July 1st, 2019

2.7K 386 46
                                    

Jam satu, dan Jungkook baru pulang ke rumah. Pelan, dia membuka pintu, tapi seketika membeku melihat Mia yang merebahkan kepala ke meja. Di depan wanita cantik itu, botol wine berdiri angkuh. Membuat hati Jungkook cemas tak terkira.

"Mia, Sayang. Kau kenapa?" Buru-buru dia menjumpai sang istri.

"Oh, hai." Mia limbung, tepat ke pelukan Jungkook akibat pening yang luar biasa. "Aku pusing," adunya manja.

"Iya. Kita ke kamar dulu."

Mia menurut saja saat Jungkook mengangkat tubuhnya menuju kamar. Beruntung, Miku sedang di rumah sang nenek, jadi si kecil tidak akan terganggu dengan semua kelakuan aneh sang ibu.

"Kau kenapa?" tanya Jungkook saat Mia sudah duduk di tempat tidur. "Ada masalah?" lanjutnya prihatin sembari menangkup pipi sang jelita.

"Aku memang punya banyak masalah, Tuan Jeon." Mia tertawa, sendu.

"Apa salah satunya, hmm?"

Sejenak Mia diam. "Kau," ucapnya.

"Aku kenapa?"

"Pergi pagi, pulang tengah malam. Kadang meninggalkanku ke luar negeri berhari-hari, tapi seenaknya menyuruhku menyusul. Ck, coba kau yang di posisiku. Mungkin sudah kau tinggalkan karena tidak tahan."

Jungkook terdiam, menyerap seluruh keluhan Mia.

"Kenapa aku harus jatuh cinta denganmu, huh? Aku bahkan tidak bisa menikmati kencan seperti yang orang lain lakukan, atau sekedar makan malam bersama keluarga, aku tidak bisa." Mia tertawa geli. "Kehidupanku sulit sekali," katanya lagi.

"Mia... kau harus istirahat."

"Ah, ya. Aku harus istirahat sekarang. Kau benar." Mia menarik selimut. "Kau tidak istirahat?" tanyanya ke Jungkook.

"Aku akan menyusul."

"Oke."

Jungkook membantu Mia berbaring dan menyelimuti wanita tersebut hingga ke dada. Dikecupnya sayang kening si cantik, baru dia beranjak menuju lemari untuk mengganti pakaian dengan yang lebih nyaman. Setelahnya, baru dia menyusul ke samping Mia.

"Kenapa kau minum, huh?" tanyanya sembari merapikan anak rambut Mia. "Sebelumnya kau tidak pernah minum," gumamnya.

"Hanya ingin." Mia menggeliat, menyamankan posisi tidurnya yang telentang.

"Berapa banyak kau minum?"

"Eum... tidak tahu. Satu seloki? Dua? Entahlah." Mia tertawa, bingung dengan ingatannya sendiri.

"Ya sudah. Yang terpenting, jangan minum lagi," pesan Jungkook akhirnya.

"Aku merindukanmu."

Mata cokelat yang sayu memandang ke Jungkook yang terdiam kehilangan kata.

"Aku tidak bisa menghubungimu. Aku juga tidak bisa menemuimu. Jadi aku hanya bisa menunggu di sini," lanjut Mia dengan sudut mata yang menjatuhkan titik air. Membuat perasaan Jungkook seolah diiris-iris. Perih sekali rasanya ya Tuhan.

"Kau merindukanku, hmm?" tanyanya dengan suara tercekat.

"Sangat merindukanmu."

Jungkook langsung memeluk tubuh mungil sang istri. Dikecupnya rambut yang harum berkali-kali, seolah hal itu bisa menyalurkan rasa sayang di hati.

"Aku merindukanmu." Mia berkata lirih, lantas jatuh tertidur begitu saja. Menyisakan Jungkook yang hampir menangis dibuatnya.

"Maafkan aku, Sayang. Benar-benar maafkan aku," bisik Jungkook berulang-ulang dengan penuh penyesalan.

Ya, Jungkook sadar, beberapa hari belakangan ini dia selalu pergi, kurang memerhatikan Mia dan selalu sibuk dengan urusan sendiri. Tetapi, dia tidak menyangka hal itu membuat Mia jadi stress dan melarikan masalahnya ke minuman. Padahal selama ini, Mia tidak pernah sekalipun menyentuh minuman sejenis itu. Benar-benar, Jungkook menyesal sekali.

"Tidur yang nyenyak, Sayang. Aku di sini, di sampingmu. Jadi, kumohon jangan tersakiti lebih dari ini, atau aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri."

—FIN—

Menurut kalian, gimana tingkah Mia kalau udah sadar nanti?

[Jungkook x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang