Tanggal 15, sehari setelah hari ulang tahun Mia. Pagi-pagi buta pintu rumah yang terbuat dari kayu dibuka dari luar. Mia yang sedang memasak bekal Miku langsung mematikan kompor dan bergegas keluar, takut jika yang masuk ke rumahnya adalah orang jahat.
"Ini aku."
Mia menghembuskan napas lega saat gema suara Jungkook terdengar. Ternyata yang datang suami tersayangnya.
"Tumben datang pagi," tegur si cantik sambil menghampiri sang suami yang membuka jaket. Diambil olehnya pakaian berbahan dasar kulit tersebut untuk disimpan di kamar, baru lanjut ke dapur untuk memasak.
Di dapur, Jungkook termenung di depan kulkas. Niat awalnya ingin mengambil minuman, tapi yang dijumpainya justru kue ulang tahun yang tersisa setengah.
"Aa... itu sisa tadi malam. Masih bagus, kok. Kalau mau bisa aku ambilkan." Mia muncul sambil tersenyum, seolah tak keberatan ulang tahunnya dilewatkan Jungkook begitu saja.
"Mia...."
"Ya?"
"Peluk aku."
Senyum si cantik luntur. Baru dilihatnya secara jelas jika wajah Jungkook begitu kusut. Tak membuang waktu, ia langsung memeluk tubuh yang jauh lebih besar darinya, juga mengusap-usap punggung sang pujaan. Harum Jungkook begitu menenangkan, membuatnya melengkungkan senyum indah.
"Ada apa? Apa ada yang salah di kantor atau pesta tadi malam?" tanyanya kemudian dengan suara yang tetap lembut menenangkan.
Jungkook menggeleng, sambil membalas pelukan sang hawa. Ditenggelamkannya wajah ke bahu yang terasa lebih kurus. Coba menyembunyikan perasaan di hati yang bergejolak aneh. Sedih dan marah menyatu, membuat ia sedikit kesulitan mengaturnya.
"Koo... ada yang mau kubicarakan." Mia berkata di sela ia masih mengusap-usap dan menepuk punggung sang suami. "Tentang foto yang diambil Zale."
Jungkook sebenarnya enggan, bahkan lubuk hatinya menolak keras Mia menceritakan tentang laki-laki yang disebut barusan. Tetapi, tubuh dan bibirnya justru berlaku berbeda. Ia melepas pelukan, lalu bergumam seolah setuju mendengarkan.
"Itu... sebelumnya maaf jika foto itu membuatmu tidak ingin pulang ke rumah tadi malam." Tampak kesedihan muncul sebentar di sorot netra sang hawa. Tapi sebentar, benar-benar sebentar dan hampir tidak ditangkap oleh Jungkook apabila dia tidak fokus.
"Aku ke rumah Mama, lalu pulang dan mampir ke cafe. Rencananya aku hanya ingin menghabiskan waktu bersama Miku di sana, tapi Zale kebetulan datang dan mengajak kami mengobrol. Dia juga menawarkan untuk memfoto kami dan sebagai ungkapan terima kasih, aku menyebutnya sebagai fotografer kami hari itu." Mia tampak sesak ketika bercerita, seperti tengah menahan perasaannya yang campur aduk. "Tapi tidak kusangka itu justru membuat orang-orang menyangka dia adalah suamiku. Aku minta maaf."
Jungkook menatap nyalang istrinya yang menyeka air mata.
Kenapa Mia yang meminta maaf?
Sikapnya yang baik-baik saja meski ditinggal di hari ulang tahun, apakah karena hal ini? Karena dia merasa pantas mendapatkannya? Hanya karena masalah yang sebenarnya sepele?
"Aku juga minta maaf jika hal itu membuatmu marah. Aku memang tidak penger--"
Tanpa menunggu Mia menyelesaikan kalimatnya, si tampan Jeon segera mengecup bibir merah sang pendamping. Tak hanya sekali, tapi berulang hingga ia memastikan Mia tak lagi bicara.
"Harusnya kau memukulku, memakiku, menyebutku berengsek dan bajingan. Bukan meminta maaf seperti ini." Jungkook menatap nanar Mia yang menggeleng. Sungguh, ia menyesali kebodohannya yang terbakar api cemburu. "Suamimu ini yang bodoh, Mia. Seharusnya dia yang meminta maaf, bukan dirimu."
"Koo...."
"Aku minta maaf tidak merayakan ulang tahunmu. Aku minta maaf."
Entah karena efek mabuk tadi malam masih bersisa, tangis dari lelaki 26 tahun itu pecah. Suasana pagi yang semula cerah mendadak menjadi suram. Mia terdiam, membeku dengan air mata yang menetes tanpa dirasa. Perlahan, ia memeluk kembali tubuh suaminya yang hangat.
"Aku baik-baik saja. Kau jadi yang pertama mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku, itu sudah lebih dari cukup."
Tangisan Jungkook semakin menjadi. Tuhan... sejahat itu dia kepada Mia yang begitu tulus mencintainya. Andaikan kemarin dia bisa menekan sedikit egonya dan pulang ke rumah meski hanya sebentar, mungkin yang didapatnya hari ini adalah senyuman lebar penuh kebahagiaan, bukan kalimat yang membuatnya menyesali segala tindakan.
"Mommy... Daddy...."
Jungkook buru-buru mengusap air matanya dan tersenyum menyambut Miku yang baru bangun. Matanya sembab, tapi diabaikan karena ia ingin menggendong si kecil.
"Daddy kenapa menangis?" Miku bertanya polos, lalu mengusap sudut mata ayahnya yang masih berair.
"Mata Daddy kemasukan debu," kilah Jungkook sambil tertawa sumbang. "Miku mau sekolah, Sayang? Hari ini Daddy yang antar, ya?"
Mia menatap Jungkook, berkata melalui pandangan agar Jungkook tidak melakukan tindakan yang membahayakan seperti itu.
"Mommy mau Daddy pinjam dulu, oke? Miku istirahat jam berapa?"
Gadis kecil itu menyebut jam istirahatnya. Masih tidak paham kenapa ayahnya tiba-tiba ingin mengantar ke sekolah. Tetapi di satu sisi dia senang bisa diantar sang ayah seperti teman-temannya yang lain.
"Nanti Daddy antar Mommy di jam istirahat. Deal?"
"Deal!"
Mia hanya berdecak dan lanjut memasak saat suami dan anaknya berjabat tangan tanda kesepakatan mereka sudah disetujui dua belah pihak. Semoga saja saat mengantar nanti tidak ada ibu-ibu yang mengenali Jungkook.
"Miku mandi dulu, nanti Daddy bantu siap-siap." Jungkook menurunkan Miku ke lantai, lantas mengusak rambut yang sudah berantakan karena baru bangun tidur.
Pun Miku, langsung berlari masuk ke kamarnya untuk mandi dan mulai bersiap-siap pergi bersekolah. Anak yang sangat bersemangat, seperti sang ayah.
"Mia...."
Wanita yang sedang menata timun ke kotak bekal Miku hanya bergumam untuk merespon panggilan Jungkook.
"Terima kasih sudah memilihku jadi suamimu."
Mia berhenti sebentar, tapi kemudian tersenyum dalam diam. Marah dan sedihnya hilang, hanya dengan untaian kalimat sederhana yang menyenangkan.
"I love you. Tapi ada banyak yang harus kita bicarakan nanti."
Lagi, Mia hanya bergumam ketika Jungkook mengusap rambutnya, lalu mengecup singkat sebelum akhirnya menuju kamar untuk mandi dan bersiap-siap pergi mengantarkan Miku bersekolah.
Iya, ada banyak yang harus mereka bicarakan. Terutama tentang perasaan masing-masing. Dan semoga, setelah ini hubungan mereka bertambah erat.
--FIN--
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jungkook x Mia]
FanfictionWork kedua dari series [Jungkook x Mia]. Enjoy read my fanfiction~ ❤