Ini cerita saat Miku, anak pertama Jungkook dan Mia baru memasuki usia lima tahun.
Hari ini, di awal musim gugur dan jam menunjuk angka tiga dan enam, Jungkook duduk nyaman di sofa sambil mengerjakan sesuatu menggunakan laptop. Kacamata bulat menghias wajah yang tak berkurang ketampanannya meski sudah sembilan tahun berlalu. Dia fokus, hingga Miku mendekat dari belakang.
"Daddy ... sibuk, tidak?" Miku bertanya sambil memeluk leher Ayahnya dari belakang. Gadis kecil itu memang senang bermanja, mirip seperti Mia.
"Mm. Kenapa?" Jungkook menghentikan sejenak kegiatan ketik-mengetiknya. Beralih pada Miku yang memasang wajah polos nan menggemaskan.
"Miku mau es krim. Boleh, tidak?" Hati-hati gadis kecil itu bertanya. "Kalau tidak boleh, ya tidak apa-apa," lanjutnya cepat. Khawatir Daddy-nya terepotkan.
Jungkook berpikir sejenak. "Daddy sih boleh-boleh saja. Tapi Mama bagaimana?" gumam pria Jeon tersebut, mengingat penyakit lama istrinya bisa kambuh jika memakan es terlalu banyak.
"Kita makan berdua saja," cetus Miku dengan wajah lucu karena antusias. Gara-gara di sekolah melihat temannya memakan es krim, gadis kecil itu jadi buru-buru ingin pulang ke rumah. Tapi sayang, persediaan es krim di kulkas sedang kosong. Jadilah dia meminta seperti sekarang. "Daddy ... ayolah. Miku mau es krim," rengeknya saat Jungkook tak kunjung bicara.
"Tapi janji jangan bilang Mama kalau kita mau es krim." Jungkook memberi syarat. Miku bergegas mengangguk tanpa ragu. "Jadi ... haruskah kita pergi sekarang?" canda Jungkook sambil terkekeh.
"Let's go!"—Miku berseru riang—"Miku bilang Mama dulu." Dan dia langsung menghambur lari ke dapur, tempat Mia tengah membuat cake yang besar.
Jungkook terkekeh, bergegas mematikan laptop lalu merenggangkan tubuhnya yang sedikit kaku karena terlalu lama duduk. Tepat di saat dia berdiri, Miku sudah hadir kembali dengan senyum lebar yang khas, bilang bahwa Mama sudah mengizinkannya mereka untuk jalan-jalan.
"Ayo!"
Jungkook mengulurkan tangan. Miku menyambut gembira, lalu ikut tertawa bersama Jungkook yang lebih dulu tertawa.
Di taksi, hampir sepanjang jalan Miku membayangkan mangkuk yang berisi es krim berbagai rasa. Tampaknya dia benar-benar tidak sabar ingin merasakan manisnya jajanan kesukaan anak kecil itu. Uh ... pasti enak. Tak sadar bahwa sejak tadi supir taksi diam-diam tersenyum karena kuncir rambutnya yang lucu.
***
"Kalian dari mana?" Mia sudah menunggu di muka pintu saat Jungkook dan Miku baru pulang. Ini hampir jam enam, total dua jam suami dan anaknya itu 'jalan-jalan'.
Miku memandang Jungkook, lalu dengan perlahan melewati Ibunya yang tampak siap mengomeli Sang Ayah. U-uh, dia tidak mau terlibat dalam urusan orang dewasa. Lebih baik menikmati donat yang mereka beli saat di jalan pulang.
Kembali ke Jungkook yang tersenyum menghadapi Mia.
"Aku dan Miku hanya jalan-jalan mencari makanan, kok. Ayo masuk," ajak Pria Jeon itu sambil merangkul bahu istrinya, mengajak untuk masuk ke dalam rumah yang hangat.
Di dalam, Miku sudah duduk di depan televisi sambil memegangi donat yang cukup besar. Sesekali gadis kecil itu tertawa melihat tingkah kartun kesayangannya. "Mama mau donat?" Tanpa rasa bersalah, Miku menyodorkan donat yang masih ditempatnya saat iklan baru dimulai. "Enak lho, Ma." Dia melanjutkan dengan polos.
Mia yang awalnya ingin mengomel, sekarang mengembuskan napas. "Mama tidak lapar," tolaknya.
"Oke, Mommy!"
Miku kembali ke fokusnya menonton kartun. Sedang Jungkook tetap diam memandangi Mia yang memijat pelipis. Diam-diam dia merasa bersalah karena terlalu lama meninggalkan rumah. Jangan-jangan Mia memerlukan bantuannya selama dua jam terakhir, makanya sampai uring-uringan begini.
"Mia ... jangan marah, ya," ucap Pria Jeon itu hati-hati. Miku sedikit melirik, tapi kemudian acuh tak acuh. Kartun kesayangannya lebih seru daripada melihat orangtuanya bermesraan.
"Aku tidak marah. Hanya saja ...." Mia ragu-ragu, tapi malah mengundang heran pada Jungkook. "Tadinya aku mau menyerahkan ini saat hasilnya sudah ketahuan. Tapi kalian tidak pulang-pulang juga." Diserahkannya sebuah benda putih pada Jungkook yang mengerutkan kening.
Itu tespack, dan yang terdapat di sana adalah tanda positif. Jungkook membulatkan mata, berulang kali menatap Mia dan tespack di tangannya. Sebuah kebahagiaan merembes keluar dari tempatnya tanpa diminta.
"Kita akan punya anak lagi?" ucapnya dengan wajah gembira. "Benar, Mi?" tanyanya lagi memastikan.
Miku yang duduk di sofa mengerjap-ngerjap. Mama hamil? Dia akan punya adik, dong? Yes!
"Aku juga belum yakin. Tapi bulan ini tamuku memang tidak datang. Jadi ... ya ... bisa jadi begitu." Mia kebingungan menghadapi Jungkook yang sudah terlanjur gembira. Dia takut jika seandainya hasil ini tidak benar. Apa yang harus dikatakannya pada Jungkook?
Ah ... terlalu banyak kekhawatiran. Padahal Jungkook dan Miku tak memikirkan sampai di sana. Mereka justru bergembira dengan berita 'akan ada anggota baru di antara mereka'. Lihatlah, Miku bahkan melupakan donat besarnya dan langsung memeluk Mia.
"Mama, di sini ada adik bayi, ya?" Miku tersenyum lebar, "nanti perut Mama besar seperti perut Sunhee Imo. Hehe, pasti lucu."
Demi melihat Miku yang seceria ini, bagaimana mungkin Mia tak tersenyum. Segala kemungkinan buruk bisa disingkirkan sejenak. Toh, besok mereka akan mengetahui kebenarannya.
Jadi, mari kita biarkan saja malam ini keluarga Jeon berbahagia.
-FIN-
**Hehe, gak tau kenapa kepengen bikin chapter ini 😅 Tapi ingat ya, ditegasin sekali lagi, MIA MASIH HAMIL DAN BELUM LAHIRAN, ini cuma chapter spesial 😅
Dan maaf kalau bahasanya agak kacau. Gak tau kenapa belakangan ini tulisanku jadi nyebelin gini 😪
Tapi ... tetap jangan lupa tinggalkan jejak 😘
Bonus, ini Miku 😘
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
**Dan ini dandadannya waktu pergi makan es krim 😁 **