Keinginan Mia untuk menyusul Jungkook bukanlah bualan. Wanita itu, dia selalu berusaha mempertanggung jawabkan apa yang dijanjikan—satu alasan kenapa Jungkook begitu mencintainya. Setelah menyebutkan ingin datang, dia benar-benar pergi pada esok harinya dan langsung memeluk Jungkook ketika mereka sudah bertemu.
Malam ini, hari kedua Mia di samping Jungkook lebih tepatnya. Mereka menemani Miku yang belum mau tertidur. Si cantik yang menginjak usia empat bulan itu sesekali tertawa, memamerkan giginya yang belum tumbuh saat Jungkook mengajaknya bermain cilukba. Mia sesekali ikut bermain, tapi selalu tersisih dengan keberadaan Jungkook yang mendominasi perhatian Miku. U-uh, menyebalkan kadang.
"Miku sayang... sudah mengantuk, hmm?" Jungkook sengaja membiarkan jari kelingkingnya digenggam oleh Miku ketika anaknya itu mulai menguap. Sebelah tangannya yang bebas menepuk-nepuk lembut paha Miku, membuat si cantik mulai mengatupkan kelopak mata.
"Mau Daddy nyanyikan, hmm?" tanyanya kemudian sembari mengusap pipi berisi Miku yang menggemaskan.
Miku membuka mata sejenak, tapi kemudian kembali terpejam ketika sebuah lagu tanpa musik mulai dinyanyikan oleh Jungkook. Suaranya merdu, selalu, membuat Mia yang di samping Miku tersenyum. Tidak perlu waktu lama untuk Miku tertidur nyenyak, sengaja memberi waktu bagi orangtuanya untuk menghabiskan waktu berdua. Bayi pintar memang.
Pelan Jungkook melepas jarinya dari genggaman Miku. Mia memperhatikan, tapi tak berniat untuk bertanya kenapa.
"Kau tidak mau menghabiskan waktu bersamaku, hmm?" telisik Jungkook dengan senyum di bibir pada Mia yang semula menatap datar—namun setelah dia berkata, wanita Jeon itu segera tertawa kecil.
Mereka menuju balkon, di mana jalanan dan gedung-gedung tinggi yang dipenuhi lampu bisa dilihat dengan jelas. Angin berembus pelan, menyentuh dua insan yang sekarang sibuk saling menatap wajah satu sama lain. Romantisme picisan yang tidak pernah bosan dilakukan keduanya.
"Mia."
"Hmm?"
"Mia."
"Iya?"
"Mia...."
Yang dipanggil mulai tersenyum. "Kenapa, hmm?" tanyanya dengan sorot mata lembut.
"Peluk aku."
Mia sempurna tertawa. Namun direntangnya tangan, mempersilahkan Jungkook untuk bergerak maju. "Come on, hug me," ucapnya.
Tidak perlu disuruh dua kali, Jungkook sudah merengkuh tubuh hangat itu ke dalam pelukan. Mia tak bicara, hanya saja sebelah tangannya mengusap rambut Jungkook dan sebelahnya lagi menepuk-nepuk punggung sang suami. Jungkook semakin mengeratkan pelukan. Wajahnya terbenam di antara ceruk leher Mia. Tidak ada kata yang terucap, hanya keramaian di bawah sana yang sayup-sayup terdengar untuk jadi pengusir sunyi. Mia menarik napas, selalu paham dengan kemanjaan Jungkook yang tidak beralasan seperti ini.
Merasa cukup, baru Jungkook melepas pelukan. "Kau ini kurus, tapi kenapa selalu nyaman untuk dipeluk?" tanyanya dengan napas terhela.
Mia mengangkat bahu. Dia sendiri tidak tahu jawabannya.
"Di posko pasti ada yang suka memelukmu seperti aku, 'kan?"
Kali ini Mia tertawa hambar. Kenapa tiba-tiba membahas posko? Di sana, memang ada yang sikap dan sifatnya seperti Jungkook. Mereka persis sama, hanya fisiknya saja yang berbeda.
"Mia."
"Hmm?"
Tanpa pemberitahuan, Jungkook mengecup pipi yang tersayang. Mia membulatkan mata. Meski terbilang biasa, tetap saja dia kaget karena tindakan yang tiba-tiba seperti ini. Jungkook? Oh, dia hanya tersenyum lebar tanpa rasa bersalah.
"Yak...."
"Kenapa? Mau yang lebih?" goda Jungkook.
"Nakal!"
"Iya—"
Kalimat itu putus ketika Mia lebih dulu menarik kerah baju Jungkook dan mengecup bibir manis sang suami. Jungkook mengerjap, mungkin tidak percaya bahwa istrinya seberani ini. Bahkan untuk beberapa menit ke depan, dia masih mematung dengan mata menggemaskan saat menatap Mia.
"Hoi, kau masih sadar, 'kan?" Mia menjentikkan jari di hadapan wajah Jungkook, khawatir suaminya tiba-tiba hilang kesadaran.
"Mia... kau benar-benar minta diberi lebih, hmm?" Jungkook melangkah maju, berkebalikan dengan Mia yang mundur teratur. Smirk tercetak jelas di bibirnya yang tadi dikecup.
"Ei... kau selalu horror jika melakukan ini," kata Mia sembari tertawa hambar. Posisinya sudah terpojok, di belakang hanya ada pagar pembatas. Mau kabur ke mana lagi dia?
"Sayang...." Jungkook bahkan sudah mengurung Mia dengan kedua lengannya yang kokoh, sudah tidak ada harapan bagi wanitanya untuk lolos. "Kau memancingku, Sayang," tukasnya dengan smirk yang tak kunjung menghilang.
"Eng... itu...." Mia bingung ingin mengatakan apa.
Tanpa diduga, Jungkook menjawil hidung Mia. "Kau pucat sekali, seolah aku akan memperkosamu," tawa Jungkook.
Semu merah menghias pipi Mia. Jungkook tersenyum, mengusap pipi Mia lembut seperti tadi dia mengusap pipi Miku. Dan perlahan, usapan itu pindah ke rambut. Mia diam, tak mampu memandang Jungkook yang pasti tengah menatapnya dengan kasih sayang. Dia lemah, selalu.
"Aku boleh menciummu, hmm?" izin Jungkook.
Kali ini Mia mendongak, lalu mengangguk. Jungkook mengerjap, lantas memangkas jaraknya dan Mia. Bukan bibir, tapi keninglah yang dikecup dengan khidmat. Perlambangan kasih sayang, perlindungan dan rasa hormat sekaligus. Mia memejamkan mata, menikmati setiap detiknya yang berjalan lambat. Jungkook selalu berhasil membuat jantungnya berdebar, lantas menambah volume cinta di hatinya.
"I love you."
Mia membuka mata dan beradu pandang pada orang yang tak pernah bosan mengucap tiga kata tersebut. Perlahan, ada senyum yang terukir dengan sendirinya di bibir. "I love you too," jawabnya jujur.
Jungkook tersenyum. Mia melangkah maju, sengaja memeluk Jungkook lebih dahulu.
"Stay with me, Jungkook-ah."
-FIN-
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jungkook x Mia]
FanfictionWork kedua dari series [Jungkook x Mia]. Enjoy read my fanfiction~ ❤