Christmas

2.1K 318 27
                                    

Dari balik kaca jendela, Mia memandang jalan yang cukup ramai. Salju turun cukup lebat, tapi seolah tak dipedulikan oleh orang-orang yang menikmati malam natal bersama kekasih atau keluarga. Beberapa dari mereka tertawa, saling menggenggam, bahkan ada yang sampai berbagi mantel. Modus supaya bisa menyentuh.

"Jungkook tidak pulang?"

Mia menoleh. Tersenyum, ia pun menggeleng. "Dia sibuk," jawabnya seraya mendekati sang ibu yang sengaja datang tadi sore untuk menghabiskan malam natal bersama.

"Sayang sekali, padahal Eomma sudah membuat banyak makanan."

"Eomma... aku minta maaf. Tapi Jungkook pasti akan memakannya setelah pulang." Wanita Jeon itu tersenyum.

"Mm, kalau begitu Eomma ke kamar dulu."

Mia hanya mengangguk, memandang punggung wanita yang membesarkannya dengan baik selama ini. Perlahan, ada rasa hangat di hatinya dan juga rasa syukur karena masih diberi waktu bersama hingga saat ini.

Menarik napas, wanita dengan rambut lurus diurai itu menuju dapur. Miku sudah tidur sejak tadi, jadi dia bisa bebas melakukan banyak hal; termasuk melamun sambil menonton siaran ulang penampilan suaminya melalui ponsel.

"Manisnya." Ia bergumam, juga tersenyum ketika menonton bagian Jungkook bersama anak kecil yang sangat cantik. "Semoga kau bisa melakukan itu bersama Miku," katanya pelan.

Pandangannya beralih ke cupcake yang sudah dihias sedemikian rupa agar menarik. Lagi, ia tersenyum. Cupcake itu hasil kreasinya. Tidak buruk, tapi juga tidak terlalu indah. Standar. Terpenting bisa dimakan.

Diraihnya yang terbesar dan berkata, "Dia bahkan tidak pulang. Lalu, kenapa aku membuat ini?" Ia mendesah, menatap penuh sesal ke cupcake yang sudah terlanjur jadi.

Puas mengamati, ia pun mengembalikan ke tempat semula. Gantinya, dia mengambil ponsel dan mengecek kotak pesan. Berharap ada sebait kalimat dari Jungkook yang memberitahu bahwa lelaki itu sedang di jalan dan mereka akan menghabiskan sisa malam natal bersama. Tetapi, itu semua hanya harapan. Tidak ada pesan, apalagi panggilan sejak percakapan terakhir mereka yang sedikit tidak menyenangkan tadi sore. Membuat rasa sakit di hati perlahan bertambah buruk.

Ia berdiri cepat, menuju kulkas dan mengambil semua persediaan bir yang rencananya akan diminum bersama jika saja Jungkook pulang. Tetapi, ya sudahlah. Daripada tidak ada yang meminum, lebih baik dia yang menghabiskan.

Di meja ada ayam, kacang, kue kering dan juga cupcake. Tinggal dia memilih ingin memilih yang mana sebagai teman minum. Tetapi, dia malah mengambil ponsel dan membaca berita tentang grub suaminya. Satu dua berita dilewatkan, yang lain dibaca sekilas, termasuk beberapa postingan yang mendukung hubungan Jungkook dan Taehyung.

"Aigoo, menyebalkan." Dia berdecak, lantas menenggak bir.

Tepat kaleng bir mendarat ke meja, kesedihan itu kembali muncul di mata cokelat gelap. Tatapan yang kosong menggambarkan bagaimana hampanya kehidupan si cantik Jeon. Menyedihkan memang, tapi itulah kenyataan yang terjadi selama beberapa waktu belakangan ini. Bahagianya mulai terasa semu, lebih banyak sepi dibanding ramai. Jungkook juga semakin sibuk, lebih sering menatap ponsel daripada menatapnya.

"Bodoh!" Dia memaki pelan. Bir kembali diminum, kali ini lebih banyak dari sebelumnya. "Dia tidak akan pulang," desahnya menyadarkan diri agar tak berharap banyak.

"Selamat bersenang-senang, Mr. Jeon."

—♥—

Di lain tempat, tepatnya dorm BTS, Jungkook juga sedang termenung. Dia benar-benar malas pulang ke rumah, apalagi ketika membaca screenshot yang dikirim Sunhee kepadanya tentang kekesalan Mia soal dirinya dan Taehyung. Bagaimana tidak? Mia selalu memersalahkan hal yang sama, seolah ia tak percaya dan terus meragu. Menyebalkan sekali.

Dihelanya napas dalam-dalam, coba menenangkan hati yang gundah. Baiklah, dia harus tidur sekarang. Bukannya itu lebih baik ketimbang harus pulang dan berdebat karena hal yang sama berulang-ulang? Lagipula dia penat dan harus segera beristirahat. Mia pasti mengerti hal itu, 'kan?

—♥—

Jam dua belas tepat. Mia rebah di meja, tak kuat menahan efek alkohol yang membuat kepalanya memberat. Namun, tangannya masih bisa meraih ponsel yang tergeletak di antara serakan kaleng bir yang sudah kosong.

Antara sadar dan tidak, ia menekan panggilan ke Jungkook. Namun, semuanya hanya berujung pada suara operator yang memberitahu bahwa suaminya tidak mengangkat panggilan dan ia diminta meninggalkan pesan.

Wanita Jeon itu tersenyum, segera membuka salah satu aplikasi chat dan menekan tombol rekam. "Tidak pulang, hmm?" Ia bertanya. "Padahal aku sudah membuat kue untukmu. Aku juga sudah mengatur rencana agar kita bisa menghabiskan waktu bersama,"--dihelanya napas berat--"tapi sepertinya aku melakukan kesalahan lagi. Hh, dasar wanita bodoh, tahunya membuat kesal saja."

Susah payah ia menelan ludah, lalu berusaha duduk dengan tegak. "Aku memaklumi kenapa kau tidak pulang. Semoga kau beristirahat dengan baik di sana. Aku mencintaimu, Jeon Jungkook."

Selesai mengucap kalimat tadi, ponselnya pun jatuh, begitu juga dengan dirinya yang langsung tak sadarkan diri ke lantai. Hh, kasihan sekali.

Sekarang, mari kita berdoa agar dia tidak kedinginan di sana.

—♥—

Jungkook terbangun ketika jarum panjang jam menunjuk angka dua. Suasana terdengar sunyi, tapi tidak masalah. Diraihnya ponsel, coba memperjelas jam berapa sekarang. Tetapi, yang dilihatnya pertama justru pesan suara dari Mia.

Sedikit ragu ketika ia membuka pesan tersebut. Dan jujur saja, jantungnya berdebar tidak karuan karena memikirkan apa yang kira-kira dikatakan oleh Mia.

Namun, ketika pesan suara itu ia dengarkan, rasa bersalah tiba-tiba merasuk tanpa diminta. Apalagi di awal dia bisa mendengar wanita itu tertawa kecil, menandakan bahwa si cantik sedang mabuk.

"Aku mencintaimu, Jeon Jungkook."

Jungkook menelan ludah. Tanpa berpikir dua kali, ia bergegas mengambil jaket, kunci mobil dan juga dompet. Dia harus pulang sekarang, memastikan Mia baik-baik saja dan meminta maaf karena sudah mengecewakan. Semoga... semoga dia tidak terlambat.

TBC

[Jungkook x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang