[53] been brought

2.2K 473 14
                                    

Baifern mengerucutkan bibirnya. Dia benar-benar lupa kalau harus memakai sepatu hitam untuk acara makrab jurusannya. Makanya setelah ditegur, Baifern langsung buru buru ke belakang barisan untuk mengganti sepatunya.

Ya, untuk acara makrab kali ini memang sudah diperintahkan untuk membawa dua pasang sepatu. Sepatu hitam dan putih.

Setelah selesai buru buru Baifern kembali ke dalam barisan.
 
 
 
"Inget ya untuk acara jelajah alam besok, baru kalian pakai sepatu putih. Ngerti?"

"Siap mengerti kak!"
   
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
"Kamu nggak dengerin baik-baik omongan kami kemarin?"

Baifern terus menundukan kepalanya.

Lagi-lagi ia dimarahi oleh panitia acara malam keakraban karena memakai sepatu yang salah untuk acara selanjutnya, Jelajah Alam.

Harusnya Baifern memakai sepatu putih, tapi sekarang sepatu yang terpasang di kedua kakinya justru berwarna hitam.

"Baifern bawa, bang. Tapi sepatunya hilang." Bela March yang merupakan teman sekelompok Baifern.

"Nggak usah banyak alesan. Kalau nggak bawa ya bilang nggak bawa."

"Tapi-"

"Kelompok 5 turun semua. Lima seri!"

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
"Sekali lagi sorry ya, gaes." Ucap Baifern pada sambungan voice call di group line bersama teman-teman sekelompoknya.

Saat ini Baifern sudah berada di rumah. Ia baru saja sampai dan tengah merebahkan tubuhnya di salah satu sofa di rumahnya.

Lelah dan jengkel jadi satu. Dua hari kemarin kelompoknya habis-habisan dimarahi oleh senior.

Belum lagi ia harus kehilangan sepatu putih satu satunya yang ia miliki. Dan dituduh tak membawa sepatu putih seperti yang diperintahkan panitia makrab.

Teman sekelompok Baifern yang tahu jelas bahwa Baifern membawa sepatu putih jelas membela Baifern meski sebagai akibatnya mereka juga jadi ikut diamuk oleh seniornya. Pun mereka tidak terlalu mempersalahkan bahwa karena Baifern mereka jadi dimarahi. Karena mereka tahu benar Baifern tidak salah.

Hanya saja Baifern tak enak hati, makanya ia terus terusan meminta maaf.

"Kenapa kak?" Tanya Ibunda Baifern ketika melihat anaknya memasang wajah lesu. Beliau juga mendengar ucapan maaf Baifern tadi.

"Kelompok aku dimarahin, Mah, karena sepatu putih aku tiba tiba hilang dan-"

"Sepatu putih?"

"Iya, sepatu yang aku beli bareng Mamah H-2 sebelum makrab." Ucap Baifern.

"Loh? Mama kira kamu nggak jadi make sepatunya?"

Kening Baifern mengerut.

"Maksudnya?"

"Coba deh lihat ke belakang, samping mesin cuci. Ada sepatu putih punya kamu itu."

bed time stories; thai idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang