Satu hal yang perlu kalian ketahui; Jungkook akan selalu totalitas dalam memanjakan Mia. Jadi jangan heran bila laki-laki itu selalu membeli bunga, jajanan, parfum, pernak-pernik lucu, bahkan sampai pakaian bagian dalam. Dan terakhir kali, dia mengorder kan cokelat sebanyak satu kilo untuk Mia secara online--dan tentu saja tanpa sepengetahuan si cantik yang mood-nya sudah semakin membaik.
Ia jarang--bahkan mungkin tidak pernah--merasa berat mengeluarkan sejumlah uang untuk Mia. Toh, nanti uang yang datang kepadanya akan jadi berkali-kali lipat. Memang, istri adalah penarik rezeki paling hebat.
Sore ini, dia sempat meminta manajernya untuk membeli beberapa cemilan manis dan asin sebelum pulang. Yang manis untuk Miku, dan yang asin untuk Mia. Sengaja begitu, karena semalam Mia sempat berkata dia bosan makan-makanan manis.
Setelah sampai di rumah, dengan riang ia menenteng tas yang dipenuhi berbagai makanan dan minuman. Pintu dibuka lalu ditutup dengan cepat, dan ia langsung menuju ruang tengah, tempat Mia dan Miku bermain-main bersama.
"Daddy pulang!"
Miku yang sedang bermain bongkar-pasang bersorak. Tanpa memedulikan mainannya yang jadi berantakan, ia langsung menghambur ke sang ayah yang tertawa karena tingkahnya.
"Daddy... gendong...." Miku merentangkan tangan. Wajahnya menggemaskan, membuat Jungkook langsung mengabulkan permintaan si kecil.
"Tidak cium Daddy?" Jungkook pura-pura merajuk saat ia masih menggendong Miku, sedangkan Mia membereskan belanjaan, memisahkan yang manis dan asin sesuai jenis dan memasukkan beberapa ke toples yang tidak pernah kosong dari berbagai jenis makanan.
Miku menggeleng dengan senyum dikulum, membuat Jungkook semakin mem-pout-kan bibir. Sekarang, dia sama gemasnya dengan sang anak.
"Ayolah... beri Daddy ciuman selamat datang." Jungkook menyodorkan pipi, tapi Miku dengan terkikik malah mendorong wajah sang ayah, tanpa mengetahui itulah aset yang didamba banyak wanita.
"Tidak mau!" Miku terbahak, lantas dengan sengaja malah berteriak memanggil ibunya yang sedang di dapur. "Mommy!! Daddy nakal!!"
Jungkook membulatkan mata dan mulutnya mengeluarkan suara 'o?' menggemaskan, bingung karena merasa tidak melakukan kesalahan apa-apa.
Mia kembali dari dapur dengan seteko jus berwarna merah. Ia menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan Miku dan Jungkook yang sekarang malah sama-sama berbaring di lantai menghadapi televisi yang menayangkan kartun. Sebagai pelengkap, mereka juga menaruh setoples kue kering yang manis di tengah-tengah.
"Sudah mandi?" Mia menuang jus semangka ke gelas, lantas memberikannya ke Jungkook yang bergegas bangun.
"Mm, aku mandi di dorm." Tanpa mengalihkan pandangan dari televisi, Jungkook pun meminum jusnya dengan cepat.
"Jusnya kuberi obat perangsang."
PFFTTT!!
Jungkook seketika mengembalikan jus yang hampir ia telan ke gelas. Apa kata Mia? Obat... perangsang?!
"Jorok!"
Abaikan Miku. Sekarang, Jungkook menatap minta penjelasan dari si cantik Jeon yang tak bisa menahan tawa.
"Mi...."
"Aku bercanda, Jung. Tidak ada apa-apa di jusnya." Mia di tengah tawanya menjelaskan. Heol! Kau harusnya melihat bagaimana lucunya ekspresi Jungkook tadi.
"Kau mengagetkanku." Jungkook mengembuskan napas lega sambil menaruh gelas jus ke meja. Di sampingnya, Miku menatap mereka berdua bergantian sambil terus menyuap kue kering ke mulut.
"Tenang, aku tidak sejahil dirimu," sindirnya secara halus. Mengingatkan Jungkook bahwa ia pernah benar-benar melakukan hal itu; memasukkan obat ke minuman ketika mereka sedang di ruang latihan agensi. Alhasil, ruang ganti adalah tempat paling aman untuk menuntaskan apa yang dimulai.
"Mommy... Daddy... obat peyancang itu apa?"
Nah, si kecil mulai penasaran. Waktunya kembali menjadi orang tua yang baik dan tidak menjerumuskan.
-♪
Jungkook merenggangkan tubuh ketika ia dan Mia sudah di kamar. Miku sudah tidur, sepertinya karena kelelahan bermain. Memang, belakangan ini si kecil Jeon sedang aktif-aktifnya bergerak dan seisi rumah adalah arenanya. Jadi, mereka harus ekstra hati-hati dengan semua barang.
"Kookoo...."
Panggilan Mia mengalihkan atensi Jungkook. "Pakaikan," katanya dengan senyum tanpa dosa sambil menyodorkan masker yang baru selesai diaduk.
Kening Jungkook mengerut. Bisa-bisanya Mia manja di saat sekarang. Tetapi, demi menyenangkan si cantik (dan juga dirinya), ia pun duduk di tepi ranjang dan langsung menepuk paha yang ditutup celana pendek selutut. Mia yang paham, langsung naik dan tersenyum ke Jungkook yang menahan napas.
"Kau mulai nakal." Sambil mengoleskan masker yang harumnya seperti susu, Jungkook menggerutu. Bukan gerutuan kesal, melainkan tidak paham kenapa istrinya tiba-tiba bermanja.
"Aku cuma minta dipakaikan masker," kilah Mia seraya mendongak, memudahkan Jungkook untuk meratakan masker di bagian hidung dan dagu.
"Penggoda."
Mia mencebik. Diabaikannya kata Jungkook barusan dan malah ikut mengambil sedikit masker untuk dipakaikan ke wajah tampan sang adam.
"Ada sesuatu yang kau mau?" Jungkook tiba-tiba berceletuk, membuat Mia yang fokus memakaikan masker di pipinya langsung melirik.
"Yang kumau?" Si cantik membeo. "Ya, ada. Satu."
"Apa?"
Alih-alih langsung menjawab, Mia malah berhenti bergerak dan menatap intens ke Jungkook yang mulai berpikir macam-macam.
"I want...."
Jungkook mengikuti arah pandangan Mia yang menuju bagian bawah tubuhnya.
"For tonight? Can you?"
Demi semesta yang selalu mendukung hubungannya dengan Mia, Jungkook rasanya sangat bahagia mendapat ajakan senang seperti ini. Ia menggigit bibir, menatap tajam menggoda ke Mianya yang tersenyum menunggu jawaban. Namun, ketika ia hendak mencium wanita itu, dirinya justru ditolak.
"Tunggu maskernya kering dulu."
Oh! Masker nakal!
-♪
Jungkook tidak peduli berapa kali Mia mencengkeram punggung atau bisepnya, atau bagaimana wanita yang lebih mungil darinya ini kesusahan mengimbangi, ia tetap bergerak menuntaskan yang diinginkan.
Sesekali ia mengecup, menggigit dan menciptakan ruam keunguan yang tak akan hilang dalam beberapa hari di kulit yang putih. Semua dilakukan semata karena ia senang melihat Mia pasrah dalam kungkungannya dan bagaimana cantiknya wanita itu ketika menikmati apa yang diberi. Mata yang terpejam, kening yang berkeringat dan anak rambut yang basah, adalah pemikat tersendiri agar Jungkook tak berhenti.
"Open your eyes and just look at Daddy." Di sela napas yang terengah, Jungkook memerintah. "Atau aku tidak akan membiarkan tidur malam ini."
Anehnya, Mia malah tersenyum dan tidak membuka mata sebagaimana diminta. Ia menggigit bibir, menahan desah dan ya, itu membuat Jungkook menyeringai. "Jangan menangis jika besok tidak bisa bangun." Laki-laki itu berbisik, mengecup telinga sang kasih dan kembali menghentak dalam-dalam hingga lenguhan istrinya terdengar.
"I love you so much, Jeon Mia."
-♪ FIN ♪-
•
•
•SELAMAT MALAM MINGGU ZHEYENG 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jungkook x Mia]
FanfictionWork kedua dari series [Jungkook x Mia]. Enjoy read my fanfiction~ ❤