A Gift

791 109 13
                                    

Jam sepuluh malam. Ketika aktifitas di luar ruangan mulai berkurang--atau malah bertambah di beberapa titik tempat--Jungkook justru baru pulang ke rumah. Mia sudah dikabari, jadi dia tak perlu mengetuk saat akan membuka pintu yang terkunci.

"Hai. Belum tidur, Sayang?" sapa Jungkook ke Mia yang masih duduk di sofa ruang tengah dengan ponsel di tangan. Jaket dilepas, juga tas yang langsung ditaruh ke sofa kosong.

"Menunggu suami tercintaku pulang ke rumah dulu." Wanita manis itu mendongak dan mengerucutkan hidung ketika sang suami menangkup pipinya yang lebih berisi. Tangan laki-laki itu dingin, efek cuaca malam. "Air hangat sudah kusiapkan," katanya lembut.

"Tidak mau mandi bersama?"

"Jung... come on...."

Demi Tuhan, Jungkook senang sekali melihat wanita tercintanya tertawa kecil seperti saat ini. Hatinya menghangat, juga lelahnya berlatih seharian jadi memudar. Mia memang pengisi energi sekaligus obat baginya.

"Aku mandi dulu." Setelah puas mengagumi paras indah sang istri, baru Jungkook melepas sentuhan. Tetapi, sedetik kemudian dia kembali menyentuh. Hanya saja kali ini dengan kecupan sayang di kening yang berlanjut ke hidung dan bibir. Mia lagi-lagi tertawa dengan mata tertutup. Cantik sekali.

"Jangan goda lagi. Aku benar-benar harus mandi sekarang!" tegas Jungkook ketika Mia membuka mata. Bahkan dia buru-buru memundurkan langkah menuju kamar.

"Yak... aku tidak menggodamu!" Si cantik memprotes, tapi si tampan Jeon hanya menjulurkan lidah meledeknya.

Mia mencebik, tapi kemudian terdiam ketika teringat suatu hal. Rautnya menjadi datar menjurus risau.

"Koo...." Ragu-ragu ia memanggil Jungkook yang sibuk di kamar. "Bagaimana hari ini?"

"Baik, kok. Hanya sedikit lebih melelahkan daripada biasanya."

"Aaa... lebih melelahkan, ya?"

"Kami disuruh mengulang koreografi sampai tidak ada kesalahan sedikitpun." Jungkook keluar kamar dengan handuk yang melilit di pinggang. "Kenapa?" tanyanya saat menyadari tidak biasa Mia menanyakan hal tersebut.

Namun, hanya senyum yang hadir di bibir sang hawa, disusul dengan jawaban tidak ada apa-apa. Membuat Jungkook diam sejenak, tapi kemudian mengangguk paham. Mungkin benar Mia hanya ingin tahu kegiatannya hari ini.

"Kau benar-benar tidak ingin ikut mandi denganku?" tawarnya lagi memastikan keputusan si cantik pemilik kunci hati.

"Iya, Bapak Jeon. Sana, segera mandi. Tapi jangan berisik, apalagi sampai membangunkan Miku," pesan Mia sambil membalik tubuh sang adam dan mendorongnya pelan agar kembali ke kamar.

"Jangan menyesal, ya."

Mia hanya tertawa dengan ancaman menggemaskan dari Jungkook. Tidak akan dia menyesal, sebab hal itu bisa dilakukannya kapan saja jika ia mau. Hanya saja saat ini ada hal lain yang lebih mengganggu perasaan dan mood. Suatu hal yang urung ia ceritakan karena kasihan pada Jungkook yang sedang lelah. Biarlah dia memendamnya sendiri. Tidak masalah dan itu sudah biasa. Benar-benar biasa sampai dirinya sendiri lupa kapan terakhir kali bercerita pada si tampan Jeon.


Tak terasa, setengah jam berlalu.

"Sayang, lihat kemejaku yang hitam, tidak?"

"Wah... setengah lemarimu diisi dengan pakaian berwarna hitam, Mr. Jeon. Bagaimana bisa aku tahu kemeja mana yang kau maksud?" Mia yang tadinya fokus menonton acara TV langsung berdecak. Bisa-bisanya Jungkook baru selesai mandi langsung menanyakan hal membingungkan itu. "Bahkan yang kupakai sekarang juga hitam," gumamnya setengah menggerutu, merujuk pada kemeja Jungkook yang tengah ia pakai saat ini.

[Jungkook x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang