[240119]

3.3K 427 47
                                    

Mia berulang kali berdecak gelisah. Sesekali ia berjalan menuju kulkas dan mengambil minuman dingin, lalu kembali ke tempat tidur. Begitu berulang-ulang, membuat Jungkook yang sedang bermain game melirik lalu menghentikan sementara permainan.

“Kenapa?” Lelaki dengan kacamata bulat yang menambah kesan manis dalam dirinya itu bertanya.

Mia yang berdiri di depan kulkas menoleh ke Jungkook, lalu menggeleng pelan.

“Bilang saja, ada apa?” desak Jungkook.

Mengembuskan napas, wanita cantik itu mendudukkan diri di tepi tempat tidur. Rautnya terlihat bingung, menambah rasa penasaran di hati sang suami.

“Ada apa?” Untuk ketiga kalinya Jungkook bertanya.

“Eng... itu....” Mia menggantung kalimat sebentar, sementara Jungkook menaikkan alis, tak sabar ingin segera tahu. “Aku belum datang bulan,” ucap Mia akhirnya dengan raut gelisah.

Si kelinci mengerjapkan mata.

“Biasa terlambatnya hanya dua hari, tapi kali ini sepertinya lebih dari itu.” Mia mengadukan kecemasannya.

“Eum... mungkin besok atau lusa tamu bulananmu akan datang.” Jungkook menggaruk tengkuknya bingung.

“Mungkin. Padahal sudah beberapa hari lalu aku tidak enak badan,” gumam Mia mengingat salah satu tanda tamu bulanannya itu akan datang.

“Ya sudah, tunggu saja.” Jungkook kembali bersandar dan bersiap melanjutkan permainan di ponsel.

“Bagaimana jika tidak datang juga?”

Pertanyaan yang membuat Jungkook langsung menghadapkan wajahnya ke Mia. “Berarti kau hamil,” celetuknya tanpa berpikir, tapi lain hal dengan Mia yang langsung memasang wajah merajuk.

“Yak... Padahal sudah kuingatkan supaya selalu memakai pengaman!” protes si cantik sambil memukul Jungkook.

“Shh, memakai pengaman tidak seenak bermain langsung. Lagipula sayang jika hasil kerja kerasku harus berakhir di tong sampah.” Jungkook menjawab sembari menahan lengan sang hawa yang bergerak acak untuk memukulinya.

“Tapi dari—hmptt!!“ Mia membulatkan mata saat Jungkook langsung mengecup bibirnya tanpa izin. Tak cukup hanya sekedar mengecup, dia melanjutkan dengan pagutan yang mendebarkan. Pun lidahnya, ikut ambil andil untuk menyentuh lebih jauh. Semua dilakukannya dengan mata tertutup, seolah begitu menikmati apa yang dilakukan.

BUK!

Tautan mereka selesai ketika Mia memukul dadanya cukup kuat. Jungkook tersengal, tapi langsung tersenyum tanpa dosa. Berbeda dari Mia yang menutupi bibir merahnya dengan telapak tangan. Ups! Jangan lupakan wajah cantiknya yang merona, Jungkook sangat suka itu.

“Mau lagi?” tawar sang adam dengan nada jahil.

“Mesum!” maki Mia sambil melempar bantal ke suami—tapi berhasil ditangkap.

“Aku tahu kau suka.” Jungkook enteng menaruh bantal ke tempat semula, kemudian merebahinya dengan gaya tampan nan menyebalkan. Membuat Mia mendesis geram karena kelakukan sang suami tercinta.

“Dasar—“

“Bagaimana jika kau benar-benar hamil?” putus Jungkook dengan ekspresi serius.

Mia diam, tapi kemudian menyentuh perutnya yang datar. “Aku tidak merasakan apa-apa di sini,” katanya pelan.

“Bukan karena kau tidak ingin kehadirannya?”

Wanita berparas khas Asia itu termangu bingung. Gara-gara pertanyaan Jungkook, dia jadi memikirkan itu dan ini.

“Kau tidak ingin anak dariku lagi?” tuntut Jungkook bersungguh-sungguh.

“Jung... bukan begitu. Aku—“

“Kau tidak ingin hamil lagi, hmm?”

Pertanyaan yang mengintimidasi. Mia menarik napas dan berkata, “Aku mau. Tapi kupikir ini bukan waktu yang tepat. Miku masih kecil, kau sedang di puncak kesuksesan dan aku sibuk perkuliahan. Aku hanya tidak ingin dia terabaikan.”

“Lalu, bagaimana jika dia memang ada?”

“Aku akan mengurusnya.”

“Bukan menggugurkannya?”

“Yak, Jeon Jungkook!” Mia menatap marah akibat pertanyaan Jungkook yang terkesan asal tanpa dipikir lebih lanjut. “Aku tidak pernah terpikir untuk menggugurkan kandungan!” bantahnya kesal.

Di luar dugaan, pria tampan itu malah tersenyum. Ia bangun, lalu mengusap lembut rambut dan wajah cantik belahan hatinya yang terkasih. “Aku tahu. Kau tidak akan pernah melakukan itu,” katanya kemudian.

Mia diam, masih terbawa kesal dengan pertanyaan Jungkook tadi. Dan yang dikesali hanya menghela napas, lalu tersenyum lebih bersahabat. “Ayolah... aku tidak serius mengatakan itu,” bujuknya.

Molla!”

Jungkook tersenyum sabar karena sadar ini salahnya sendiri. Diusapnya rambut Mia lagi, kemudian dikecup pelan. “Aku percaya kau akan menyayangi anak-anakku,” katanya meyakinkan. Tetapi, Mia masih diam.

“Tidak mau bicara denganku, hmm?”

Mia memilih bungkam, tapi kemudian memekik kaget saat Jungkook tiba-tiba menjatuhkannya ke tempat tidur dengan posisi tangan di atas kepala dan itu dipegangi Jungkook dengan satu tangan. Sedangkan lelaki itu diam menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Jung....”

“Ya?”

Don't—“

“Karena kau tidak mau bicara, jadi aku langsung saja. Lagipula memang sudah seharusnya aku mengambil jatah rutin sebelum tamu bulanan datang, ‘kan?”

“Iya, tapi bagaimana jika ternyata aku—“

“Maka aku akan memeriksanya sekarang. Persiapkan diri dan desahanmu terbaik, Jeon Areum.”

Baiklah, Mia memang tak punya kuasa selain mematuhi permintaan Jungkook. Ah... suaminya memang terlalu suka dengan tubuhnya.

—FIN—


Readers-nim 😭 Makasih buat 6K followers-nya 😭 Dan makasih juga buat yang selalu ngikutin FF ini 💜 Love you so much mwah mwah! 😘😘

[Jungkook x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang