Hair

2.2K 347 87
                                    

Jungkook tak menemukan Mia di ruang keluarga, tempat di mana biasanya wanita itu menunggu. Dengan keheranan yang terlihat jelas ia menaruh tas ke sofa, lantas mulai memeriksa kamar. Tetapi, kesayangannya tidak ada di sana.

"Mia?" Dia mulai memanggil ketika tak menemukan juga sang istri di kamar mandi. Ingin berspekulasi bahwa Mia sedang keluar tidak bisa, sebab wanita itu selalu mengunci pintu jika ingin pergi.

"I'm here."

Sebuah suara dari dapur membuat Jungkook mengembuskan napas lega. Digerakkannya tungkai menuju bagian belakang. Senyumnya pun muncul ketika menemukan Mia sedang menghangatkan makanan lalu menatanya ke meja. Ah... wanitanya cantik sekali dengan gaun merah dan rambut digelung asal-asalan. Beberapa helai yang terlepas dari gelungan justru menambah kecantikan khas Asia yang dimiliki.

"Membuat apa?" Jungkook mendekat, menengok ke mangkuk dan piring dan tertata rapi. Berisikan semua makanan kesukaannya ternyata.

"Jeon." Mia memanggil dengan membagi marga suaminya menjadi dua suku kata. Bukan 'Jon' seperti yang biasa diucap, tapi 'je-on', kebiasaannya.

"Mm?"

"Bukannya yang ingin potong rambut itu aku, tapi kenapa malah kau yang duluan?"

Jungkook yang sedang merasai salah satu makanan menoleh. Sekarang, dia bisa lihat ada sembab di mata indah yang dikagumi. Mianya tak bicara, hanya terus menatap penuh tuntutan untuk diberi jawaban.

"Mia... aku tidak mau membahas ini." Jungkook melunak, coba memberi pengertian kepada yang tersayang.

"Lalu kenapa malah memposting di twitter, bukannya langsung memberitahu aku?"

"Karena aku ingin menjadikannya kejutan."

"Kejutan apa?! Kau tidak tahu aku jadi menangis gara-gara postinganmu, 'kan?!"

Jungkook menarik napas ketika setetes liquid jatuh dari mata indah sang pujaan. Sungguh, pertengkaran ini bukan yang ia harapkan.

"Aku sakit melihatmu seperti ini," tangis Mia.

"Maaf." Lelaki berkemeja kotak-kotak itu memeluk, mengecup rambut dan kening si cantik yang terasa mungil di dekapan. "Kupikir kau tidak akan mempermasalahkan penampilanku sekarang," gumamnya merasa bersalah.

"Aku memang tidak mempermasalahkan kau ingin berambut panjang atau pendek. Aku hanya tidak senang jika alasanmu melakukan ini karena tekanan orang-orang di luar sana."

Tak ada jawaban untuk perkataan Mia. Jungkook hanya diam, dan sesekali mengecup rambut yang harum. Hingga beberapa menit berlalu dan Mia sedikit lebih tenang, pelukan pun dilepas. Dengan telaten, Jungkook menghapus sisa air mata di pipi wanita yang ia sayang.

"Tenang saja, aku sudah memikirkannya matang-matang." Jungkook menggenggam kedua tangan si cantik, lalu tersenyum. "Dukung aku, ya," katanya kemudian.

Mia menatap manik gelap yang tengah berusaha tegar di hadapannya. "Kau tidak kelihatan bahagia," katanya perih.

"Mia...."

Setetes air mata kembali meluncur di pipi si jelita. "Maaf karena tidak bisa memberi tempat untukmu menjadi diri sendiri di luar sana. Tapi di sini, tempatmu pulang. Kau bebas untuk melakukan apa saja."

Jungkook tersenyum, mengucap terima kasih dan lagi-lagi mengecup kening Mia. "Terima kasih karena selalu jadi rumahku," bisiknya seraya menyatukan kening mereka berdua.

Mia tak menjawab, hanya menjangkau bibir yang merah dan menyesapnya sejenak. "Jangan menyakiti dirimu sendiri lebih dari ini. Berbahagialah tanpa kepura-puraan demi menyenangkan mereka yang bahkan tidak bisa menerimamu apa adanya,"  mohonnya sungguh-sungguh.

"Mm, akan kuusahakan."

"I love you."

"Me too, Majesty."

Jungkook melengkungkan senyum. Dicubitnya pelan pipi Mia, membuat wanita itu tertawa kecil dengan sisa tangis yang kentara. "Ada sesuatu yang mau kau katakan lagi, hmm?" tanyanya sembari melingkarkan tangan ke pinggang yang ramping dan mendekatkan jarak mereka.

"Aku akan merindukan rambut panjangmu." Mia menyentuh rambut Jungkook yang sudah dipotong pendek. Merasakan bagaimana helaian lembut itu membelai ruas jemarinya. "Aku juga akan merindukan bagaimana panasnya dirimu di atas ranjang dengan rambut panjang yang berantakan," lanjutnya dengan tawa kecil.

"Ah... aku juga akan merindukan bagaimana kau menarik rambutku saat kita di ranjang," balas lelaki Jeon itu tak mau kalah.

Mia tertawa, tapi kemudian mengecup bibir yang jadi candu baginya. Jungkook tak menolak, hanya melayani sebagaimana istrinya mau.

"Lakukan apapun yang kau mau, selama itu dari hatimu sendiri dan tidak merugikan siapapun. Apapun itu, aku akan mendukung dan percaya denganmu. Semangatlah, Sayang."

—FIN—



Mungkin cuma aku yang nangis waktu liat postingan dia :')
Nyesek, banget, sampe gak bisa ditahan :")

Tapi balik lagi ke awal, Jungkook pasti udah mikir matang-matang dan itu yang terbaik buat dia.

Sekarang aku cuma berharap supaya dia selalu baik-baik aja. Aku sayang dia, banget :')

Padahal pose-nya udah Daddy-able banget. Tapi akunya malah nangis sesegukan :')

[Jungkook x Mia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang