[200] not an ordinary nightmare

542 114 19
                                    

"Adek kamu makin parah. Sekarang setiap malem mesti teriak karena mimpi buruk," ucap sang ibunda pada Win Pawin yang baru saja pulang ke rumahnya karena liburan semester sudah tiba.

Dan ya Pawin mempunyai adik perempuan yang masih berusia 5 tahun.

Beberapa waktu lalu ibunya sempat bercerita di telepon kalau sang adik mengalami gangguan tidur berupa teror di dalam mimpi yang akan menyebabkannya teriak dalam tidur lalu menangis.

Sang ibu sudah mengajak adiknya untuk tidur bersamanya, namun hasilnya tetap sama. Sang adik terus saja berteriak dan menangis secara tiba-tiba setiap malam.

Hingga membuat ayah dan ibunya jadi kurang tidur karena harus terjaga sampai pagi.

"Ya udah nanti ibu sama ayah tidur aja. Biar Pawin yang jagain adek. Mumpung Pawin lagi libur juga. Tidur pagi nggak masalah," ucap Pawin yang berencana untuk begadang.

Sang ibu menganggukkan kepalanya. Menyetujui usulan Sang anak pertama. Ia kemudian pergi ke dapur untuk memaksakan makan malam karena jam sudah menunjukkan pukul 4 sore.

Sementara Pawin kemudian naik ke lantai 2, menuju kamarnya. Sesampainya di lantai 2, ia sempat melirik Sang adik yang sedang asyik menonton acara kartun kesayangannya sembari sesekali tertawa. Ia tersenyum, lalu melanjutkan langkahnya menuju kamarnya sendiri.

"Beneran karena mimpi atau karena..."

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

👻👻👻
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

"Hoaaaaaaams..."
 
 

Entah sudah yang keberapa kalinya Pawin menguap. Padahal jam baru menunjukkan pukul 11 malam. Biasanya ia bisa tahan terjaga sampai jam 3 pagi karena harus berkutat dengan tugas kuliahnya. Tapi sekarang, ketika di rumah, ia malah sudah mengantuk bahkan sebelum tengah malam.

Pawin menepuk-nepuk pipinya. Ia kemudian beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi.

Hendak membasuh wajahnya dengan air supaya lebih segar.

"Masih aman," katanya ketika berjalan melewati kamar Sang adik. Lalu ia lanjutkan langkahnya menuju kamar mandi.

Pawin menyalakan kran air yang ada di westafel dengan kedua tangan yang terangkup guna menampung air yang mengalir.

Baru saja ia hendak menyiramkan air itu di wajahnya, teriakan kencang terdengar dari kamar Sang adik.

Buru-buru ia berlari keluar dari kamar mandi menuju kamar Sang adik. Terlihat adiknya yang kini sudah duduk di atas tempat tidur sembari menangis.

"Cup, cup. Abang di sini. Abang di sini," ucap Pawin sembari memeluk Sang adik dengan tangan terus mengusap punggung adik kecilnya tersebut.

"Cup, cup! Udah jangan nangis ya..."

"Hiks, hiks,"

"Adek mimpi buruk?" tanya Pawin sambil melepaskan pelukannya, ia mengusap air mata yang mengalir di pipi Sang adik dengan ibu jarinya.

"Hiks, hiks,"

Sang adik mulai mengangkat wajahnya untuk melihat Pawin yang tengah berbicara.

"Abang...hiks."

"Iya sayang, kenapa?"

"I-itu hiks yang di belakang abang hiks siapa?"

 
 
 
 
 

👻👻👻

 
 
 
 
 
 
   
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

bed time stories; thai idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang