Happiness

4K 355 40
                                    

"Jungkook!"

Pria tampan bermarga Jeon itu sedikit kaget ketika Mia tiba-tiba menggandeng lengannya. Dia menoleh, polos menatap istrinya yang tersenyum misterius. "Kenapa?" tanyanya sembari melanjutkan kegiatan melipat pakaian. Yah... Mia hari ini sibuk mengurus Miku yang rewel, jadi dia berinisiatif untuk melakukan pekerjaan rumah tangga.

"Kau lapar?"

Jungkook berpikir sejenak, lalu bergumam mengiyakan.

"Aku juga lapar. Ayo makan," ajak Mia tanpa melepas pandangan dari wajah tampan suaminya.

"Sebentar lagi aku selesai."

"Cepatlah...."

Sedikit Jungkook mengerutkan kening ketika mendengar nada manja dari suara Mia. Dialihkannya pandangan, fokus menatap wajah si cantik yang tak banyak berubah meski nyatanya dia sudah menjadi seorang ibu.

"Kau sangat lapar, huh?" tanyanya memastikan.

"Mm."

Tawa meluncur begitu ringan dari sela bibir Jungkook ketika melihat tingkah menggemaskan yang Mia tunjukkan. Ayolah... Mia jarang melakukan hal ini.

"Kau mau makan sekarang?" tawar Jungkook sembari merapikan rambut yang terkasih.

"Kainnya bagaimana?"

"Nanti kuselesaikan setelah makan."

Mia tersenyum. Anggukannya begitu bersemangat, membuat Jungkook kembali tertawa gemas dan menjadikan hidungnya sebagai bahan cubitan.

"Ayo."


∞•∞


"Kau melakukan diet?"

Jungkook yang tengah menyuap nasi memandang ke Mia. "Tidak," jawabnya singkat. Diambilnya seiris daging, lantas ditaruh ke sendok yang digunakan Mia.

"Baguslah."

Mata bulat sang adam melirik. "Kenapa?" Dia bertanya.

"Hanya tidak suka jika kau melakukannya."

Jungkook menelan makanannya lambat-lambat. "Kenapa tidak suka?" tanyanya pelan.

"Tidak tahu."

Percakapan habis di sana, sebab Jungkook tidak tahu harus memberi jawaban apa. Yah, dari dulu dia tahu bahwa Mia tidak suka jika dirinya melakukan diet. Wanita itu sangat peduli terhadap kesehatannya, bahkan baru-baru ini Mia mengomel ketika melihat cuplikan video yang memerlihatkan pil diet di tasnya.

"Ah ya, kau membuat fantiction baru?" Jungkook mengalihkan pembicaraan, sekaligus mengusir sepi yang mengurung. Meski sepi ini membuat tidur anak mereka bertambah nyenyak.

"Mm, Don't Love Me."

"Kenapa diberi judul itu?"

"Sesuai dengan isi ceritanya."

"Tidak mau dicintai?"

Mia termenung sejenak. "Tidak ada manusia yang tidak ingin dicintai," gumamnya pelan sembari menyuap nasi.

"Lalu?"

"Aku tidak tahu."

Jungkook terdiam memandang raut cantik wanitanya berubah sendu. Sorot mata yang semula ceria, berganti dengan kabut mendung yang membuat Jungkook merasa bersalah karena menyeret Mia ke dalam pertanyaan yang mungkin dihindarinya.

"Mia—"

"Apa kau bahagia?" Mia lebih dulu memberi pertanyaan pada Jungkook yang termangu dalam sekejap.

"Jung...?" panggilnya ketika Jungkook tak kunjung memberi jawaban.

"Mm, aku bahagia. Kau?" Akhirnya Jungkook menjawab.

"Tidak ada alasan untukku tidak bahagia." Mia tersenyum, begitu lembut, tapi justru membawa goresan baru di hati Jungkook.

Mia berbohong, Jungkook tahu itu.

"Kau tidak bahagia. Kenapa?" tandas pria Jeon itu dengan sorot mata tajam menuntut.

Alih-alih terintimidasi, Mia justru tersenyum begitu tenang. "Sudah kukatakan, aku bahagia," jawabnya.

"Kau berbohong."

Ada jeda singkat sebelum akhirnya Mia kembali buka suara. "Aku tidak memaksamu percaya. Tapi saat ini aku bahagia. Bukan karena hal besar yang terjadi, tapi karena hal-hal kecil yang terus berdatangan. Aku bersyukur akan hal itu," katanya sungguh-sungguh.

"Contohnya?"

"Bisa makan malam dengan tenang bersamamu. Aku sangat bahagia sekarang."

Jungkook terdiam. Mia tersenyum, lalu menyentuh tangan suaminya yang di meja, sengaja menyalurkan hangat yang begitu menenangkan hingga ke hati. "Bisa menyentuhmu seperti ini, aku bahagia," katanya lagi.

"Mia...."

"Aku bahagia dicintai olehmu. Terima kasih." Senyum yang sangat tulus diberikan Mia secara cuma-cuma pada Jungkook yang masih berusaha mencerna apa yang sebenarnya terjadi.

"I love you, Jungkook Oppa."

Baiklah, sepertinya Jungkook tak perlu berpikir dua kali untuk melepas pegangan Mia di tangannya. Awalnya wanita itu kaget karena mengira Jungkook marah, tapi langsung mengerjap ketika sang suami berdiri di hadapannya dengan raut serius.

"Berdiri," perintah Jungkook tegas.

Mia menurut. Dan cukup beberapa detik, tubuhnya sudah beralih ke dalam pelukan Jungkook yang menghangatkan. Pelukan pria itu erat, seolah tak ingin dilepas hingga kapan pun—membuat Mia segera tersenyum karena adegan ini sangat romantis.

"Aku juga bahagia karena bisa mencintai dan dicintai olehmu," gumam Jungkook setelah mengecup kening Mia.

"Kita sama-sama bahagia." Mia berkata.

Jungkook tertawa. Diusapnya rambut lurus Mia, dan sesekali dicium pula. Sedangkan Mia, dia terus tersenyum karena bahagianya tidak pura-pura; dia benar-benar menikmati setiap detik waktu yang berlalu saat ini.

"Oppa."

"Hmm?"

"Kiss."

Lagi-lagi Jungkook tertawa mendengar permintaan Mia. Tapi melihat wajah menggemaskan istrinya, mana bisa dia menolak. Satu kecupan mendarat di bibir Mia, lantas dialihkan ke hidung, pipi, mata, dan terakhir kening. Kali ini tidak ada tawa, karena Jungkook melakukannya dengan sepenuh hati—dan Mia bisa merasakan hal itu.

"Selalu, jadilah sumber bahagiaku, Sayang."


-FIN-


**Apa kau bahagia?

[Jungkook x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang