Sejak kejadian pagi di kamar Yoongi, Mia pindah ke kamar yang ia pesan. Jungkook mengikuti, tapi wanita itu seperti es yang membeku, diam dan hanya fokus dengan pekerjaannya seorang. Jungkook juga tak bisa berbuat banyak, selain karena dia tidak ingin menambah runyam suasana, jadwal pertemuannya bersama member juga sudah dekat.
"Aku pergi dulu." Jungkook menaruh kartu ATM-nya di meja, memaksudkan Mia boleh memakainya kapan saja. "Hubungi aku jika ada apa-apa," pesannya lagi sambil mengantongi ponsel ke saku celana.
Mia hanya menoleh sebentar, kemudian kembali fokus membantu Miku yang sibuk mewarnai. Berhasil memancing tarikan napas berat dari sang adam yang mendekat.
"I love you." Rambut Mia yang digelung diusapnya lembut, pengganti kecupan yang biasa diberi.
"Dadah, Daddy." Miku melambaikan tangan kepada sang ayah setelah diberi kecupan singkat di kening.
"Dadah."
Jungkook tersenyum terpaksa ketika hendak menutup pintu. Mianya tak menoleh sedikitpun, benar-benar fokus pada Miku yang mulai sibuk bertanya itu dan ini.
Menarik napas panjang setelah menutup pintu kamar, laki-laki Jeon itupun memantapkan langkahnya ke ruang pertemuan. Bagaimanapun juga, konsernya kali ini sangat penting dan sebisanya untuk tidak terganggu oleh apapun.
•
Jam berganti cepat. Tak terasa, terang sudah berganti gelap. Jungkook belum pulang, juga tidak ada memberi kabar. Entah dia sudah ada di kamarnya, atau memang pertemuan itu belum selesai.
Mia menaruh pakaian yang sudah ia lipat ke dalam koper, lantas memandangi seisi kamar yang sepi tanpa kehadiran Miku. Gadis kecilnya memang dibawa Aera berjalan-jalan, sedangkan ia sengaja tinggal karena merasa masih belum baik-baik saja sejak kejadian tadi pagi. Padahal lusa adalah hari kepulangan mereka, harusnya diisi dengan bersenang-senang.
Wanita yang lebih muda dua tahun dari Jungkook itu merebahkan diri, juga menarik ulur layar ponsel. Iseng-iseng, dicarinya tentang hotel yang ditempati saat ini. Beberapa kali ia membuka-buka foto, lantas mengerutkan kening saat membaca ada sebuah bar di lantai bawah. Tawaran yang sangat menarik bukan? Pantas saja harga sewa permalam hotel ini sangat mencekik (bagi Mia).
Berpikir sejenak, si cantik pun lantas bangun dan mengambil sweater rajut oversize-nya dan sejumlah uang. Beberapa teguk minuman beralkohol mungkin bisa membuat masalahnya sedikit terlupakan. Dan seandainya jika ada yang berkata bahwa kelakuannya sekarang adalah kebodohan, maka akan ia iyakan. Otaknya memang sedang kusut, jadi tidak bisa berpikir jernih. Tapi siapa yang peduli?
Beberapa menit kemudian, dengan memakai lift akhirnya ia sampai di lantai yang jadi tempat tujuan. Meski terasa sedikit aneh, ia tetap berjalan menuju bar counter melewati beberapa pengunjung lain.
"Hai." Seorang bartender wanita dengan tato mawar di dada menyapa ramah ketika Mia baru duduk di salah satu kursi. "Ada sesuatu yang ingin kau pesan?" tanyanya kemudian.
"Sesuatu yang simple mungkin." Mia mengangkat bahu sambil tersenyum tipis. "Ada rekomendasi untuk itu?"
"Tentu! Bagaimana dengan Bramble?"
Si cantik Jeon berpikir sejenak mengingat minuman yang namanya terdengar familiar. Tetapi, segera ia mengiyakan agar si bartender tak menunggu lama. Toh, tidak masalah juga apa yang akan diminumnya nanti. Untuk itulah, si bartender segera membuat pesanan Mia.
"Bramble? Koktail musim semi."
Mia menoleh ke pria di sampingnya yang bicara. "Permisi?" sapanya sopan, penasaran dengan gumaman yang tadi terdengar samar-samar di telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jungkook x Mia]
Hayran KurguWork kedua dari series [Jungkook x Mia]. Enjoy read my fanfiction~ ❤