"BELIEVE"

3K 333 37
                                    

Jungkook menarik napas, coba menenangkan hati yang bergemuruh dan mengulas senyum simpul, lantas menyentuh pipi Mia dengan lembut. "Aku akan membuat keinginan untuk berhenti itu hilang," tegasnya.

Jemari lembut wanita berusia dua puluh satu itu mendarat di tangan suaminya yang dingin. Digenggamnya untuk menghangatkan, lantas dikecup lembut. "Ayo tidur, ini sudah terlalu malam." Ia menutup pembicaraan. Jemari Jungkook dilepas, dan ia bersiap untuk masuk ke dalam.

"Maaf jika membuatmu selalu merasa sepi dan sendiri."

Langkah si cantik berhenti. Ia stagnan di tempat, termasuk ketika kedua tangan sang adam melingkari tubuhnya dengan perlahan. Embusan hangat napas mendarat di pipi, membuat kenangan-kenangan masa lalu terbayang tanpa diminta; di saat mereka masih punya banyak waktu luang untuk bersama.

"Maaf karena sudah menyakitimu. Tetapi, aku sangat bahagia karena kau terus bertahan." Jungkook berkata pelan. "Aku benar-benar minta maaf, Areum." Disurukkannya wajah ke sela leher Mia, membuat si cantik jadi semakin kaku.

"Mia...."

"Aku mau tidur, Jung."

Ada rasa kecewa yang merasuk. Namun, Jungkook tetap mengecup rambut sang kasih. "Ayo tidur," ucapnya.

Wanita bermata cokelat itu bungkam. Jungkook menutup pintu balkon, lantas menyusul yang tersayang masuk ke dalam selimut. Dan untuk beberapa saat, Jungkook sibuk memerhatikan hazel indah yang juga tengah memandangnya.

"Kenapa?"Mia bersuara, tapi suaminya justru tersenyum.

"Kau yang terindah, selamanya."

Mia sudah berjuta kali mendapat kalimat berstruktur sama, tapi tak dipungkiri hatinya terus berdesir hangat setiap Jungkook mengucapkan. Bahkan, kehangatan itu jadi kentara setelah pipinya bersemu. Manis dan menggemaskan.

"Kau malu." Jungkook terkekeh, gemas mencubit pipi istrinya yang tirus. "Imutnya!" Dia terus menyentuh, tak peduli sang istri mengerang kesal karena jari-jarinya yang nakal.

"Jung... berhenti!" protes Mia sekaligus menahan tangan suaminya.

"Tapi kau lucu." Jungkook terus tersenyum lebar dan berusaha mencubit pipi Mia.

"Kelinci ini benar-benar nakal!"

Suara aduh terdengar dari Jungkook ketika Mia dengan jahat memukul bahunya. Tidak kuat, tapi lelaki Jeon itu justru bertingkah sebaliknya. Dia meringis, berakting kesakitan dan mengusap-usap bahunya agar terlihat nyata.

"Penipu!" cetus Mia, lalu kembali memukul bahu sang suami untuk yang kedua kalinya. "Jungkook nakal!"

Lelaki tampan itu cemberut. Tetapi, raut itu segera berubah ketika Mia tanpa terduga mengikis jarak mereka dan memeluk tubuhnya dengan hangat. Bahkan, sekarang embusan napas wanita itu bisa dirasa kehangatannya dengan jelas. Oleh sebab itu, tanpa diminta Jungkook pun tersenyum dan balas memeluk tubuh yang mungil.

"Aku di sini untukmu, Majesty."

Di pelukan, Mia tersenyum mendengar panggilan kehormatan itu dari Jungkook. Sungguh, lelaki ini tahu benar bagaimana membuatnya tersanjung dan merasa jadi wanita paling berharga di dunia.

"Jung... besok, ayo makan siang bersama. Aku akan buatkan makan kesukaanmu."

—♪
♪•

Tetapi, harapan hanyalah harapan. Masakan yang Mia buat dengan gembira sekarang telah dingin. Sudah lewat jam satu siang, tapi tak ada tanda Jungkook ada datang. Membuat wanita Jeon itu menghela napas, berat hati memandang semua makanan yang pasti tidak senikmat saat baru dimasak.

[Jungkook x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang