[192] the truth behind

376 123 1
                                    

"Kasihan ya, Mook?" ucap Meiko pada Kaimook sembari menyenggol pelan bahu Kaimook.

"Hah? Apa?" tanya Kaimook yang sedikit terkesiap.

"Iya, itu kasihan istrinya pasien yang baru masuk tadi terus meninggal, nangis sampe sebegitunya," ucap Meiko sembari mengarahkan ujung dagunya ke dua orang yang berdiri tak terlalu jauh dari tempat ia dan Kaimook berada. Kebetulan Kaimook tengah menemani Meiko yang harus melakukan check up rutin.

"Ah, iya," respon Kaimook sekenanya. Ia tengah sibuk memperhatikan ruh dari laki-laki yang dimaksud oleh Meiko, yang sedang berusaha menggapai tubuh sang istri dan berniat untuk memukuli wanita yang tengah menangis tersedu-sedu tersebut.

Di sampingnya ada sang anak yang berusaha menenangkan sang ibu supaya tak menangis, sambil sesekali berkata, "ibu harus seneng, sekarang nggak ada lagi yang bakal mukulin ibu."

Membuat Meiko yang berada di samping Kaimook terdiam karena baru saja mengetahui bahwa sang istri adalah korban kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh mendiang suaminya sendiri.

"Pantes aja..." gumam Kaimook super pelan, namun masih bisa didengar oleh Meiko.

"Pantes kenapa Mook?" tanya Meiko bingung.

"Ah, enggak. Ngomong-ngomong giliran lo dipanggil kok lama banget ya, Mei?"

"Nggak tahu nih, tumben lama. Biasanya juga cepet."
 
 

"Saudari Meiko?"
 
 

"Ah kan panjang umur, gue masuk dulu ya, Mook. Tungguin bentar."

"Oke."
 
 
 
Selepas Meiko pergi ke ruang pemeriksaan, Kaimook kembali memperhatikan sepasang ibu dan anak yang masih berada di tempat semula.

Terus memperhatikan serta mendengarkan ocehan dari mendiang suami wanita tersebut yang tentu saja tak bisa didengar oleh manusia biasa.

"Pinter juga aktingnya ibu itu," ucap Kaimook tanpa bisa didengar oleh siapapun.

Kaimook mendengar ocehan dari mendiang suami wanita tersebut yang mengatakan bahwa dirinya meninggal karena racun yang diberikan oleh sang istri padanya.

bed time stories; thai idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang