I'm Sorry

3K 348 51
                                    

Mia menggigit bibirnya yang berdarah. Ia menyesap cairan asin tersebut, baru membasuhnya dengan air hangat, menyisakan bengkak yang akan hilang dalam beberapa jam. Nyeri? Tentu saja. Bibirnya berdenyut, tapi ia abaikan. Suara tangisan Miku di dalam kamar lebih perlu diperhatikan.

Setelah mengeringkan tangan menggunakan handuk kecil, ia pun mendekat ke Miku yang sudah duduk dengan wajah cemberut. "Hai," sapanya seraya menggendong si kecil yang mengusap mata. Si cantik mungil itu menggemaskan hampir di semua waktu, salah satunya di momen terbangun di tengah malam seperti sekarang.

"Lapar, hmm?" tanya Mia sembari membuka pintu kulkas.

"Susu." Jemari lucunya menunjuk susu pisang, hal yang ia mimpikan tadi. "Mommy, whele Daddy (Mommy, where Daddy)?" ucapnya dalam bahasa Inggris yang kurang pas pelafalan. Gara-gara tadi siang menonton kartun berbahasa Inggris tentu saja.

"Daddy? Aa... Daddy belum pulang." Mia kembali menuju ke tempat tidur dan mendudukkan Miku di depannya. "Kenapa? Miku rindu Daddy?" tanyanya sambil mencolek jahil pipi gembul yang menggemaskan.

Sedemikian polos Miku mengangguk sambil meminum susu pisang (percayalah, dia sangat lucu). "Miku rindu Daddy," ucapnya jujur.

"Haruskah Mommy hubungi Daddy?" usul wanita berusia 21 tahun tersebut.

"Mm."

"Oke...."

Mata bulat Miku bergerak memperhatikan mamanya yang mengambil ponsel. Ini bukan pertama kalinya dia terbangun di tengah malam, mengganggu kenyenyakan tidur orang tuanya dengan alasan lapar, haus, mau pipis, pup, atau hanya sekedar bangun, lalu tidur kembali setelah beberapa menit. Yah... namanya juga anak kecil.

"Aneh, tidak diangkat." Mia bergumam sendiri melihat ponselnya yang menampilkan nama Jungkook. "Apa dia tidur?" desisnya heran.

Mencoba sekali lagi, hasilnya pun tetap sama. Ponsel suaminya aktif, tapi panggilannya diabaikan. Membuat wanita cantik itu melirik jam dinding dan berdecak; baru jam sebelas, dan biasanya Jungkook belum tidur jika di jam-jam ini.

"Mommy." Miku memecah konsentrasi sang mama dengan menyerahkan kotak susu yang sudah kosong. Perutnya kenyang, dan sekarang dia ingin kembali tidur. Daddy? Ah, lupakan. Ini bukan pertama kalinya ia tidur tanpa dipeluk dan dicium Daddy. Sebab itulah, tanpa menunggu mamanya yang membuang kotak susu ke tempat sampah, dia sudah lebih dulu merebahkan diri.

Di saat Mia kembali ke tempat tidur, putri cantiknya itu sudah terlelap, membuat istri Jeon Jungkook itu menghela napas. Pelan-pelan, ia merebahkan diri di samping Miku, lalu mengusap lembut wajah kecil yang menggemaskan. Bulu mata lentik, hidung, hingga bibir, semua diturunkan oleh Jungkook. Cuma rambut yang menurun kepadanya, lurus dan halus.

Tanpa sadar, ia menarik napas berat. Pikirannya mengkhayal; jika suatu hari nanti dia akan berpisah dari Jungkook, apa ia sanggup melupakan semua tentang lelaki itu? Sedangkan Miku, tubuhnya dan hampir semua tempat sudah diberi kenangan yang indah.

Namun, cepat-cepat ia menepis pikiran buruk dan bangun dari posisi berbaring. Gara-gara datang bulan, dia jadi lebih sensitif sepertinya. Sebab itu, ia pun turun dan menuju kulkas untuk mengambil minuman dingin.

Di saat air dingin yang melegakan melewati kerongkongan, satu notifikasi dari aplikasi chat berbunyi. Mia melirik, menaruh gelasnya ke atas meja, baru mengambil ponsel yang tergeletak di samping Miku.

Jimin

Bisa aku menghubungimu?

Mia diam sejenak, menimbang tentang yang harus ia lakukan, mengingat baru beberapa hari lalu Jungkook memarahinya karena terlalu dekat dengan Jimin yang notabene adalah mantan kekasih gelapnya di masa lalu (akan ada part khusus untuk cerita ini).

[Jungkook x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang