"Aku sudah di luar kelas."
Mia tersenyum di sela menyampaikan keberadaannya pada Jungkook. Di sampingnya, Shin Ya dan Ami berdehem-dehem menggoda, namun tak dipedulikan oleh wanita yang berstatus sebagai istri sah Jeon Jungkook tersebut. Dia justru melambaikan tangan saat di bawah sana ada seorang pria yang berdadah-dadah padanya.
"Indahnya dunia saat dihubungi suami di pulang kuliah."
Shin Ya dan Ami terbahak berdua, saling tos, lalu buru-buru berjalan mendahului Mia yang siap memukul (pelan) mereka. Jungkook di bawah sana bertanya ada apa, namun hanya dijawab sekenanya oleh Mia. Wanita Jeon itu mempercepat langkah, tak sabar ingin segera menghampiri suami tercinta.
"Kami duluan!" Ami tersenyum lebar bersama Shin Ya saat mereka sudah di bawah. Mia mengangguk, berpesan agar keduanya hati-hati, baru melangkah terburu kepada Jungkook yang berusaha menyembunyikan wajah dari para gadis yang melewati.
"Hai, Suami!" Mia menyapa, sekaligus dengan mendaratkan sebuah pukulan di lengan Jungkook yang segera meringis.
"Untung Oppa sayang denganmu, Honey."
Mia berpura merinding saat mendengar candaan Jungkook. Dia mengusap lengan, namun justru membuat Jungkook tersenyum misterius.
"Rindu sentuhan Oppa, hmm?" Jungkook berbisik, nakal, sengaja menggoda istri yang langsung memundurkan tubuh agar mereka tak terlalu berdekatan.
"Tidak rindu, sih. Tapi ... kalau mau menyentuh, ya di rumah saja."
Mata kelinci itu membulat, ada binar gembira yang nampak jelas di sana. Mia tersenyum kecut, paham apa yang ada di pikiran suaminya yang memang terkenal atas kemesumannya. Tapi beruntung, Jungkook hanya mesum dengannya.
"Jadi, bagaimana kalau kita—"
"Aa ... aku lapar," rengek Mia sambil menggandeng lengan Jungkook dengan kemanjaan yang dibuat-buat. Tapi, tak urung tetap saja membuat hati Jungkook berdesir senang. Itulah mengapa, pria Jeon itu langsung merentangkan tangan, meminta secara tak langsung agar sang istri memberi pelukan.
"Manja!"
Mia menjulurkan lidah dan langsung berjalan meninggalkan Jungkook yang tak marah sedikit pun—justru dia tertawa kecil dan bergegas menyusul Mia. Mereka berjalan beriringan menuju mobil yang terparkir. Sesekali, Jungkook iseng menggoda hingga wanitanya itu berdecak kesal dan berujung dengan dirinya yang terkena cubitan atau sekedar pukulan ringan. Yah, kebiasaan Mia satu itu belum berubah sejak mereka hanya sebatas kekasih hingga sekarang; jadi suami istri.
"Mi, cium dulu. Baru mobilnya kujalankan." Jungkook kembali bertingkah jahil saat Mia baru saja memasang sabuk pengaman. Bahkan, dia dengan sengaja menyodorkan pipi kiri untuk menerima ciuman dari yang terkasih.
"Euh ... naik bus atau taksi sepertinya lebih cepat, ya?"
"Bilang apa tadi, Sayang?"
Mia yang tengah bersiap-siap melepas sabuk pengaman harus menarik napas dalam-dalam saat lengan kokoh Jungkook menghalangi gerakannya. Wanita Jeon itu menoleh, lantas tersenyum semanis mungkin pada Jungkook yang bodohnya juga balas tersenyum. Benar-benar tak merasa bersalah karena membuat istrinya sedikit kesal untuk yang kesekian kali dalam jangka waktu sepuluh menit terakhir.
"Oppa ... anakmu di perut perlu asupan bergizi dari ibunya. Apa kau tega membiarkan anakmu dan ibunya kelaparan seperti sekarang?" Mia bertanya, sengaja dengan lemah lembut agar Jungkook tak lagi bertingkah menyebalkan.
"Emm ... kupikir Minikuki pasti mengerti kalau Ayahnya sedang merindukan wanita yang dicintai. Iya kan, Sayang?" Jungkook mengusap-usap pelan perut istrinya tanpa melihat; karena pandangannya terfokus pada Mia yang tampak cantik dengan lipstick merah. Entah modus atau bagaimana, author tidak tahu juga.
"Jungkook-ah ...."
"Iya, Sayang?"
"Ingat umur, tidak?"
"Hmm?"
"Kau bukan Om-Om mesum tukang goda anak gadis orang. Tapi kenapa kelakuanmu mirip seperti mereka, huh?"
"Tingkahku yang mana?"
Jungkook memasang tampang polos. Mia berdecak, kemudian tanpa aba-aba langsung mencubit lengan Jungkook yang entah sejak kapan sudah mendarat di pahanya yang mulus. Sukses membuat pria Jeon itu berteriak kesakitan. Mia tersenyum puas.
"Makanya, jangan nakal jadi suami!" ketus wanita Jeon itu sambil tersenyum penuh kemenangan. Puas rasanya dia setelah berhasil membuat Jungkook mengaduh kesakitan sambil mengusapi pergelangan tangan yang memerah akibat cubitan.
"Kalau aku tidak nakal, mana mungkin Minikuki bisa dibuat."
Mia mendelik. Jungkook balas menatap dengan ekspresi lucu. Sengaja menantang sepertinya.
"Ah! Terserahmu saja!"
Nah, 'kan? Mia merajuk lagi. Jika sudah begini, giliran Jungkook yang tersenyum masam. Kenapa istrinya semakin gampang merajuk, sih? Bawaan Minikuki atau bagaimana, coba?
"Mia sayang ... cintanya Jeon Jungkook yang pertama dan terakhir,"—Jungkook merayu—"I love you so much, Baby."
Sebenarnya Mia ingin melanjutkan berdiam diri, tapi karena ucapan Jungkook yang terasa menggelikan, suka tak suka dia harus tertawa. Ah ... suaminya selalu tahu apa yang bisa meredakan kesal.
"Kan cantik kalau tersenyum. Sini Oppa cium, baru kita beli boneka yang besar."
"Please! Aku bukan Yoon Mi yang bisa dibujuk dengan boneka." Mia luluh. Dia tertawa saat berkata.
"Lalu? Dengan es krim? Semangkuk sop? Atau bubur yang kau mau? Atau juga Jjangmyeon semangkuk besar? Pilih mana?"
"Aku mau secepatnya pulang ke rumah dan menyuruh suamiku memasak, bagaimana?" Mia membeli pilihan di luar apa yang ditawarkan Jungkook.
Pria Jeon itu mengangguk-angguk. "Humm ... boleh. Tapi apa balasan untukku?"
"Maunya apa?"
"Sesuatu yang lebih panas daripada yang kemarin malam."
"Euh ...."
"Bagaimana."
"I think ... yes."
Jungkook tersenyum sumringah.
"Deal!"
Kemodusannya berjalan lancar.
-FIN-
**Jangan lupa tinggalkan jejak :*
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jungkook x Mia]
FanfictionWork kedua dari series [Jungkook x Mia]. Enjoy read my fanfiction~ ❤