Don't Hate Me #2

3.9K 399 49
                                    

Jungkook bangun ketika RM menggoyang bahunya dan mengatakan bahwa mereka sudah sampai ke Jepang. Dengan mata sipit, pria Jeon itu bangkit dan membawa sendiri tasnya. Dia tak bersemangat sedikit pun, tapi tetap menebar senyum ke seluruh ARMY yang datang menyambut. Pikiran tentang Mia masih memenuhi setiap senti otaknya.

Apa yang sedang dilakukan Mia tanpa dirinya?

Embusan napas terdengar jelas ketika Jungkook menghempaskan punggung ke sandaran kursi mobil. Jimin, Jin dan J-Hope yang kebetulan satu mobil dengan sang maknae saling pandang, tapi kemudian bertingkah seolah sibuk dengan urusan masing-masing. Jungkook? Dia hanya melamun sambil memandang ke luar jendela.

Merasa bosan, pria bermata bulat itu mengeluarkan ponsel yang sejak tadi dimatikan. Dia tidak terlalu bersemangat, niatnya hanya ingin mengecek. Namun, keningnya berkerut ketika menyadari ada satu pesan penting yang masuk.

-I miss you-

Dari Mia. Istrinya.

Dadanya berdebar. Ada perasaan aneh yang mulai menjalari tubuh. Kesal, sedih, marah, terharu, juga senang bercampur menjadi satu. Sesegera mungkin ia mengetik pesan balasan.

-I miss you too-

-Aku baru sampai ke Jepang-

-Kau baik-baik saja?-

Tiga pesan dikirim sekaligus. Diembusnya napas lega. Setidaknya sudah ada harapan kecil untuknya berbaikan dengan Mia dan keluar dari zona menyebalkan ini. Jujur, dia sudah terlalu lelah dengan semua yang terjadi.

Pemberitahuan pesan masuk berbunyi. Tak sabaran Jungkook membukanya.

-Maaf-

Hanya satu kata itu. Tidak lebih, tidak pula kurang. Jungkook tertegun diam. Dia menunggu lanjutan kata tersebut, namun hingga dua menit berlalu pun, semua tetap nihil. Tidak ada tanda-tanda Mia akan melanjutkan. Menyisakan tanda tanya di pikiran Jungkook.

-Maaf untuk apa?-

Itu balasan dari Jungkook.

-Untuk semuanya-

Jungkook semakin tidak mengerti ketika membaca balasan dari Mia. Namun, ketika ia hendak membalas pesan, mobil berhenti dan manajer mengatakan mereka telah sampai. Menghela napas, pria Jeon itu pun mengikuti langkah ketiga Hyung-nya dan juga manajer untuk memasuki hotel yang jadi tempat tinggal sementaranya selama di Jepang.

"Hyung, aku ke sana dulu," izin Jungkook pada J-Hope ketika baru memasuki kamar. Lalu, tanpa menunggu persetujuan, dia sudah melangkahkan kaki ke balkon.

Cuaca di Jepang sedang cerah. Berbanding terbalik dengan keadaan hatinya yang mendung.

Setelah menarik napas dalam-dalam, jarinya lincah menekan nomor yang sudah dihapalnya di luar kepala. Menurut Jungkook, dia tak bisa membicarakan hal sepenting ini melalui pesan teks. Harus secara langsung seperti sekarang.

Nada sambung terdengar.

Jungkook menggigiti kuku jarinya dengan cemas.

"Hmm, ada apa?" tanya Mia. "Aku sedang di kelas," jelasnya ketika terdengar suara tawa di latar panggilan.

Jungkook menarik nafas dalam-dalam. "Aku ingin bicara," ucapnya.

Hening sejenak. Hanya suara obrolan-obrolan ringan yang samar-samar terdengar.

"Nanti saja, setelah aku pulang."

Itu penolakan secara halus—dan menyakitkan. Jungkook menahan nafas, mencoba mengendalikan dirinya yang hampir meledak oleh emosi. Ya Tuhan ... kenapa sesulit ini?

[Jungkook x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang