[196] opened

332 105 2
                                    

Gwang Wanpiya, masuk ke dalam rumah yang ia tinggali sendiri. Ia yang baru saja pulang kerja langsung meletakan kunci mobilnya di atas rak sepatu dekat pintu masuk sembari meletakan sepatunya. Wanpiya lalu masuk ke dalam kamarnya dan mengambil remot pendingin ruangan dengan gerakan kasar. Kemudian ia ambil remot televisi dan turut menyalakannya juga. Dengan volume suara yang cukup pelan namun bisa didengar, benda elektronik tipis berbentuk persegi panjang tersebut menayangkan acara komedi situasi khas malam hari.

Tak lama ponsel dalam tas tangannya berdering. Wanpiya baru saja ingin menggeser ikon berwarna hijau tatkala suara dering ponselnya terhenti.

"Ck!" Wanpiya berdecak. Ia paling tak suka dengan panggilan tak terjawab yang sengaja dilakukan oleh orang yang sekedar iseng seperti telepon barusan.

Wanpiya meletakan tas dan ponselnya di atas meja nakas samping tempat tidur. Ia berniat ingin masuk ke kamar mandi ketika bel dari arah pintu masuk rumahnya berbunyi.

Wanpiya berjalan ke luar kamar. Tak langsung membuka pintu tersebut, ia mencoba mengintip dari layar yang ada di samping pintu rumahnya. Tak ada siapapun di sana. Dua menit Wanpiya mencoba menunggu, tapi tak juga kunjung muncul pelaku yang memencet bel rumahnya.

Merasa jengkel, Wanpiya memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Tak peduli dengan kelakuan orang iseng yang menurutnya kurang kerjaan tersebut.

"Eh tapi kalau misal itu orang ternyata penguntit gimana?" tanya Wanpiya pada dirinya sendiri.

Merasa resah, Wanpiya kembali mengambil ponselnya. Nomor petugas keamanan ia pilih untuk dihubungi.

"Halo, selamat malam Pak. Saya penghuni dari unit 506 di lantai 5 yang baru aja naik ke atas Pak."

"..."

"Iya, saya ingin melaporkan perihal kejadian iseng yang baru aja terjadi di unit saya."

"..."

"Iya, Pak. Tolong dicek CCTVnya ya Pak. Dan kalau memang ada yang mencurigakan, saya minta tolong bapak untuk naik ke lantai 5 buat dicek di koridornya. Jujur, saya agak takut untuk keluar, Pak."

"..."

"Iya, Pak. Makasih ya Pak."

Sambungan lalu terputus, Wanpiya masuk ke kamar mandi dengan membawa ponselnya. Tubuhnya sudah terlalu lengket akibat bekerja seharian. Ia ingin segera membersihkan dirinya namun takut kalau petugas keamanan tadi menelponnya perihal laporannya barusan. Makanya ia bawa benda persegi panjang tipis itu ke dalam kamar mandi dan meletakannya di atas westafel.

Wanpiya mulai melepaskan satu persatu pakaiannya dan langsung masuk ke bilik tempatnya mandi. Kran air ia nyalakan untuk membasuh tubuhnya yang penuh dengan debu dan lengket keringat.

Tak perlu waktu lama baginya untuk membersihkan dirinya malam itu. Hanya 15 menit dan ia kini sudah menggunakan bathrobenya.

Wanpiya berjalan ke arah westafel. Ia ambil ponselnya, tak ada tanda-tanda panggilan masuk dari petugas keamanan tadi.

"Masih diperiksa kali ya?" ucap Wanpiya pada dirinya sendiri.

Wanpiya merubah posisinya. Ia yang tadinya berdiri menghadap cermin di westafel kini jadi membelakanginya. Sembari menyandarkan tubuhnya di westafel, Wanpiya mencoba memeriksa beberapa pesan masuk. Ada beberapa pesan yang berhubungan dengan perkerjaan, ada pula dari teman yang sekedar menanyakan kapan ada waktu untuk main.
 
 

 
 
 
TING NONG!
 
 
 
 

Wanpiya terkesiap. Ia terkejut dengan suara bel dari pintu rumahnya yang memang bisa terdengar sampai ke kamar mandi.

Buru-buru ia keluar dari kamar mandi. Hendak mengganti pakaiannya, baru keluar dari kamar untuk membukakan pintu.

Sialnya, baru saja ia membuka pintu lemarinya, telinganya menangkap decitan suara pintu depan yang terbuka. Membuat gerakan tangannya terhenti dengan tubuh yang menegang.

Tak ada yang bisa membuka pintu rumah Wanpiya selain dirinya, pun dengan keluarga atau teman Wanpiya.

Karena hanya Wanpiya yang tahu password pintu rumahnya sendiri.

bed time stories; thai idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang