Jungkook tengah memeluk Mia dari belakang, memerhatikan wanita yang tengah fokus dengan laptop kesayangannya. Setelah pulang dari acara penghargaan, Jungkook memang langsung menemui istrinya, tersenyum dan memeluk Mia dengan erat. Yang dipeluk hanya tertawa, mengucap selamat dan mencubit gemas pipi yang tersayang. Ya, malam ini BTS berhasil membawa daesang. Hal terbaik di awal tahun.
"Mi, Ji Hansol siapa?"
"Mm?"—Mia menoleh sejenak ke belakang, menatap suaminya yang balas memandang, lalu kembali sibuk mengetik—"ah, Hansol. Dia biasku di The Unit."
"Hmm ...."
"Kenapa? Jangan bilang kau cemburu," goda Mia sambil menjauhkan laptop. Dia sudah selesai membuat sedikit alur untuk fanfic yang jadi projeknya selama liburan. Posisi mereka berubah jadi saling berhadapan. Mia lebih leluasa memandang wajah tampan yang make up-nya sudah dihapus bersih.
Namun, Jungkook menggeleng. "Dia pasti hebat, ya? Sampai bisa menarik perhatianmu dan memasukkannya ke fanfic."
Mia menggerakkan matanya sambil bergumam. "Lumayan,"—dia mengangguk-angguk—"dia orang yang berbeda darimu. Jadi aku tertarik."
Tak ada suara dari si Pria Jeon. Dia sibuk berpikir. Mia diam menunggu sambil memainkan bibir bawahnya yang terasa membengkak—entah kenapa. Jungkook melirik, membuat Mia spontan menghentikan kegiatannya.
"Bibirmu kenapa?" tanya Jungkook.
"Ah ... aku juga tidak tahu. Tapi rasanya ini membengkak," keluh Mia sambil menyentuh bibir bawahnya.
"Sini kuperiksa."
"Eh? Tidak mau!" Mia langsung menutup bibirnya; membuat Jungkook mengerutkan kening kebingungan. "Aku belum gosok gigi," ucap wanita Jeon itu jujur.
Jungkook tertawa. Lagi-lagi Mia menggemaskan begini. "Ya sudah, sana gosok gigi," suruhnya sambil mengacak pelan rambut Sang Istri.
Senang hati Mia turun, bergegas menuju kamar mandi dan menutup pintunya. Jungkook menarik napas panjang. Suara kran dihidupkan terdengar. Tangan pria itu mengambil laptop yang belum dimatikan, membaca deretan hurup dengan font Calibri yang hanya berukuran sebelas. Kebiasaan Mia, malas mengubah jenis dan ukuran hurup. Dia hanya sibuk meratakan kiri-kanan dan no space. Mata kelinci Pria Jeon itu bergerak, mencoba menghayati setiap adegan yang Mia jabarkan dalam tulisan.
Entah sudah berapa menit berlalu saat Mia akhirnya keluar dari kamar mandi. Sisi wajahnya basah; tampaknya dia juga membasuh muka selain dari menggosok gigi. Jungkook tersenyum, mengembalikan laptop ke tempat semula dan menyambut istri yang langsung duduk di sampingnya.
"Fanfic-mu semakin bagus dalam penuturan adegan," puji Jungkook sambil mencubit pelan hidung Mia.
"Benarkah?" Mia menatap gembira. Jungkook mengangguk; dia berkata jujur.
Untuk beberapa menit ke depan, mereka justru disibukkan membahas tentang fanfiction yang tengah dikerjakan Mia. Apa saja adegan yang harus dimasukkan, bagaimana adegannya dan hal-hal lain yang berhubungan. Sesekali mereka tertawa saat tak sengaja mencetuskan hal lucu. Sesekali pula Mia memprotes karena ide Jungkook yang terlalu menyebalkan, dan tak hanya sekali dia memukul pria yang jadi suaminya itu karena khayalannya terlalu berlebihan.
Tak terasa, jam sudah menunjuk angka sebelas.
Jungkook berdehem, mengusap punggung wanita yang sekarang sudah masuk dalam pelukannya yang hangat. Mia sejak tadi merajuk karena idenya yang meminta Mia memasukkan adegan yang ... eng? Bukannya ini akan jadi spoiler jika aku menyebutkannya? Ah, ya sudah. Kita lupakan saja.
"Hei, aku belum memeriksa bibirmu," ucap Jungkook mengingatkan.
Mia mendongak. "Haruskah?" Dia bertanya.
"Memangnya kenapa? Tidak mau kuperiksa?"
"Eumm ...."
"Ya sudah, kalau begitu kucium saja."
"Hah?"
Terlambat! Jungkok sudah mendaratkan bibirnya ke obyek yang jadi incarannya sejak tadi. Dia menyentuhnya lembut, mengulasnya pelan, tanpa paksaan dan ... sangat manis.
"Good night."
Mia mengerjap saat Jungkook menghentikannya begitu saja. Heol? Apa-apaan? Bahkan dia emm ... belum sempat membalas. Tapi Jungkook sudah mengucapkan selamat malam.
"Kenapa?" tanya Jungkook sambil tertawa kecil; dia paham arti tatapan itu, tapi sengaja ingin menggoda Mia.
"Ah, sudahlah!" Mia mengibaskan tangan, mendadak kehilangan mood untuk bermanja dengan suami.
"Jangan marah. Sini, duduk di paha Oppa." Jungkook tersenyum lebar, menepuk-nepuk pahanya dan mengerling. Tapi Mia menggeleng, membuat Jungkook menjilat bibir dan secara tiba-tiba—namun tak kasar—mengangkat dagu Mia, mengecup bibirnya dan menikmati tanpa peduli apa tanggapan si wanita.
Mereka larut dalam ciuman yang manis.
Eum ... yah. Aku lupa mengatakan, Jungkook dan Mia belakangan ini jarang melakukan skinship karena kesibukan masing-masing—apalagi sejak Jungkook harus menyiapkan penampilan untuk tampil di acara penghargaan. Jadi ... yah, tidak heran jika semua rindu tertumpahkan pada malam ini. Toh, pada dasarnya mereka memang tak bisa tak saling menyentuh.
-FIN-
**Sorry~ dua kali up. Yang sebelumnya gak sengaja kehapus TT_TT
Dan ... aku mau promosi bentar, hehe. mampir ke FF-ku yang baru yuk, judulnya HIM sama 24 Hours (link di komentar). Ditunggu vote dan komennya di sana :*
Tapi, vote sama komen yang ini dulu :*
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jungkook x Mia]
FanfictionWork kedua dari series [Jungkook x Mia]. Enjoy read my fanfiction~ ❤