"Smile!" seru Namtan yang baru saja datang dengan Plustor dan langsung menghampiri Smile yang terduduk di salah satu kursi.
"Namtan!" seru Smile sembari beranjak dari duduknya. Ia lalu melirik ke arah Plustor yang tersenyum dan menganggukan kepala ke arahnya.
Plustor adalah salah satu teman satu kantor Namtan.
"Milk kenapa? Kok bisa tiba-tiba masuk rumah sakit?" tanya Namtan dengan raut wajah super panik.
"Dia kebangun dengan banyak luka sayatan di badannya, Tan."
"Kok bisa?" tanya Namtan sembari mengajak Smile untuk kembali duduk. Sementara Plustor terus berdiri di depan mereka.
"Gue nggak ngerti, tadi pagi pas gue lagi di kamar mandi, tiba-tiba gue denger Milk teriak. Gue langsung keluar kamar mandi terus ke kamarnya. Dan kayak yang gue bilang tadi, banyak luka sayatan kecil di tangan sama badannya. Bahkan di deket dadanya ada silet yang masih nancep di sana, Tan."
Milk dan Smile memang tinggal di satu unit apartement yang sama, hanya saja mereka berbeda kamar.
"Ya Tuhan....." Namtan menutup mulutnya dengan tangan kanannya.
"Udah lapor polisi?"
Smile menganggukan kepalanya. "Tapi menurut polisi, nggak ada tanda-tanda orang nerobos masuk ke kamar Milk. Terus nggak ada tanda-tanda dia dilukain orang juga."
"Lah terus luka di badannya itu?"
"Kata mereka itu luka yang dibuat sendiri."
Namtan dan Plustor saling berpandangan tak percaya, kemudian Namtan menoleh lagi ke arah Smile.
"Nggak mungkin Milk ngelakuin itu, dia kan model. Milk tahu kalau badannya itu salah satu aset buat kerjaan dia. Jadi nggak mungkin dia ngelakuin selfharm kayak gitu?"
Smile menganggukan kepalanya cepat.
"Milk aja histeris pas dia nemuin badannya penuh luka kayak gitu, Tan. Tadi polisi sempet nanyain dia kan, dan dia bilang kalau sebelum tidur itu badannya masih dalam keadaan baik-baik aja. Dan dia sama sekali nggak nyimpen silet di kamarnya. Makanya dia kaget dan histeris waktu bangun-bangun badannya penuh luka, bahkan siletnya masih ada di deket dadanya itu."
"Terus lo gimana? Bukannya kalian cuma tinggal berdua? Lo dicurigain sebagai tersangka dong?"
Smile menganggukan kepalanya.
"Tapi rekaman CCTV di ruang tamu ngebuktiin kalau gue sama sekali nggak keluar kamar setelah masuk kamar jam 9nan malem. Sedangkan Milk baru balik ke rumah aja sekitar jam 11 malem."
"Terus sekarang Milk gimana keadaannya?"
"Dia baru aja mulai tidur lagi. Rencananya nanti dia mau diperiksa sama dokter lagi buat dilihat kondisi kejiwaannya. Karena dugaan terkuatnya, dia coba ngelukain diri sendiri."
Namtan menghela napas panjang. Terbayang rasa sakit dan takut yang Milk alami saat ini.
"By the way, Tan, lo inget nggak cerita Milk di group chat kemarin lusa?" tanya Smile kemudian.
"Cerita? Cerita yang soal mimpi?"
Smile menganggukan kepalanya.
"Mimpi apa?" tanya Plustor menimpali.
"Itu loh, Tor, yang Milk cerita kalau dia terus mimpiin hal yang sama, mimpi dikejar orang yang mau ngelukain dia. Dan setiap hari tuh mimpinya kayak berlanjut gitu. Gara-gara mimpi itu, dia jadi susah tidur."
"Oh," Plustor mengangguk-anggukan kepalanya. "Terus hubungannya dimana?" tanya Plustor kemudian.
Namtan menoleh ke arah Smile, tak bicara tapi sama-sama tahu apa yang ada di pikiran masing-masing.
Namtan lalu menoleh ke arah Plustor lagi.
"Setiap luka yang dia dapet di mimpi itu, dia dapetin juga di badannya setelah dia bangun tidur."
KAMU SEDANG MEMBACA
bed time stories; thai idols ✅
Fiksi Penggemar[BOOK FIVE] "be careful, you may not be alone!" started: October, 25th 2018 end: March, 14th 2021