O-oke."

bed time stories; thai idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang