Tell Me You're Mine

1.2K 209 16
                                    

--Mia POV--

Jimin pernah bertanya; Siapa sebenarnya yang lebih beruntung? Aku yang memiliki Jungkook, atau Jungkook yang memilikiku?

Oh, tentu saja aku akan mengatakan dengan yakin; aku yang beruntung memiliki Jungkook. Bukan hanya karena ketampanan, ketenaran atau kekayaannya saja, tapi karena dirinya yang begitu memuja dan mencintaiku sepenuh hati. Laki-laki itu, begitu menyayangiku dengan seluruh jiwa raganya.

Layaknya sore ini. Aku sedang asyik membuat cemilan dari putih telur dan gula, dan dia tiba-tiba langsung memeluk erat dari belakang.

"Aku pulang." Dikecupnya pipiku gemas. "Kau membuat apa, Sayang?"

"Meringue."

Jungkook mengangguk-angguk dan mengambil beberapa meringue di toples. Merasai bagaimana kue busa tersebut larut di mulutnya.

"Yum?" Aku bertanya seraya mengerjap manja.

"Yum." Tanpa aba-aba, Jungkook mengecup bibirku. Meninggalkan jejak manis dari meringue dan juga bibirnya sendiri. "Aku mandi dulu," lanjutnya dengan tersenyum simpul.

"Jangan lama...."

"Why?" Dia tersenyum jahil di sela menaruh ponsel ke meja makan.

"Aku ingin segera berduaan denganmu, Bae...."

Jungkook menyipitkan mata, menggoda, tapi aku hanya memasang wajah polos tersenyum menggemaskan. Aku suka saat dia terpancing rayuanku. Seksi sekali.

"Sepuluh menit. Aku akan selesai," janjinya, lantas segera menuju kamar dengan senyum terpatri di bibir.

Aku tersenyum, lantas kembali mencetak meringue sebelum dipanggang nantinya. Oh iya! Aku lupa memberitahu. Miku seperti biasa, jika akhir minggu akan 'diculik' ibuku untuk dibawa ke rumahnya. Jadi akhir minggu benar-benar adalah waktu spesialku bersama Jungkook.

-♪

Sepuluh menit berlalu. Aku merapikan kekacauan yang kubuat di meja dapur. Sekarang tinggal menunggu meringue matang.

"Sayang...."

"Mm?" Aku menoleh, memandangnya yang memakai celana dan baju kaos lengan pendek warna putih. Mencetak bentuk tubuhnya yang mampu membuat para fans menjerit.

"Kau melihat paper bag yang semalam kubawa, tidak? Aku lupa menaruhnya di mana." Sambil mengusap rambutnya yang basah, dia bertanya.

"Aa... itu kutaruh di atas meja di kamar, di samping laptopmu."

"Oke. Terima kasih, Cinta."

Aku menaikkan alis melihatnya berbalik ke kamar. Memangnya apa isi paper bag itu? Aku memang tidak tertarik memeriksanya tadi.

Namun, tak lama kemudian Jungkook kembali dengan sepasang kaus tangan dengan warna lucu, juga penghangat telinga bulu dan syal berwarna senada.

"Ini akan menghangatkanmu jika sedang keluar." Dia memakaikannya kepadaku, lantas tersenyum puas. "Aku tidak salah pilih warna."

"Terima kasih." Aku tersenyum lebar, senang dengan perhatian kecil yang sangat bermakna darinya.

Jungkook hanya tersenyum, kemudian membantuku melepas syal dan penghangat telinga. Aku diam sejenak, memandangnya lekat, kemudian maju memeluk tubuhnya yang tegap.

"Ti amo. Saranghae. Aishiteru. Wo ai ni. Ya lyublyu tebya. Ich liebe dich. Ik hou van je. Je t'aime. Seni seviyorum. Ana Uhibbuka. Aku mencintaimu." Aku menutup kalimat cinta dengan bahasa negara asalku, Indonesia.

[Jungkook x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang