Porsche melepaskan earphonenya. Ia tengah mendengarkan sebuah lagu dari August Band ketika ia merasa ada yang memanggil namanya.
Bukan hanya sekali dua kali, tapi sering ia merasa seperti ini ketika sedang mendengarkan musik.
Dan menurut perkataan Third siang ini di kampus, itu adalah 'mereka' yang ingin kehadirannya disadari oleh kita.
Tak mau terlalu memikirkan. Porsche memilih meletakan buku yang tengah ia baca di atas meja nakas di samping tempat tidurnya. Lalu ia beranjak dari tempat tidur."Kok kayak bau api?" Tanya Porsche pada dirinya sendiri ketika ia keluar dari kamarnya.
Saat ini Porsche tengah berada di tepat pintu kamarnya. Ia memperhatikan ruang tengah yang sudah dalam keadaan gelap gulita.
"Kalau lo nyium bau api di sebuah ruangan atau tempat dan nggak ada penyebab atau sumbernya. Itu berarti ada banyak makhluk astral di ruangan itu."
Lagi-lagi perkataan Third melintas dalam benak Porsche. Ia tak mencium bau apapun ketika berada di kamarnya.Kalau memang ada sumber api yang menyala di ruang tengah, harusnya bau itu sampai ke kamarnya. Karena kamarnya memang berada tepat di depan ruang tengah.
"Udahlah bodo." Ucap Porsche sembari berjalan ke arah kamar mandi.
Dari awal niat Porsche memang ingin ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum ia pergi tidur nanti.
Well, itu sudah menjadi kebiasaannya sejak dini.
Sepi.
Wajar saja, ini sudah lewat tengah malam. Semua penghuni kosan sudah banyak yang tertidur.
Porsche berdiri di depan westafel. Matanya mengitari sekeliling kamar mandi. Dan pandangannya berhenti tepat di sudut dekat bak penampung air yang cukup besar.
Entah perasaannya saja atau memang benar ada. Porsche merasa ia tengah diamati.
"Kalau lo lagi mandi atau cuma sekadar lagi di kamar mandi dan lo ngerasa ada yang ngelihatin lo. Percaya deh, itu bukan sekedar imajinasi lo. Karena sesungguhnya emang kamar mandi tuh sarangnya setan sama iblis."
TUK
TUK
TUK
Porsche menengadahkan kepalanya ke atas ketika mendengar suara dari arah atap kamar mandi.
"Kalau lo denger suara orang jalan di atas atap, hati-hati, itu artinya 'dia' mau nyamperin lo."
Porsche menelan salivanya.Buru-buru ia mengambil sikat dan pasta gigi untuk membersihkan giginya.
"Tikus kayaknya." Ucapnya mencoba berprasangka baik.
Ucapan-ucapan Third terus terngiang di kepalanya. Membuat pikirannya saat ini beradu pendapat. Yang satu mencoba menyuruhnya berpikir secara logis, sementara yang satunya mencoba menyuruhnya untuk lebih percaya dan berhati hati akan perkataan Third.
Tak sampai lima belas menit. Ritual malam sebelum tidur yang harus dilakukan Porsche selesai. Ia bergegas menuju kamarnya.
Tak mau menimbulkan kebisingan, Porsche mencoba melangkah sepelan mungkin agar tak menimbulkan suara akibat gesekan lantai dengan sendal rumahnya.
Namun hal itu malah membuatnya seperti mendengar keributan di tengah kesunyian.
Porsche yang merasa ada sesuatu yang mengikutinya menghentikan langkahnya tepat sebelum ia membuka pintu kamarnya.
"Ketika lo jalan sendirian dan ngerasa diikutin dari belakang, percayalah itu mereka yang lagi lihatin lo. Manusia itu sebenarnya cukup peka, kita bisa ngerasain kehadiran mereka, terlebih ketika kita lagi diperhatiin sama mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
bed time stories; thai idols ✅
Fanfic[BOOK FIVE] "be careful, you may not be alone!" started: October, 25th 2018 end: March, 14th 2021