[060119]

2.7K 335 48
                                    

Jam sebelas lewat saat Jungkook pulang ke rumah. Seperti biasa, dia melakukan semuanya dengan hati-hati agar Mia dan Miku tidak terganggu dengan kedatangannya. Namun, gerakannya berhenti saat menyadari wanita yang ia sayang ada di sofa, menunggu kehadirannya.

"Hai," sapa Jungkook sembari tersenyum lembut. Dicobanya mengabaikan fakta bahwa Mia sedang kesal akibat room chat yang ia lakukan di tengah malam kemarin—yang mana hal itu membuat kekasih hatinya itu tidak menegurnya seharian penuh kecuali dipaksa untuk bicara.

"Hai." Tanpa diduga Mia merentangkan tangan minta dipeluk. Jungkook senang hati memenuhi, memberi sentuhan hangat untuk mereka berdua.

"I love you." Mia bergumam di sela ia memeluk erat tubuh Jungkook, membuat pria berstatus sebagai suaminya itu sedikit bingung.

Melepas pelukan, Jungkook pun lebih leluasa memandang wajah cantik sang istri yang senantiasa menentramkan hati. Diusapnya wajah tersebut, lantas tersenyum lebar meski tidak ada alasan yang pasti. Membuat perasaan wanita di depannya bercampur aduk tak karuan.

"Kenapa malah tersenyum?" Mia bersuara seperti hendak menangis, pun wajahnya jauh dari kata ceria. Perlakuan Jungkook tadi membuat kacau, setengah dipenuhi malu karena sudah marah-marah dengan sang suami.

"Jadi kau mau aku melakukan apa, hmm?" Jungkook merapikan rambut yang terkasih. Tatapan matanya... aduhai begitu lembut dan penuh perlindungan.

Mia menggeleng, tidak tahu juga apa yang harus dijadikannya jawaban.

"Mia...?"

"Kenapa tidak memarahiku? Menegurku? Malah membiarkan—"

Ucapan itu berhenti saat jemari Jungkook menyentuh bibir sang lawan bicara. Alih-alih langsung menjawab, Jungkook justru tersenyum lebih dahulu dan seperti tadi, dia mengusap sayang rambut halus Mia. "Aku sebenarnya marah. Sangat marah malahan. Aku bertanya-tanya, kenapa kau tidak membiarkanku melakukan room chat dengan tenang? Kenapa kau harus marah di saat aku berinteraksi dengan fans? Dan kenapa pula kau harus melarangku itu dan ini. Kau seperti tidak pengertian dan itu menyebalkan. Aku tidak suka," tuturnya lembut penuh kehati-hatian.

Mia ingin bicara, tapi ditahan karena Jungkook mengisyaratkan begitu melalui senyuman manis yang ia punya.

"Tapi aku berpikir lagi, kau pasti punya alasan melakukan itu. Benar, 'kan?" Jungkook bertanya, dijawab dengan anggukan oleh Mia.

"Apa alasannya, hmm?"

Mia diam sejenak. Jungkook dengan sabar menunggu sembari terus mengusap rambut yang terkasih. Yah... dia paham, hal seperti ini perlu waktu untuk diselesaikan. Terpenting nanti pada akhirnya mereka bisa damai seperti sedia kala.

"Aku tidak masalah kau melakukan room chat." Mia mulai bicara.

"Hmm, lalu?"

"Aku hanya tidak suka kau melakukannya tengah malam. Kau harus istirahat, tidur."

Jungkook diam, membiarkan Mia bicara lebih lanjut.

"Kau punya waktu siang, atau pagi saat baru bangun tidur. Tapi kumohon, jangan tengah malam." Di akhir kalimatnya Mia meneteskan air mata. Entahlah... dia merasa semakin kacau sampai tak bisa mengontrol emosi.

"Aku mengkhawatirkan kesehatanmu, Jung."

Jungkook meneguk ludah pahit. Dibawanya Mia ke pelukan. Beberapa kali dikecupnya rambut wanita yang sedang terisak tersebut. Tak dipungkiri bahwa hatinya seperti disayat mendengar tangisan dari orang yang ia cinta.

Tidak ada suara yang terdengar selain isak tangis Mia selama beberapa menit. Pun Jungkook, dia tidak melakukan apa pun kecuali berusaha menenangkan Mia melalui pelukan dan kecupan yang sarat akan kasih sayang dari seorang suami kepada sang istri.

[Jungkook x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang