Rintik hujan menutup lembayung senja kota Seoul, membawa hawa dingin yang membuat penghuni rumah lebih suka merapatkan selimut atau berdiam di tempat hangat. Namun demikian, jalanan tetap ramai dengan mobil yang berlalu-lalang menuju tempat tujuan.
Di kamarnya, Mia termangu menatap jutaan bulir air yang dijatuhkan langit. Tidak lebat, tapi sudah cukup membawa ketenangan di hati. Hawa sejuk menentramkan gelisah yang sempat melanda. Hingga terdengar suara ketukan pintu yang membuatnya mengalihkan perhatian ke belakang.
Itu Jungkook, masih dengan setelan santainya dia tersenyum. Tampan, selalu Mia akui hal itu.
"Hai," sapa Mia pelan saat sebelah tangan Jungkook melingkari pinggang rampingnya. Dipejamnya mata saat material yang lembut menyapu bibirnya dengan hati-hati. Ciri khas Jungkook di setiap kali menunjukkan kasih sayang.
"Aku menepati janjiku untuk pulang cepat, kan?" Jungkook terkekeh pelan, jahil mencolek hidung yang tersayang.
"He-em. Jadi, apa yang akan kita lakukan?"
Jungkook melirik tangan Mia yang melingkar di lehernya. Wanitanya sudah mulai nakal ternyata, membuat senyuman miring hadir di wajah pria Jeon tersebut. Tanpa aba-aba diangkatnya Mia, menyebabkan wanita yang terlihat cantik dalam balutan gaun putih gading itu memekik kaget.
"Yak, Jungkook!" Mia memprotes, tapi segera bungkam saat Jungkook mengecup bibirnya tanpa izin.
"Aku mau sesuatu yang hangat." Jungkook mengerling, menggoda istrinya yang merona malu.
Mia diam. Memilih menyurukkan kepalanya ke leher Jungkook yang melangkah menuju meja belajar yang dibiarkan rapi selama ditinggal sang pemilik. Untuk beberapa menit ke depan, Jungkook tak ada niat mengubah posisi meski pada nyatanya Mia sudah duduk di meja. Pun Mia juga sama, lebih suka dengan kedekatan mereka sekarang.
"Mia."
"Hmm?"
"Ayo—"
Suara isakan tiba-tiba terdengar dari box bayi. Jungkook sigap melangkah, mendekat ke Miku yang terbangun. Dengan telaten pria kelahiran 1997 itu menggendong bayinya, lantas menenangkan hingga si mungil kembali terlelap. Mia memandang dengan senyum sampai akhirnya Miku direbahkan ke box-nya dengan hati-hati oleh Jungkook.
"Miku suka terbangun tiba-tiba setiap kali ayahnya ingin bersama ibunya," lapor Jungkook sambil mendekat kembali ke Mia.
"Miku cemburu." Mia tertawa kecil. Disambutnya tangan Jungkook yang hendak menggenggam tangannya.
"Sepertimu." Jungkook balas tertawa, namun sorot matanya begitu manis saat menatap Mia. Jemarinya yang bertaut dengan Mia menggenggam erat, menyalurkan hangat di antara sejuknya hujan.
"Aku cemburu karena aku sayang dirimu." Mia mengerling, tak mau kalah dari Jungkook yang tak kunjung membuang senyum.
"Eum, benarkah?" Jungkook menggoda, disatukannya kening dengan yang terkasih, membuat jarak mereka hampir terkikis habis.
Mia tak menjawab. Hanya matanya saja yang memandang ke manik gelap yang memesona, mencari celah agar tak jatuh hati namun tak mampu. Jungkook hampir sempurna, dan dia paham sepenuhnya akan hal itu.
"Jung," panggilnya ketika yang di hadapan tak kunjung bersuara.
Jungkook bergumam, masih senang memandang manik cokelat yang disuka.
"Tadi malam aku bermimpi tentangmu," kata Mia membuka pembicaraan baru.
"Hm... mimpi tentang apa?"
"Aku tidur, bersandar di dadamu."
Jungkook diam, namun kemudian tersenyum dan mengacak gemas rambut yang terkasih. "Tadi malam kau memang tidur di dadaku, Sayang."
Mia tersenyum lebar. "Saking nyamannya, aku terbawa mimpi."
"Itu artinya kau sangat memikirkanku, 'kan? Padahal aku ada di sampingmu," ucap Jungkook sembari mencubit pipi tirus Mia.
"Always remember you in 24/7."
Jungkook tertawa gemas. Ingin mencium, tapi terlalu sayang jika harus terburu-buru, membuatnya hanya terus memandang dengan godaan yang membuat Mia salah tingkah.
"Kenapa?" Suara Mia berubah jadi manja—setengah karena malu dipandangi Jungkook.
"Aku sayang Jeon Mia." Seolah tak bosan Jungkook terus mengatakan kalimat yang sama.
Yang diajak bicara hanya tertawa sembari memalingkan kepala, berusaha agar tak beradu pandang dengan Jungkook.
"Mia...." Gantian Jungkook yang memanggil dengan nada manja.
"Hmm?"
"Jeon Areum."
"Ap...a?"
Roman merah itu benar-benar menghias pipi Mia saat Jungkook tanpa persetujuan menyatukan bibir mereka. Desir hangat mengaliri keduanya. Jungkook memejamkan mata, menyamankan posisi hingga mereka terlarut dalam sentuhan yang manis nan membuai.
Di luar, senja beranjak pergi, namun hujan tak kunjung berhenti. Justru rintiknya seolah jadi irama pendamping bagi dua insan yang menyalurkan perasaan mereka.
"Forever love you, Jeon Mia."
-FIN-
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jungkook x Mia]
FanfictionWork kedua dari series [Jungkook x Mia]. Enjoy read my fanfiction~ ❤