[175] lari pagi

401 138 7
                                    

Fluke Natouch Siripongthon, meregangkan lehernya setelah sebelumnya memposisikan dirinya untuk duduk di pinggiran kasur. Ia melihat jam digital di samping meja nakas tempat tidur yang menunjukan angka empat lewat lima puluh.

Fluke yang memang berniat untuk lari pagi memutuskan untuk langsung berjalan ke kamar mandi, ia mencuci mukanya dan langsung mengganti pakaian tidurnya dengan pakaian training untuk olahraga.

Tak terlalu jauh, Fluke berniat hanya akan berlari di sekitaran rumahnya. Karena peran yang diberikannya untuk drama selanjutnya, ia diharuskan untuk rajin berolahraga. Tak hanya lari pagi seperti ini, Fluke juga biasanya akan pergi ke gym tiga kali seminggu.

Sebagai orang aktor profesional hal seperti ini sudah biasa Fluke lakukan untuk totalitasnya dalam memerankan suatu karakter.
 
 

"Hhhhhh, masih seger banget udaranya!" ucap Fluke setelah keluar dari rumah.
 
 

Fluke memang sengaja lari pagi di jam sepagi ini dimana langit masih terlalu gelap untuk disebut pagi hari.

Setelah melakukan pemanasan, Fluke mulai berlari dengan kecepatan sedang namun konsisten. Ia berlari mengelilingi area komplek rumahnya.
 
  

"Mari, Mas!"

"Eh? Mari!" balas Fluke kepada seseorang yang baru saja menyapanya.
 
 

Sebenarnya Fluke tak terlalu mengenal orang yang kini sudah mendahuluinya tersebut. Well, Fluke memang bukan tipe orang yang biasa keluar dan bergaul dengan tetangga sekitaran rumahnya. Ia hanya ke luar untuk urusan pekerjaannya. Pun dia juga jarang berada di rumah.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

"Mari, Mas!"
 
 

Fluke menoleh. Ia membalas sapaan tersebut dengan sebuah senyuman dan anggukan. Otaknya terlalu lambat untuk memproses bagaimana dirinya belum menyelesaikan satu putaran sama sekali sementara orang yang menyapanya tadi sudah dua kali melewatinya.

Fluke bisa saja mengikuti orang tersebut untuk mempercepat laju larinya. Namun ia tak ingin dirinya cepat lelah dan kehabisan napas. Ia hanya berniat lari-lari kecil untuk menambah kebugaran dan daya tahan tubuhnya.
 
 
 
 
 

"Ayo, Mas semangat!"

"Iya, Mas!"
 
 

Satu putaran lainnya. Dan orang yang sama.

 
 
   
 
 
 
 

"Ayo mas tambah kecepatan larinya mas!"

"Eh-"
 
 

Satu lagi putaran lainnya. Masih dengan orang yang sama. Sementara Fluke baru setengah jalan mengelilingi komplek perumahannya.

Awalnya biasa, tapi lama-lama Fluke merasakan sebuah keanehan. Terlebih ketika rentang waktu ia berpapasan dengan orang yang sama semakin cepat.

Jujur, hal itu membuat Fluke curiga dan waspada. Takut kalau ternyata orang tadi adalah stalker atau mungkin orang jahat.

Langkah Fluke semakin melambat hingga kecepatannya berada dalam posisi berjalan dan bukan berlari lagi.
 
 

"Kok jalan, Mas?"
 
 

Fluke menoleh untuk kesekian kalinya. Orang yang sama. Orang itu masih terus berlari dengan kecepatan yang sama seperti sebelumnya.

Fluke tak menjawab pertanyaan tersebut, langkahnya malah terhenti lalu menoleh ke belakang. Hanya ada jalan lurus kosong yang tak berpenghuni.

Sedetik kemudian Fluke menoleh lagi ke depan. Berniat melihat orang yang tengah berlari dan terus-terusan mendahuluinya sedari tadi.

 
 
"Kok berhenti, Mas?"
 
 
DEG!
 
 
Fluke menoleh. Orang yang sama lagi. Menyapa dengan keadaan yang sama dan senyum yang sama.

Fluke merasa bulu kuduknya meremang. Dengan cepat ia berlari ke arah rumahnya.

Memutuskan untuk pulang dan membatalkan acara lari paginya hari itu.
 
 
 
'Hosh! Hosh! Hosh!'
 
 
 
Fluke langsung masuk ke kamar mandi dan mencuci wajahnya dengan keadaan napasnya yang terengah karena berlari dengan kecepatan tinggi barusan.

Ia kemudian menatap pantulan wajahnya yang ada di cermin. Lalu memukul-mukulkan wajahnya untuk mengembalikan kesadarannya.

"Gua harus nelpon Bang Kao!" katanya yang kemudian berjalan ke arah kamar, lalu mengambil ponselnya yang ada di atas meja nakas.

Kao adalah nama dari manajernya.

Ia bergegas mencari nomor kontak Kao ketika tak sengaja matanya melirik ke arah sudut kiri atas ponselnya.

Matanya membulat. Pergerakan tangannya terhenti. Secara perlahan Fluke mencoba melirik jam digital yang ada di meja nakas di depannya.

Sama seperti ponselnya. Jam digital tersebut juga menunjukkan angka yang sama.

Yaitu pukul 01.19 AM.
 
 
 
"K-kok???"

bed time stories; thai idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang