Ide

3.7K 410 7
                                    

Jam tujuh malam.

Mia dengan wajah menggemaskan terus memandangi Jungkook yang berulang kali berdecak karena susunan kalimatnya gagal. Yap! Sejak kemarin malam, pria Jeon itu bersikeras ingin mencoba menggantikan Mia menulis fanfiction HIM. Tapi sejak kemarin juga, dia terus mengeluh karena tidak bisa. Sebenarnya Mia sudah mengatakan tidak usah, tapi dasarnya Jungkook keras kepala ... ya begitulah.

"Bagaimana? Sudah menyerah?" Mia menggoda, jahil menarik-narik pelan pipi suaminya.

"Aku tidak mau menyerah, Mia ...!" Jungkook berdecak, berusaha fokus pada layar Ms. Word yang baru terisi lima baris; padahal dia sudah berusaha sejak lima belas menit lalu.

"Yakin tidak mau menyerah?"

"Iya."

"Ya sudah, aku ambil minuman dulu. Khusus untuk suami tercinta yang sedang berjuang." Mia tertawa sambil menepuk-nepuk bahu Jungkook. "Fighting, Baby!" godanya sembari mendaratkan sebuah kecupan di pipi—sengaja mengurangi fokus Jungkook ke dalam tulisan. Dan sebelum pria Jeon itu memprotes, dia sudah lebih dulu kabur ke dapur.

Beberapa menit kemudian, Mia sudah kembali dengan nampan berisi dua gelas minuman cokelat hangat dan setoples makanan ringan. Setelah menaruh ke meja, Mia iseng menyandarkan dagu ke bahu Jungkook untuk melihat sejauh mana kalimat yang sudah terangkai. Tapi keningnya malah langsung berkerut. "Baru sebaris?" Mia mempertanyakan. Heran menatap Jungkook yang memandanginya dengan wajah memelas.

"Aku bingung dengan alurnya. Kenapa harus memunculkan Mia? Dan kenapa harus Jungkook dengan dia ... ah! Memangnya suamimu ini maniak? Bermain dengan banyak wanita?" Jungkook mengomel, kesal dengan alur yang dibuat Mia dalam fanfic-nya yang terbaru.

"Kan cuma fanfic," cibir Mia sambil memasangkan tudung bertelinga kelinci yang Jungkook pakai; membuat pria Jeon itu semakin lucu dengan baju kuning kebesaran.

"Cuma fanfic, tapi kan—"

"Yang penting aslinya hanya setia dengan satu wanita, dan itu aku." Mia memotong ucapan Jungkook. Pipi menggemaskan yang menarik perhatiannya beberapa hari terakhir tak selamat dari cubitan sayang. Jungkook mengerang, tapi membiarkan.

"Tapi, Mi, bagian Jin Hyung, bukannya terlalu kasihan?" Jungkook bertanya saat teringat alur yang Mia ceritakan tadi.

"Tidak kasihan, kok. Biasa saja." Mia mengangkat bahu, acuh, bahkan terkesan heran kenapa Jungkook mempertanyakan hal itu.

"Iya, untukmu yang terlalu sering menonton film genre thriller dan gore, itu biasa. Bahkan seperti tidak ada apa-apanya, ya?" sindir Jungkook sambil mencubit gemas hidung istrinya dan baru dilepas saat wanita itu menepuk tangannya.

"He-em. Memang tidak ada apa-apanya dibanding film semacam Saw, Jigsaw, atau yang lainnya."

"Ck. Sudahlah. Aku menulis bagian NC saja."

"Mesum."

Jungkook melotot, tak terima dengan ucapan Mia barusan. Tapi wanita itu justru tertawa geli, membuat eyes smile-nya muncul dengan manis. "Peace," ucap Mia sambil membentuk V sign.

Mau tak mau Jungkook mengalah. Sambil mengembuskan napas ia mengambil segelas susu cokelat untuk meredakan haus karena terus berpikir sejak tadi, namun saat ingin meminum ia justru teringat sesuatu. "Mi, masukkan adegan ini ya ke fanfic-nya," pintanya antusias.

"Adegan apa?"

"Ciuman susu cokelat."

"Hah?! NO!" Mia menyilangkan tangan secepat mungkin, tegas menolak ide suaminya. "Itu terlalu romantis. No-no-no!" tegasnya sekali lagi.

"Ya sudah, jangan yang romantis. Buat saja seperti ... ah! Areum habis meminum susu cokelat dan Jungkook menciumnya. Bisa, 'kan?"

"Mencium secara paksa, begitu?"

"Ya terserah. Intinya Jungkook bisa merasakan susu cokelat yang di lidah Areum."

Bukannya menanggapi ide suaminya, Mia malah menatap penuh selidik pada Jungkook yang tiba-tiba merasa canggung. Secepatnya Jungkook mengalihkan tingkah anehnya dengan meminum susu cokelat yang sejak tadi dipegang.

"Kau begitu inginnya jadi dominan bagi Areum, ya?" tanya Mia dengan mata menyipit.

Jungkook terbatuk. "Tidak juga. Aku kan hanya—"

"Oke! Kau mau menulis bagian NC, 'kan? Boleh-boleh saja. Tapi ... ada syaratnya." Mia memotong penjelasan Jungkook seenaknya, sekaligus juga memberi arahan pada suami yang baru saja ingin terjun ke dalam dunia tulis menulis.

"Apa syaratnya?"

"Buat Mia jadi dominan selama tahap pertama permainan, ya?"

"Mia jadi dominan? Ti—"

"Kalau tidak ya sudah!"

Jungkook menggaruk kepalanya yang tak gatal. Kenapa malah jadi begini, coba? Sudahlah dia cuma kebagian menulis bagian mesum, sekarang harus ... ah, Jungkook bingung. Diliriknya Mia yang sekarang mengambil alih laptop, sibuk merapikan beberapa kalimat yang tadi dibuat.

"Iya, aku mau menulisnya. Tapi ada syaratnya juga." Jungkook mengeluarkan suara setelah beberapa menit berpikir.

"Mm? Apa syaratnya?"

"Cium. Dengan rasa susu cokelat di bibirmu."

Mia meneguk ludah. Tanpa dijelaskan pun dia sudah tahu maksud Jungkook ke mana. Ah ... sialan.

"Deal?" Jungkook memastikan.

"Eng ... deal."

-FIN-


**Yang baca HIM pasti ngertilah~ 😁

Jangan lupa tinggalkan jejak 😘

[Jungkook x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang