[116] uji

767 192 6
                                    

"Lo ngapain anjing!" seru Talay pada Cooper yang tengah menyenandungkan sebuah lagu yang jelas-jelas dilarang dinyanyikan di depan pohon besar berumur ratusan tahun di hadapan mereka berdua.

Cooper tersenyum sembari menoleh ke arah Talay dan terus bernyanyi.

Menurut mitos yang beredar, bila lagu (yang sedang dinyanyikan oleh Cooper) dinyanyikan di depan pohon tersebut, mereka akan melihat banyak penampakan sosok mayat tergantung di atas pohon tersebut.

Talay berdecak. Ia rasanya ingin memukul Cooper saat itu juga. Tapi ia tahu bahwa hal itu percuma. Sebagai seorang yang skeptis akan hal mistis, Cooper seringkali malah menantang apapun yang dilarang untuk dilakukan.

"See? Nggak ada apa-apa kan?" ucap Cooper setelah selesai bernyanyi. Ia memandang Talay dengan senyuman remeh, "Kalaupun ada apa-apa, mereka nggak bakal bisa nyelakain ki-" perkataan Cooper terhenti ketika ia melihat ke arah pohon yang ada di hadapannya.

"Kenapa lo?" tanya Talay dengan pandangan bingung karena Cooper tiba-tiba diam. "Jangan diem aja dong lo anjing!" seru Talay lagi ketika Cooper tak langsung menjawab pertanyaannya.

Cooper menoleh ke arah Talay. Ia menelan salivanya, tangan kanannya terangkat dimana ibu jarinya menunjuk ke arah pohon di depannya.

"Lo nggak lihat?"

Berbeda dengan sebelumnya. Bisa Talay pastikan kalau wajah Cooper sekarang bukanlah raut wajah yang biasa ia tunjukan ketika ia bercanda. Melainkan raut wajah terkejut dan sedikit ketakutan.

"Ah bangsat!" celetuk Talay yang langsung mengambil langkah seribu meninggalkan Cooper. "Lari bego! Jangan diem aja lo disitu!!"

bed time stories; thai idols ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang