Jungkook terbangun ketika merasakan pergerakan di sisinya. Ia menarik napas dalam, mengerjap-ngerjapkan mata dan coba menjelasi apa yang sedang terjadi.
"Hei... kau belum tidur?" tegurnya dengan suara serak ke Mia yang masih fokus menonton sebuah film di iPad. "Jam berapa sekarang?"
"Jam dua." Mia menghentikan sejenak film yang ia tonton, melepas earphone dan menaruh benda berukuran 12 inci yang dipegang ke samping bantal. "Kenapa bangun?" ucapnya lembut sembari memiringkan tubuh dan mengusap rambut Jungkook yang halus.
"Tidak tahu."
Wanita yang baru berulang tahun di tanggal 14 di bulan Juli itu menahan napas. "Tidurlah," mintanya lembut.
Alih-alih menuruti, Jungkook justru menggeleng dan malah mengambil iPad yang tadi Mia taruh di samping bantal. "Menonton apa?" tanyanya sambil mem-play video dan memasang earphone ke telinga mereka masing-masing satu.
"After."
"After?"--Jungkook melirik sang kasih--"tentang apa?"
"Romantisme remaja."
"Tidak biasanya."
Mia tertawa kecil, tak ambil hati dengan keheranan Jungkook barusan. Saat ini, fokusnya hanya ingin menyelesaikan film bergenre romantis yang diperankan oleh Hero Fiennes-Tiffin dan Josephine Langford tersebut. Alur sederhana dan akting yang apik memang berhasil mencuri perhatiannya agar tidak segera menekan tombol back ketika film baru dimulai. Hal yang memang jarang ia lakukan mengingat genre film yang selama ini ditonton kebanyakan gore, horror atau sci-fi.
"Mereka tinggal bersama?" Jungkook bersuara ketika film baru beberapa menit berjalan, memecah fokus belahan jiwanya tercinta.
"Mm. Hardin menawarkan untuk tinggal bersama setelah Tessa bertengkar dengan ibunya."
Si pemilik paras tampan itu bergumam pendek. Tetapi, tiba-tiba dia meminta Mia untuk memegang iPad dan hanya tersenyum ketika sang hawa bertanya kenapa. Tanpa kata, ia mengangkat lembut kepala sang kasih dan menyusupkan lengannya di sana untuk dijadikan penyangga.
"Better, hmm?" senyumnya lembut sekaligus merapikan helaian rambut yang mengenai wajah cantik Mia.
"Mm, better."
Setelah mengecup kening sang istri, Jungkook pun mengambil kembali benda pintar yang jadi tempatnya menonton film. Sekejap saja, mereka berdua sudah tenggelam dalam alur cerita yang ditayangkan. Benar-benar, konsep sederhana dan manis memang ampuh sekali memanjakan penonton.
Tawa kecil terdengar dari Mia ketika di adegan Hardis dan Tessa dikejar petugas sekolah karena memergoki mereka berduaan di ruang perpustakaan yang sudah tutup, memancing Jungkook untuk mengalihkan pandangan ke wanitanya yang bertambah cantik dengan tawa yang tercipta indah di wajah. Lelaki itu sekali lagi mengecup kening sang hawa, membuat empunya mendongak dan mengerjap heran. Tetapi, si pelaku hanya tersenyum dan memberi isyarat agar Mia kembali fokus ke layar iPad.
Sebab tidak mendapat jawaban yang memuaskan, si cantik berpiyama biru beringsut mendekat ke dada Jungkook, lantas jemari sang adam yang dari tadi mengusap-usap lembut rambutnya ditarik turun dan dikecup lembut. "Ini lebih romantis daripada yang mereka lakukan di film."
"Oh, ya?"
"Mm. Hal kecil yang kulakukan bersamamu selalu jadi spesial."
Ya, Jungkook setuju. Terutama ketika Mia mengatakannya sambil menatap dengan penuh cinta. Rasanya... seperti keju yang dilelehkan. Bahagia dan malu sekaligus. Ah, secinta itu memang dia dengan si penyuka biru yang satu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jungkook x Mia]
FanfictionWork kedua dari series [Jungkook x Mia]. Enjoy read my fanfiction~ ❤