[250820]

1.7K 241 9
                                    

Jungkook membuka pelan pintu rumah bercat putih yang jadi saksi hidupnya selama di Seoul. Semula, niatnya tidak ingin membangunkan Mia atau Miku--mengingat jam sudah menunjuk angka setengah sepuluh, tapi telinganya malah mendengar petikan gitar dari arah kamar. Nadanya acak, terdengar asal, tapi enak didengar.

"Aku pulang." Laki-laki berjaket hitam itu tersenyum ketika mengetuk pintu kamar yang terbuka, menghadirkan gerak menoleh dari wanita cantik yang tengah memainkan gitar yang sengaja ia bawa dari dorm.

"Hai. Maaf aku memakai gitarmu...." Mia berhenti bicara ketika satu kecupan mendarat di bibirnya yang tak terlapis lipstik. Jungkook mengulasnya lembut, menyatakan dalam gerakan bahwa ia tengah merindu sentuhan manis.

Cukup puas, baru Jungkook menjauhkan jarak antara mereka. Mia menggigit pelan bibirnya, lantas tersenyum diam-diam. Jungkook yang melirik sambil ia melepas jaket ikut tersenyum, merasa senang karena berhasil membuat wanitanya merona.

"Bagaimana? Bisa memainkannya?" Jungkook menyusul Mia naik ke tempat tidur. Mengacak pelan rambut sang hawa lantas mengecupnya sekali.

"Asal petik bisa." Mia tertawa kecil, mengingat sejak tadi ia terus memainkan gitar secara asal. Mencipta nada acak yang kira-kira nyaman didengar. Beruntung, sang buah hati yang sudah memiliki kamar sendiri tidak terganggu dengan apa yang ia lakukan.

Jungkook menyandarkan dagunya ke bahu sang kasih. "Mau kuajari?" tawarnya sekaligus mengendus harum leher Mia.

"Eum, ya. Silahkan."

"Sini."

Sedikit modus, Jungkook memeluk Mia dan meraih jari-jemari sang istri untuk ditaruh di masing-masing senar gitar.

"Coba mainkan."

Mia memetik senar dan senyum sumringahnya segera muncul ketika nada yang dihasilkan jadi semakin indah di pendengaran.

"Lebih baik, 'kan?" tanya Jungkook.

"Mm."

"Good girl."

Senyum puas hadir di wajah Jungkook. Lantas, tanpa diminta ia langsung memberitahu Mia tentang beberapa kunci yang dipelajari secara singkat selama beberapa hari terakhir. Beberapa kali Mia salah memetik, tapi hanya direspon dengan tawa dan mereka kembali mencoba hingga berhasil.

"Jung...."

"Hmm?"

Entah kenapa, Mia tidak langsung bicara dan malah terdiam memandang wajah tampan sang adam. Gitar di pangkuannya terabaikan, lagipula dia sudah lelah memainkan.

"Mia... ada apa, Sayang?" Jungkook yang menyadari ada yang tidak beres segera beringsut dan memasang ekspresi serius. "Areum... kau baik-baik saja, 'kan?" cemasnya tak tenang.

Apakah terjadi sesuatu saat ia pergi seharian?

"Mia...."

"Aku baik-baik saja."

Jungkook menggeleng. Mianya memang tersenyum, tapi dia tahu, dia paham, Mia sama sekali tidak baik-baik saja.

"Mi...."

"Terima kasih selalu di sampingku."

"Mia...."

"Setelah semua yang kulakukan, atau setelah seberapa banyak kekecewaan yang kuberikan, terima kasih... terima kasih tetap ada di sisiku dan mendukungku."

Jungkook tidak paham kenapa tiba-tiba Mia mengucap semua kalimat tadi. Matanya memandang bingung, tapi Mia justru tertawa kecil sambil mengusap setetes air mata yang sempat meluncur jatuh.

"Ah... ternyata aku sesayang ini denganmu." Wanita itu tertawa, merasa lucu dengan dirinya sendiri. "Maaf, sudah membuatmu bingung," lanjutnya.

Jungkook diam, termasuk ketika Mia turun dari tempat tidur untuk menaruh gitar kembali ke tempatnya.

"Ayo tidur!" ajaknya dengan senyum ketika sudah naik ke samping Jungkook.

"Mm, sini kupeluk."

Senang hati Mia mengabulkan. Setelah menarik selimut, ia langsung memeluk Jungkook dan menenggelamkan wajah ke dada yang bidang.

"Selamat tidur," bisiknya sambil memberi kecupan di dada sang suami sebagai hadiah pengantar tidur.

"Mm, selamat tidur."

Mia memejamkan mata. Harum Jungkook membuatnya tenang, lebih lega dan tak sendirian. Dan tidak perlu waktu lama, ia sudah larut ke alam mimpi, menyisakan Jungkook sendiri yang belum tidur.

Memastikan wanitanya sudah lelap, Jungkook pun pelan-pelan mengambil ponsel Mia yang tergeletak tidak jauh dari jangkauan. Melihat air mata Mia tadi, sepertinya ia harus mengetahui apa yang terjadi.

Pertama, buka sosial media Mia.

Namun, Jungkook langsung tertegun diam melihat story pertama yang muncul--seorang teman Mia memposting foto bahwa ia telah selesai sidang--dan Jungkook sangat yakin, itulah pemicu wanitanya bersedih. Tak membuang waktu, ia langsung mengecek pesan dan menemukan chat Mia bersama Shin Ya, sahabat yang sudah dianggap kakak oleh Mia. Benar, mereka membahas tugas akhir perkuliahan yang tidak kunjung terselesaikan dan diakhiri dengan ketakutan masing-masing tentang banyak hal; walau Mia terlihat begitu banyak menyemangati meski ia sendiri pasti tengah gundah.

Jungkook menarik napas panjang. Dipeluknya Mia erat. Dia paham, sangat-sangat paham dengan apa yang dihadapi istrinya tercinta.

"Hng...."

Mia menggeliat pelan ketika merasa pelukan suaminya terlalu erat. Jungkook yang menyadari hal tersebut segera memberi ruang. Tak terlupa, ia juga mengecup kening sang kasih, memberi tanda bahwa ia selalu ada di sisinya.

"Aku menyayangimu, Jeon Areum. Di saat senang ataupun sulit, aku akan selalu ada untukmu." Jungkook berbisik dan mengecup istrinya dengan khidmat.

"Tidurlah. Meski sebentar, semoga ada kebahagiaan yang kau temukan di sana."

-♪-
FIN
-♪-



Semoga kebahagiaan selalu datang buat semua readers-ku tersayang 💜

[Jungkook x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang