Halte yang berada di tengah kota metropolitan Seoul kembali sepi saat orang-orang yang semula menunggu sudah naik ke bus, menyisakan Mia yang melamun memandangi jalanan ramai. Ponselnya berkedip, lalu mati. Bagus, baterainya habis. Kesempatan terakhir untuk memesan taksi online hilang sudah.
Menit demi menit berlalu menunggu taksi kosong, ia pun akhirnya menyerah, menerima nasib bahwa malam ini harus berjalan kaki sampai ke rumah. Salahnya juga terlambat pulang dari rumah Shin Ya, jadi bus terakhir sudah pergi lima menit sebelum ia datang.
Namun, baru saja berdiri dan merapikan tas bahunya agar semakin nyaman digunakan, sebuah motor sport berwarna hitam metalik tiba-tiba menepi.
"Hai."
Itu bukan Jungkook, melainkan Zale, tetangga baru di seberang rumah mereka. Saat ini, dia terlihat berbeda dari hari-hari biasa mereka bertemu. Jika biasanya Zale hanya menggunakan t-shirt dan celana pendek, sekarang dengan jaket kulit dan helm yang pasti tidak murah, benar-benar mengubahnya jadi semakin mempesona.
"Need a ride, Lady?" tawarnya sopan.
"Ah... terima kasih. Tapi aku menunggu temanku," bohong Mia sambil tersenyum kaku. Bagaimanapun juga, tidak akan nyaman rasanya pulang dengan lelaki lain di saat sudah bersuami.
Alih-alih percaya, Zale malah menyodorkan sebuah helm ke Mia yang mengerjap bingung. "Naiklah. Nanti akan kujelaskan ke suamimu." Patah-patah ia berkata dalam bahasa Korea.
"Itu...."
"Malam semakin larut." Zale mengingatkan, membuat Mia akhirnya menarik napas panjang dan menurut untuk ikut pulang. Tetapi, tak disangka dia malah sedikit kebingungan ketika akan memasang tali helm yang bermodel double D ring. Talinya membingungkan harus dimasukkan ke mana dan bagaimana.
"Oh, let me help you." Zale sigap membantu. Sebentar saja, tali pengaman helm sudah terpasang dengan baik di dagu sang hawa.
"Terima kasih."
"Mm, jangan lupa pegangan." Laki-laki berwajah non-asia tersebut menoleh ke belakang, memastikan wanita yang baru naik duduk dengan baik di belakang. Tetapi, Mia justru terlihat ragu dan berakhir dengan hanya memegang bahu si tampan.
"I-i'm sorry, aku tidak biasa berpegangan saat naik motor." Mia menjelaskan tanpa diminta saat ia merasa laki-laki di depannya tidak merasa nyaman.
"It's okay. Aku akan hati-hati."
"Oke, thank you." Mia berkata lirih ketika Zale mulai menjalankan motor meninggalkan halte.
Di sepanjang perjalanan, beberapa kali Zale mencoba mengajak Mia bicara untuk membunuh bosan. Tetapi, wanita yang hanya menjawab sekenanya itu membuat Zale akhirnya memilih bungkam hingga mereka sampai di depan rumah mungil bercat putih.
"Terima kasih." Si cantik berkata sesaat setelah ia turun dari motor yang cukup tinggi. Namun, ketika ingin mengembalikan helm yang dikenakan ke Zale, ia kembali kesulitan melepas sangkutan di bagian dagu.
Zale tersenyum. Kemudian lagi, dia membantu Mia melepas helm. "Sudah beres," katanya setelah benda pelindung kepala itu lepas.
"Terima kasih banyak." Mia mengangguk, sopan, sambil sedikit tersenyum sebagai bentuk keramahan.
"Mm, sama-sama. Masuklah duluan, baru aku pergi."
"Oke... bye...."
Situasi ini sebenarnya canggung, mengingat Mia hampir tidak pernah diantar laki-laki lain kecuali Suga atau Jimin. Tetapi, wanita berkemeja abu-abu itu coba mengabaikan dan bergegas masuk ke dalam rumah. Benar saja, tak lama kemudian baru suara motor terdengar lagi, tanda Zale sudah pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jungkook x Mia]
FanfictionWork kedua dari series [Jungkook x Mia]. Enjoy read my fanfiction~ ❤