Malam ini Mia tidak menulis apa pun. Sebagai gantinya justru tenggelam dalam novel setebal 544 halaman yang baru dibelikan oleh Jungkook saat baru pulang dari dorm. Tak seperti sebelum-sebelumnya, kali ini Jungkook tak memersalahkan Mia membaca selama yang ia mau. Toh, dia sendiri juga ingin menikmati waktu bermain game-nya. Di meja depan mereka yang duduk bersisian di sofa, speaker mini milik Jungkook terus memperdengarkan lagu-lagu yang disuka Mia belakangan ini. Sekali lagi, Jungkook tak memersalahkannya.
Semua berjalan begitu tenang hingga Jungkook mulai merasa bosan. Pria Jeon itu mengembuskan napas, memilih menyandarkan kepala ke bahu Mia yang masih fokus dengan novel tebalnya. Tak mendapat respon berlebih dari istri, Jungkook mulai bergerak menyamankan diri, kali ini Mia menutup bukunya dan menoleh ke Jungkook—sambil mengusap sekali pipi suaminya.
"Mengantuk, hmm?" Wanita yang tengah hamil itu bertanya.
"Tidak juga, sih." Jungkook bergumam. Matanya memerhatikan televisi yang sejak tadi terabaikan. "Hanya bosan," lanjutnya.
"Heum ... haruskan kita pindah ke kamar?" Mia menawarkan. Bukunya sudah berpindah ke meja setelah halaman terakhir yang ia baca ditandai.
"Di sini saja dulu. Aku ingin mengobrol denganmu."
"Ow, oke."
"Mau kubuatkan susu cokelat hangat? Atau kau mau yang lain?"
Mia tertawa kecil. "Aku mau susu cokelat."
"Tunggu sebentar, ya." Jungkook mengecup kening Mia, lalu bergegas menuju dapur.
Selagi Jungkook sibuk membuat dua gelas susu cokelat dan mengambil cemilan, Mia kembali membaca beberapa halaman novel. Sore tadi, dia tersenyum gembira ketika Jungkook memberikan tiga buah novel, cukup untuk mengisi waktu luang jika dia ditinggal sendiri. Selain itu, Jungkook juga membawa banyak boneka beragam warna yang katanya untuk anak mereka nanti. Hei, bukannya Jungkook suami yang sangat perhatian?
"Pesanan siap."
Jungkook menaruh nampan berisikan susu cokelat hangat dan setoples makanan ringan di depan Mia, lalu duduk di samping istrinya yang kembali menyimpan novel ke atas meja. Waktunya mengobrolkan banyak hal seperti yang Jungkook mau sebelum mereka memutuskan untuk tidur.
"Bagaimana fanfic-mu?" Jungkook membuka pembicaraan sambil mengusap rambut lurus Mia yang baru disampo. Selalu menyenangkan melakukan hal ini, dari mereka hanya berstatus sebagai kekasih, hingga sekarang jadi suami istri.
"Fanfic-ku baik, respon pembaca juga bagus. Dan kau?"
"Aku apa?"—Jungkook tertawa—"aku tidak menulis fanfiction sepertimu, Mia."
"Ei ... maksudnya BTS. Bagaimana? Semua baik-baik saja, 'kan?"
"Baik-baik saja, kok. Oh ya, tadi malam aku meng-upload lagu yang ku-cover. Kau sudah mendengarkan?" Jungkook memandangi Mia lekat. Wanitanya semakin cantik dan dewasa selama masa kehamilan.
"Sudah. Kau meng-upload-nya setengah jam setelah aku mem-posting 24 Hours chapter terakhir." Mia tertawa kecil menyadari kenyataan yang baru terpikirkan.
"Eum? Benarkah?" Jungkook mengangguk-angguk. Dia baru tahu.
"Yup! Tapi ...." Tiba-tiba Mia menggantung kalimat, membuat Jungkook mengerutkan kening.
"Ada apa?"
"Tidak. Hanya saja aku membaca kemungkinan kau meng-upload lagu itu karena war yang terjadi belakangan ini. Karena lirik yang kau nyanyikan merujuk ke sana; menenangkan ARMY. Apa itu benar?" Hati-hati Mia bertanya sambil memandang Jungkook yang diam.
"Soal itu ...,"—Jungkook meneguk ludah—"bisakah kita bicarakan hal lain saja? Ini bukan pembicaraan yang menyenangkan menurutku," kilahnya sambil terkekeh hambar.
Mia diam memerhatikan Jungkook, lalu dengan perlahan mengangguk—meski ada banyak hal yang ingin dia bicarakan soal ini. Tentang antis yang malah menuduh Jungkook mencari perhatian dengan meng-cover lagu itu misalnya. Dia takut Jungkook terluka dengan semua anggapan-anggapan buruk yang terlayangkan padanya. Mengingat bagaimana karakter suaminya ini.
"Ah, ya! Besok kau ada acara?" celetuk Jungkook tiba-tiba, memecah hening yang sempat terjalin beberapa menit. "Aku mau mengajakmu jalan-jalan, besok aku libur." Tanpa menunggu Mia menjawab, dia menjelaskan sendiri.
"Jalan-jalan?" Mia spontan membulatkan mata, "ke mana?" Dia bertanya.
"Aku belum memutuskan,"—Jungkook mengangkat bahu—"ke mana kau mau mungkin," ucapnya sambil tertawa kecil dan mencubit gemas pipi Mia.
"Aku mau! Terima kasih, Suami. I love you!"
Kali ini Jungkook tak bisa menahan tawa. Mia yang manja sangat lucu. Lihatlah, dia dengan suka rela memeluk tanpa diminta. Euh ... sungguh beruntung Jungkook memiliki pasangan yang bisa mengerti apa yang dia inginkan. Hehe.
Tentang antis atau komentar-komentar buruk terlupakan.
"Minum susu cokelatmu, lalu kita tidur. Aku tidak mau kau kurang tidur, paham?" tegas Jungkook sambil tersenyum manis.
"Aye-aye, Sir." Mia mengerling, namun Jungkook justru mengerutkan kening.
"Aye-aye apa?"
"Itu cara kelasi menjawab perintah. Aye-aye artinya siap laksanakan. Aku dapat dari sana," jelas Mia sambil menunjuk buku yang tadi dibacanya.
"Aigoo." Jungkook mencubit hidung istrinya. Tidak kuat, tapi cukup membuat wanita itu terkekeh. "Cepatlah habiskan susu cokelatnya. Aku mau menggendongmu ke kamar," ucapnya enteng, bahkan sambil merenggangkan tubuh. Mia membulatkan mata.
"Aku masih bisa berjalan sendiri!" protes Mia.
"Iya, memang bisa. Tapi aku mau. Atau kalau kau tidak mau kugendong, aku bisa menggantinya jadi memijatmu. Ya ... meski pijatanku tidak seenak tukang pijat asli, tapi aku bisa menjamin itu manjur membuatmu makin sayang denganku." Jungkook makin gencar menggoda. Tentang pijat memijat didapatnya dari buku yang dibaca Mia (sebelum memberikan ke Mia, dia sempat membuka halaman-halaman tertentu dan mendapat kalimat ini).
"Eish." Mia merona, bergegas mengambil susu cokelat dan meminumnya dengan cepat. Jungkook terkekeh, namun ikut mengambil bagiannya dan meminum itu sambil tetap memandangi Mia yang makin salah tingkah.
"Kau cantik kalau sedang merona." Godaan Jungkook tak ada habis-habisnya. Bahkan kali ini dia sambil tersenyum-senyum nakal.
"Kook-ah, berhenti menggoda."
"Bagaimana aku bisa berhenti menggoda kalau kau menunjukkan reaksi semanis ini, huh?"
"Jadi aku harus bagaimana?"
"Cium."
"T-I-D-A-K!"
"Mia ... menolak permintaan suami itu dosa, lho."
"Yak ...!"
Jungkook terbahak, senang sekali melihat Mia merajuk. Tapi kemudian langsung merangkul istrinya dan mengecup rambut wanita itu dengan sayang. "Aku bercanda. Jangan marah, ya," pintanya sungguh-sungguh dengan senyum lembut.
"Aku tidak marah, kok. Asal kau menggendongku sekarang, dan memijatku saat sampai di kamar."
Jungkook membulatkan mata. Mia serius? Hei, dia hanya sekedar menggoda saat mengatakan itu.
"Cepatlah! Sebelum aku berubah pikiran dan membiarkanmu tidur tanpa selimut."
Nah, kalau sudah begini apa lagi yang bisa dilakukan Jungkook kecuali terkekeh dan bergegas memenuhi apa yang Mia minta.
Hmm ... keluarga yang manis memang.
-FIN-
**Jangan lupa tinggalkan jejak :*
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jungkook x Mia]
Fiksi PenggemarWork kedua dari series [Jungkook x Mia]. Enjoy read my fanfiction~ ❤