[169] the case

414 133 4
                                    

"Lo tahu petugas baru yang kemaren dikasih kasus orang hilang dua puluh tahun lalu?" tanya Bright Vachirawit pada Fluke Pusit yang merupakan rekannya di bagian Badan Reserse Kriminal atau yang biasa disingkat menjadi Bareskrim.

"First Kanaphan?" tanya Fluke yang langsung diangguki oleh Bright.

"Ternyata dia sendiri adalah anak hilang dari yang dia cari sendiri."

"Hah? Kok bisa?"

"Gua nggak tahu jelasnya gimana, cuma ya dapet slentingan doang."

"Udah kayak The Five aja."

"The Five?" tanya Bright bingung.

"Series netflix, persis lah ceritanya kayak yang lo bilang tadi."

"Oh," sahut Bright sembari mengangguk-anggukan kepalanya. "Ngomong-ngomong, abis ini lo mau kemana?"

"RS paling."

"Ngambil hasil otopsi perempuan yang ditemuin meninggal itu?"

Fluke menganggukan kepalanya.

"Cuma kata Puim, hasilnya bakal mengecewakan."

"Mengecewakan gimana?"

"Tim gua sama sekali nggak nemuin tanda-tanda penerobosan kan, tapi besar dugaan kalau dia dibunuh. Karena menurut orang terakhir yang komunikasi sama dia, dia nggak dalam keadaan mau bunuh diri pas telfonan terakhir kali itu. Saksi juga ngomong kalau sebelum meninggal, korban sempat bilang kalau dia lihat ada orang di rumahnya. Tapi pas dicek rekaman semua CCTV di rumahnya, sama sekali nggak ada hal aneh apapun."

"Apa menurut lo itu bukan perbuatan manusia?" tanya Bright kemudian. "Makhluk astral misal?" sambung Bright lagi.

Membuat Fluke mengerutkan kening. Keduanya kebetulan merupakan seorang polisi yang seharusnya lebih percaya akal, logika, bukti dan apa yang bisa dilihat dengan mata.

"I know it's may sounds ridiculous," ucap Bright ketika melihat tatapan menghakimi yang Fluke lemparkan padanya. "But believe me, one of my friend was hurted because the strange spirit on her dream."

"Bright...."

"Awalnya gua juga skeptis kayak lo, Fluke! Pas dia cerita juga gua anggep dia cuma berhalusinasi karena saking stressnya. Tapi ternyata engga. Dia bahkan hampir kehilangan nyawanya karena mimpi."

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

👻👻👻

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Fluke Pusit, terdiam sesaat setelah masuk ke dalam mobil dan meletakan berkas hasil dari otopsi kasus yang tengah ia selidiki di samping kursi kemudi.

Menurut Puimek, dokter yang melakukan otopsi tersebut, tidak ditemukan tanda-tanda dilukai dari luar. Tak juga ditemukan riwayat penyakit yang bisa menyebabkan kematian dalam waktu dekat.

Sementara penyebab kematian yang Puim dapati adalah kurangnya suplai oksigen ke dalam tubuh korban.

"Apa ada kemungkinan korban disekap atau ditutup mulut dan hidungnya sampai mati?"

Fluke sempat bertanya seperti itu. Dan langsung diangguki oleh Puimek.

"Kalaupun benar ada, pelakunya benar-benar melakukannya dengan bersih karena satu-satunya yang ada di tubuh korban cuma apa yang ada di badan korban. Nggak ada DNA lain yang menempel di tubuh korban. Nggak ada juga, kain atau sesuatu yang bukan milik korban ada di tubuhnya."

Begitu jelas Puimek, yang membuat bisa diambil kesimpulan kasar bahwa korban mati mendadak atau bunuh diri dengan sengaja tidak bernapas. Meski kemungkinan terakhir terdengar sangat tidak masuk akal.

Masalahnya penuturan salah satu orang yang berkomunikasi dengan korban terakhir kali mengatakan hal lain.
 
 
 
"Apa mungkin yang dilihat dia itu bukan manusia, terus yang bunuh dia juga bukan manusia?" terka Fluke yang jadi kepikiran dengan perkataan Bright ketika sedang makan siang tadi.

Fluke berdecak.

"Bisa-bisanya gua terpengaruh sama omongan nggak logis Bright," ucap Fluke yang memutuskan menyalakan mobilnya dan kembali ke kantor polisi.

bed time stories; thai idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang