Malam minggu datang lagi. Seperti biasa, orang-orang berlalu-lalang, bercanda ria dan memesan makanan di tepi jalan, restoran atau cafe. Tetapi, tak jarang juga berbelanja di minimarket seperti Jungkook, lelaki tampan yang menyembunyikan rapat wajahnya dengan tudung hoodie. Dia membeli beberapa snack, susu dan minuman kemasan, lantas secepatnya menyelesaikan transaksi tanpa diketahui siapapun.
Malam ini, dia memang sengaja tidak diantar manager dan memilih untuk menyetir sendiri pulang ke rumah. Selain tidak ingin merepotkan, dia juga bertujuan ingin mengambil waktu untuk memikirkan Mia. Ya, si cantik yang tengah mendiamkannya pasca ulang tahun yang terlupakan beberapa hari sebelumnya.
Jungkook mengakui bahwa itu salahnya; tidak mengingat sama sekali hari ulang tahun Mia pada tanggal empat belas dan malah menginap di dorm untuk menyelesaikan lagu yang tengah dikerjakan. Saat itu dia benar-benar lupa, tidak ingat, lalai, abai, pikun, atau apalah istilah lainnya, jadi bertindak bodoh dan mengakibatkan Mia harus merayakan ulang tahunnya sendirian. Pun Mia, sebenarnya tidak ada mengatakan secara gamblang dia marah atau kesal, bahkan dia tetap melayani Jungkook dengan baik, tersenyum dan bersikap mesra ketika di depan Miku. Tetapi, Jungkook paham sekali wanita itu memendam kekecewaan dan entah kapan akan diluapkan.
Di tengah kalut memikirkan sang hawa, klakson dari mobil di belakang mengagetkan Jungkook, membuatnya buru-buru memutar stir ke sebelah kanan untuk menuju ke komplek perumahan.
Sekitar sepuluh menit kemudian, si tampan pun memarkir mobilnya di halaman. Seperti biasa, rumah itu sunyi dan lampu depan sudah dimatikan jika sudah jam sebelas malam.
Sembari melepas kaos dan menata sepatunya ke dalam rak, Jungkook bersuara mengatakan bahwa dia telah pulang. Dari posisinya pula, bisa dilihatnya lampu kamar masih menyala, tanda bahwa sang pujaan belum terlelap.
"Hai... aku pulang."
Wanita yang sedang menonton sesuatu dari ponselnya menoleh ke Jungkook yang baru memasuki kamar. Dia ber-hai singkat, lantas kembali tenggelam dalam aktivitas semula; menonton.
"How your day, hm?" Jungkook mengecup kening wanitanya yang tengah berbaring, baru setelahnya mengganti pakaian dengan yang lebih nyaman.
"Everything is good. How about you?" Mia melepas ponsel dan beranjak duduk menyandar ke headbed. "Ah, ada cookies di lemari dapur," beritahunya.
"Ow? Aku juga membeli banyak makanan." Jungkook menunjuk paper bag yang berada di meja. "Kesukaanmu semua."
Mia mengerutkan kening, tapi kemudian beranjak turun menyentuh lantai dingin demi mendekati paper bag yang dimaksudkan Jungkook. Diperiksanya satu-satu, dengan sesekali tersenyum melihat jajanan yang dipilih sang suami.
"Kau tahu dengan baik semua yang kusuka." Mia memuji, mengambil sekotak susu cokelat dan kembali ke tempat tidur.
Dari tempatnya, Jungkook melirik sang hawa yang meraih ponsel sambil meminum susu kotak. Wanita itu seakan-akan tak peduli dengan kehadirannya dan jujur, Jungkook tersiksa. Raga mereka dekat, tapi di hati bagaikan ada jurang atau tembok tinggi yang memisahkan. Seberdosa itukah dia?
"Sayang, bisa kita bicara?" Memecah sunyi, laki-laki berparas elok itupun bersuara dengan dada yang dipenuhi sesak. Bagaimanapun, dia harus menyelesaikan masalah malam ini juga.
"Mm, ya. Kau bisa bicara kapanpun kau mau, Jung." Mia memperbaiki duduk jadi lebih lurus. "Ingin membicarakan apa?" lanjutnya setelah menyimpan ponsel dan susu kotak ke nakas.
"Mm... kau mau liburan, tidak?" Alih-alih membahas tentang apa yang mengganjal di hatinya, Jungkook malah menawarkan hal lain. "Ke Paris? Eropa? Atau ada tempat lain yang ingin kau datangi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jungkook x Mia]
FanficWork kedua dari series [Jungkook x Mia]. Enjoy read my fanfiction~ ❤