"Yakin kita mau nginep di sini?" tanya Poy pada ketujuh temannya yang lain.
Mereka adalah Perth, Talay, Inn, Ryan, Cooper, Shane dan MD.
"Ya mau dimana lagi? Hujan deres banget, mau balik ke Vila masih jauh, gelap. Ngeri kali kalau maksain balik," ucap Talay.
Sebelumnya mereka berdelapan tengah melakukan penelusuran ke sungai sumber air terjun yang cukup jauh dari penginapan yang mereka tempati, yang hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Di tengah perjalanan pulang langit mendadak gelap dan hujan mulai turun dengan sangat deras. Awalnya mereka tetap melanjutkan perjalanan, tapi karena hujan yang turun semakin deras dan langit makin gelap, mereka memutuskan untuk berteduh di salah satu bangunan kosong tempat mereka berdiri saat ini.
"Tapi kan serem banget ini," timpal Poy lagi.
"Di luar lebih serem lagi. Lo nggak takut kesamber petir?" kali ini Shane yang berbicara.
"Udah, udah, daripada ribut mending kita mencar cari kamar buat tidur. Besok pagi baru kita balik ke Villa," usul Perth menengahi perdebatan teman-temannya.
Semuanya mengangguk setuju.
Mereka mulai berpencar untuk mencari ruangan yang cukup layak untuk dijadikan tempat tidur.
Perth mulai menaiki anak tangga menuju lantai dua, ia memperhatikan banyak foto yang berada di dinding.
Bangunan ini sudah pasti kosong, dilihat dari bagaimana usang dan terbengkalainya. Namun Perth bingung kenapa masih ada pigura berisi foto-foto tertera di sana.
Apa nggak dibawa pas mereka ngosongin tempat ini dulu? begitu batin Perth.
Tak mau terlalu ambil pusing, Perth mulai fokus mencari ruangan untuk tidur. Ia menemukan satu ruangan kosong yang berada di ujung lantai dua. Ia masuki ruangan yang sangat gelap tersebut dengan penerangan seadanya dari flashlight ponsel yang ia nyalakan.
"Weh, gua mau tidur di sini ah!" seru Talay menyerobot masuk ke ruangan yang hendak dimasuki Perth. Di sana terdapat ranjang tanpa kasur. Tak terlalu layak tapi apa boleh buat? Mereka tidak bisa pilih-pilih di saat-saat seperti ini.
Ranjang tersebut cukup besar. Cukup untuk ditempati oleh dua sampai tiga orang. Namun sepertinya teman Perth yang lain sudah menemukan ruangan lain untuk dijadikan tempat tidur.
Perth mulai berjalan ke arah ranjang tersebut. Ia buka kaosnya yang sudah basah kuyup kemudian disampirkan di salah satu meja yang ada.
Tidak, Perth tidak memutuskan untuk langsung tidur melainkan menunggu beberapa saat agar kaos tersebut agak kering.
Sementara Talay langsung duduk di atas ranjang tersebut dan menyandarkan punggungnya di bahu ranjang. Mencoba menyalakan ponsel yang berhasil ia lindungi dari air hujan.
Perth kembali mengamati sekelilingnya. Sama seperti ketika ia menaiki anak tangga. Di ruangan ini juga ia melihat banyak foto-foto di dinding. Tak terlalu jelas memang agak samar karena keadaan benar-benar gelap dan penerangan sekarang hanya berasal dari ponsel Perth dan Talay serta sinaran kilatan cahaya petir yang sesekali masuk melalui celah-celah ventilasi.
"Sial, bakal hujan sampe jam 2 pagi!" decak Talay yang baru saja memeriksa prakiraan cuaca di ponselnya.
Perth menoleh ke arah Talay.
"Kita tetep bakal pulang pagi kan?" tanya Talay yang diangguki oleh Perth sebagai bentuk jawaban.
"Hm," tambah Perth. Ia lupa kalau dalam keadaan gelap seperti ini Talay susah untuk melihat dirinya.
"Mau pulang jam 2 emang?" tanya Perth. "Pas ujan berhenti?"
"Ya nggak juga. Males banget pulang malem-malem begitu. Iya kalau kita sampe Vila. Kalau kesasar gara-gara gelap? Mending nunggu matahari dulu dah," kata Talay sembari meletakan ponselnya di samping kemudian melipat tangannya dan ia jadikan sandaran kepala.
Perth setuju. Lagipula jalan yang mereka lalui juga bisa jadi menjadi licin karena hujan. Salah salah mereka bisa tergelincir dan celaka.
"Gua tidur duluan ya, bang!"
"Yo."
👻👻👻
Perth mengerjapkan matanya perlahan. Sinar matahari yang sepertinya mulai naik, masuk menusuk matanya. Ia yang memang agak sensitif dengan cahaya tak bisa tetap tidur seperti Talay yang ada di sampingnya kini.
Perlahan ia bangun dari tidurnya, kemudian duduk di pinggiran ranjang. Diambilnya ponsel miliknya yang ia letakan di atas meja.
Jam menunjukan pukul 6 pagi.
Perth menoleh ke belakang. Talay masih pulas.
"Bentar lagi dah gua bangunin," ucap Perth sembari mencoba meregangkan tangannya.
Tidur di atas kayu benar-benar membuat tubuhnya jadi tak enak. Di tengah peregangannya Perth kembali mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan yang ia tempati sepanjang malam ini.
Hal yang tak bisa ia lihat semalam bisa terlihat jelas kini.
Dan hal yang bisa ia lihat semalam tak bisa ia lihat kini.
Ya, foto-foto yang secara samar ia lihat semalam hilang.
Detik itu juga Perth menyadari kalau sama sekali tak ada foto-foto yang lengkap dengan bingkainya di sana.
Yang ada hanya banyak sekali jendela.
Perth menyadari kalau yang ia lihat semalam bukanlah foto.
KAMU SEDANG MEMBACA
bed time stories; thai idols ✅
Fanfic[BOOK FIVE] "be careful, you may not be alone!" started: October, 25th 2018 end: March, 14th 2021