Jika pasangan kekasih berjalan-jalan di malam minggu seperti ini, lain hal dengan Mia yang justru sibuk dengan cucian. Baju Miku, Jungkook dan miliknya, menggunung di dua keranjang. Harusnya itu jadi tugas si tampan Jeon, tapi karena kesibukan yang memadat seiring perilisan lagu baru, jadilah terbengkalai. Bahkan malam ini, laki-laki dengan piercing di alis itu terlambat pulang tanpa memberi kabar lebih dahulu seperti sebelum-sebelumnya.
Namun, bel depan berbunyi saat Mia baru saja ingin memasukkan sabun. Sempat kening si cantik Jeon berkerut, bingung siapa yang datang malam-malam begini. Jungkook? Tentu saja bukan. Laki-laki itu hampir sama seperti maling, selalu masuk tanpa membunyikan bel.
Bel berbunyi sekali lagi, membuat Mia segera melangkahkan kaki telanjangnya menuju ke bagian depan rumah. Semoga saja bukan orang iseng seperti yang tetangga-tetangganya bicarakan beberapa hari belakangan.
"Annyeong haseyo."
Seorang lelaki, sepertinya sedikit lebih tua dari Mia, berpostur tinggi dengan wajah khas orang barat, tegas dan menawan dengan mata cokelat, berdiri sambil tersenyum ketika Mia baru membuka pintu.
"Oh, annyeong haseyo." Mia menunduk sopan, juga sedikit kurang nyaman dengan pakaiannya yang kependekan. Kemeja Jungkook yang... ya begitulah. "Ada yang bisa kubantu?" lanjutnya ingin tahu.
"Hai... my name is Zale. Kami baru pindah kemarin and... my grandma told me to give this to our neighbor." Terbata-bata, dia berusaha berbahasa Korea, walau akhirnya kembali menggunakan bahasa Inggris dengan lancar sambil menunjuk rumahnya yang berada di seberang.
Pandangan Mia tertuju ke bingkisan yang diulurkan Zale. Isatteok atau kue beras dengan campuran kacang merah sepertinya, kue yang biasa diberikan ke tetangga-tetangga apabila baru pindahan.
Seraya tersenyum, Mia pun menyambut bingkisan tersebut, baru kembali memandang ke Zale. "Thank you so much. Hope you all enjoy staying here," katanya tulus.
Zale balas melengkungkan senyum. Tampan sekali.
"Everything is fine?" Mia bertanya saat laki-laki itu tak segera pergi.
"Ah... itu... boleh aku mengetahui namamu? My grandma said, aku harus mengenal para tetangga."
"Sure! My name is Mia."
Lagi, senyum yang menambah kadar ketampanan itu muncul. "Nice to meet you, Mia."
"Nice to meet you too."
"Oke... I think I should go back now."
Mia hanya tersenyum, kemudian kembali mengucap terima kasih sambil sedikit mengangkat bingkisan yang ia terima. Zale membalas dengan anggukan dan senyum simpul sebelum akhirnya berbalik untuk pergi.
Namun, ketika Mia bersiap hendak menutup pintu, laki-laki itu malah berhenti dan tiba-tiba berbalik kembali menghampiri Mia yang mengerjap bingung.
"What happen?"
Tak disangka, tangan laki-laki itu langsung terulur menyentuh rambut sang hawa dan menarik sesuatu dari sana.
"Sorry, tapi... aku merasa sedikit terganggu jika membiarkannya." Zale bicara, sambil menunjukkan beberapa helai benang wol yang diambil dari rambut Mia. "Sorry if I startled you," sesalnya.
"Aa... it's okay. Thank you."
Laki-laki itu tersenyum, lalu kembali berpamitan ke Mia yang memberi anggukan simpul sebelum menutup pintu.
Hmm, pasti Zale tidak tahu bahwa Mia sudah bersuami, 'kan?
%--%
Setengah jam berlalu. Mia memainkan game offline di ponsel sambil menunggu cuciannya selesai. Oh iya, Miku sedang liburan bersama kakek neneknya ke Busan dan baru pulang besok. Tadi, sebelum Zale datang, mereka sudah melakukan video call dan Miku mengatakan dia akan tidur sebentar lagi. Anak yang sangat pintar memang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jungkook x Mia]
FanfictionWork kedua dari series [Jungkook x Mia]. Enjoy read my fanfiction~ ❤