"Berani sendiri?" tanya Love pada Nene. Nene menganggukan kepala sebagai jawaban.
Hari ini kelasnya mendapat jadwal pelajaran olahraga dimana materinya adalah soal Badminton dan mereka diharuskan membawa raket masing-masing.
Namun karena tidak mempunyai raket di rumah, Nene diizinkan memakai raket milik sekolah yang disimpan di gudang peralatan.
Gudang tersebut terletak di sudut ruangan aula besar yang terkadang dijadikan sebagai lapangan indoor ataupun tempat pertemuan untuk orang tua dan guru.
"Yakin?" tanya Love sekali lagi.
Nene tersenyum kemudian menganggukan kepala sekali lagi. Ia tahu kenapa Love khawatir. Kabarnya ada penghuni yang tak dapat dilihat mata di gudang tersebut. Sudah banyak desas desus yang beredar, banyak juga yang mengatakan mereka pernah melihatnya. Tapi Nene agak skeptis tentang hal itu. Karena ia tak percaya dengan hantu dan sejenisnya, selain itu 2 tahun bersekolah di sini, ia sama sekali tak pernah melihat penampakan penghuni yang dimaksud.
"Masih siang ini," ucap Nene kemudian sembari menepuk bahu Love. Berusaha meyakinkan Love bahwa tak akan ada hal aneh yang terjadi padanya, terlebih di siang hari seperti ini.
Nene menutup lokernya setelah selesai berganti seragam dengan pakaian olahraga.
"Tungguin gue di lapangan, oke?"
"Oke," kata Love mengiyakan.
Nene tersenyum, mengingat kekhawatiran Love yang menurutnya berlebih karena ketakutan yang ia yakini sendiri. Baginya setiap makhluk hidup yang mati akan pergi ke dunia yang berbeda dan tak akan menganggu manusia. Hal itu yang membuatnya yakin bahwa tak ada yang namanya hantu, apalagi hantu dari orang yang sudah mati.Tak mau berlama-lama, Nene mempercepat langkahnya tapi tetap berjalan dan tak berlari. Ada larangan berlari di koridor sekolahnya. Kalau tertangkap bagian Kesiswaan, Nene bisa mendapatkan poin pelanggaran.
Sesampainya di dalam aula di mana gudang tersebut berada, Nene langsung berlari. Tak ada siapa-siapa di sana. Ia memasukan kunci yang sebelumnya sudah ia pinjam dari guru piket.
"Nah ketemu!" serunya ketika melihat beberapa raket di atas rak yang berada dekat jendela gudang tersebut.
Nene berusaha mengambil benda tersebut dengan berjingkat. Tubuhnya yang tak terlalu tinggi membuatnya agak sulit meraih raket yang ingin dia ambil.
"Eh?"
Nene menoleh ke belakang ketika ia melihat sebuah tangan membantunya mengambil raket tersebut. Ia agak terkejut mendapatkan seorang siswa laki-laki yang lebih tinggi darinya itu.
Saking tingginya, bahkan wajah Nene sejajar dengan dada siswa tersebut.
Prem, ucap Nene dalam hati ketika melihat nametag yang tertulis di seragam siswa tersebut.
"Makasih, P-rem."
Siswa laki-laki yang bernama Prem tersebut hanya tersebut dan menganggukan kepala.
"Mau ambil raket juga?" tanya Nene yang hanya dibalas dengan sebuah gelengan.
"Terus lo-"
"Nene udah belom ngambil raketnya?"
Nene menoleh ke arah pintu gudang, ia melihat sosok Love di ambang sana kemudian mengangkat tinggi-tinggi raket di tangannya.
"Ya udah ayo ke lapangan, udah ditungguin guru!"
"Oke bentar, Prem ada barang yang masih mau lo ambil atau gimana?" tanya Nene pada Prem.
Prem menggelengkan kepalanya.
Nene agak bingung, namun ia tak melanjutkan bertanya dan memilih mengajak Prem untuk keluar karena ia mau mengunci gudang tersebut.
"Duluan ya, Prem," pamit Nene setelahnya dan langsung menghampiri Love yang berdiri agak jauh di depannya.
Prem mengangguk.
Nene dan Prem berjalan ke arah yang berlawanan.
"Siapa Ne?" tanya Love begitu Nene berdiri di sampingnya.
"Tadi?" Love menganggukan kepalanya. "Prem."
"Prem?"
"Iya."
"Kelihatan?"
"Maksudnya?"
"Iya, kelihatan? Soalnya gue nggak ngelihat siapa-siapa."
"Apaan sih!" seru Nene sembari memukul pelan bahu Love dengan raket di tangannya. "By the way, kok lo nyusul sih? Kan udah gue bilang gue bisa ambil sendiri, eh bentar tali sepatu gue copot," sambung Nene dan langsung menjongkokan dirinya.
"NENE!!!"
Nene mengangkat kepalanya. Ia memicingkan mata untuk melihat seseorang yang berjarak sekitar 20 meter di depannya. Matanya kontan melebar tatkala berhasil melihat sosok tersebut dengan jelas.
"Love?"
Nene langsung menoleh ke samping.
Love yang seharusnya berdiri di sampingnya sudah tak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
bed time stories; thai idols ✅
Fanfic[BOOK FIVE] "be careful, you may not be alone!" started: October, 25th 2018 end: March, 14th 2021