[3] restoran

6.9K 1.1K 58
                                    

"Mau makan dulu nggak?" Tawar ayah Tor kepada Tor dan ibunya.

"Boleh, Pa. Kebetulan laper banget ini." Sahut Tor yang duduk di kemudi belakang.

Tor dan kedua orangtuanya baru saja mengunjungi rumah tante mereka yang berada di daerah Cihanjuang. Mereka selesai berkunjung setelah maghrib dan tidak sempat untuk makan malam di sana karena mengejar waktu pulang.

Tak butuh waktu lama, ayah Tor langsung memutar kemudi setirnya memasuki sebuah restoran yang berada di daerah Cimahi.

Mereka memilih untuk makan di sebuah restoran terkenal yang cukup besar. Well, meski bukan restoran pusatnya, nama dari restorannya cukup menarik minat ayah Tor untuk makan di sana.

Tor baru saja menginjakan kakinya ketika merasakan aura yang sangat berbeda.

Tempatnya sepi. Tidak ada pengunjung lain selain pegawai restoran tersebut dan keluarga Tor. Padahal ini baru jam setengah tujuh malam dan setahu Tor, cabang restoran ini di daerah lain selalu ramai.

Tor mencium bau apek yang menguar ketika mereka makin masuk ke dalam. Bukan hanya itu, pelayan dan kasir restoran ini juga cukup pendiam dan tak seramah pelayan di restoran lain. Aura gelap menyelimuti wajah mereka semua.

Tor dan ayahnya saling bertatapan. Keduanya sama sama merasakan keanehan. Namun keduanya memilih diam.

Tak ingin berburuk sangka, Tor dan ayahnya tetap memesan dan memakan makanan mereka sampai habis.

"Pa, Mah, Tor ke toilet sebentar ya?" Izin Tor yang langsung beranjak dari tempat duduknya menuju toilet.

Tor tak langsung membuang hajatnya ketika memasuki toilet. Iya memperhatikan toilet yang mempunyai atap yang sangat tinggi tersebut.

Bersih memang.

Namun, ketika Tor mendangakan kepalanya ke atas, ia melihat samar-samar ada kepala yang mencuat dengan rambut panjang yang terjuntai.

Badan Tor langsung keringat dingin, kedua lututnya terasa lemas. Meski tak sampai melihat wajah makhluk tersebut, Tor tetap saja takut.

Tor membatalkan niatnya untuk menggunakan toilet dan memilih keluar.

Tepat ketika keluar dari toilet, ayah Tor dengan tergesa masuk ke dalam toilet. Tor ingin mencegah ayahnya masuk tapi badannya masih terlalu lemas akibat melihat makhluk di atas tadi sampai mulutnya tak bisa berbicara.

Belum ada semenit, ayah Tor keluar dari dalam toilet.

"Nggak jadi pake toiletnya Papa. Udah pulang yuk, nak." Ucap ayah Tor pada Tor.




















"Pah, tadi Tor lihat 'itu' di toilet," ucap Tor pada sang ayah ketika mereka sudah dalam perjalanan pulang.

Kening Ibunda Tor mengerut. Tak mengerti maksud dari perkataan anaknya.

"Lah kamu lihat juga? Papa juga lihat, makanya tadi papa nggak jadi pake toiletnya dan langsung keluar."







Dua minggu setelahnya, Tor kembali melewati jalan yang sama seperti sebelumnya. Melewati resto tempat ia dan kedua orangtuanya makan.

Namun ternyata restoran tersebut sudah ditutup. Pagarnya digembok rantai.

Gelap. Dan entah mengapa, meski jalanan tergolong sangat ramai, melewati restoran tersebut membuat bulu kuduk Tor meremang. Rasanya sepi. Menyeramkan. Hingga rasanya sulit dijelaskan.

bed time stories; thai idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang