"Hadiahku mana?"
Laki-laki berusia 24 tahun dengan rambut tak disisir itu bertanya, untuk kesekian kalinya dalam empat hari terakhir. Pasalnya, sang pujaan hati tak juga kunjung memberi hadiah ulang tahun meski ia terus menagih. Satu dua kali, si cantik Mia hanya menjawab dengan senyum atau gelak tawa, lalu kembali sibuk dengan urusannya dan mengabaikan sang suami yang mulai merajuk.
"Hadiahku...." Jungkook memeluk Mia dari belakang, membuat wanita yang tengah mengaduk sup itu terjengit kaget karena embusan napas suaminya yang mengenai leher. "Beri aku hadiah ulang tahun...," rengeknya meniru Miku ketika menginginkan sesuatu.
"Sudah kubilang tidak ada hadiah, Jung." Mia menjawab, sekaligus berusaha menghindar saat Jungkook mulai nakal mengecup pipinya. "Ah... aku sedang memasak, Jeon Jungkook!" Akhirnya dia protes juga, tapi laki-laki di belakangnya hanya tertawa kecil dan memberi satu kecupan sayang di rambut sebelum melepas pelukan.
"Aku akan tetap menunggu hadiahku, oke?" Jungkook bicara dari kursinya yang tak jauh dari Mia.
Si cantik yang baru mematikan kompor dan menutup panci sup berbalik menatap Jungkook. "Kalau benar-benar tidak ada, bagaimana?"
Detik jam terdengar jelas ketika keheningan hadir di antara mereka, berteman dengan sayup-sayup suara bus yang membawa para pekerja pulang ke rumah. Tetapi, tak lama kemudian Jungkook bergumam panjang, memicingkan mata dan melipat kedua tangannya ke dada. "Benar-benar tidak ada?" ulangnya meyakinkan.
"Mm, tidak ada. Aku tidak punya uang untuk membelikanmu hadiah mahal seperti yang ARMY lain." Mia menghela napas, teringat hadiah-hadiah yang diberikan penggemar lain kepada Jungkook. Ada yang membelikan bintang, membayar untuk iklan ulang tahun, mengadopsi hewan, dan beragam hal mengagumkan lainnya. Membuat kepercayaan dirinya menjadi turun karena merasa level mereka terlalu jauh.
Tanpa diketahui, Jungkook sedari tadi terus memperhatikan raut wajah Mia dengan seksama. Jadi tak perlu waktu lama, dia sudah mengetahui alasan utama kenapa wanitanya tak memberi hadiah. Akan itulah pula, dia segera mendekati Mia kembali dan menangkup wajah sang hawa sambil tersenyum manis.
"Aku suka semua pemberianmu. Jadi, untuk apa berpikir panjang?"
Mia ingin menjawab, tapi Jungkook lebih dulu memindahkan tangannya ke sisi kiri kanan Mia, mengungkung wanitanya agar tidak lari. "Kau juga tidak mengucapkan selamat ulang tahun untukku di sosial media. Tumben," ucapnya sambil menatap intens ke wanita yang mulai gelisah.
"Jung... nanti Miku bangun...." Mia coba mencari alasan, tapi suaminya yang jauh lebih besar malah semakin memangkas jarak antara mereka dan hanya menyisakan space kecil yang membuat situasi sore ini semakin intens.
"My Beauty Queen...." Jungkook pelan menyelipkan rambut Mia ke belakang telinga, lalu menatap wajah cantik sang hawa dengan lembut tapi misterius. "Kau tega membuatku menunggu selama ini untuk sebuah hadiah."
"Jung... come on...,"--Mia mulai berani menatap mata sang adam--"kau sudah mendapat banyak--"
"Aku mau hadiah dari Ratuku." Jungkook memotong. "Aku mau hadiah dari wanitaku yang cantik ini," jelasnya sambil mengangkat dagu Mia, membuat si cantik terdiam menahan napas.
"Tahun lalu aku tidak bisa merayakan ulang tahunku bersamamu karena kita bertengkar." Jungkook bernostalgia, mengingat pertengkaran yang membuat Mia memakinya. "Tapi kau tetap menyiapkan hadiah untukku," lanjutnya pelan.
"Jung...."
"Hm?" Jungkook menatap lembut wajah bidadarinya. Lagi, dia jatuh cinta dengan wanita cantik ini.
Mia meragu untuk sesaat, tapi saat menatap mata jernih suaminya, dia pun memberanikan diri untuk bicara. "Hadiahnya ada di laci nomor dua di kamar. Sudah kusiapkan dari lama."
KAMU SEDANG MEMBACA
[Jungkook x Mia]
FanficWork kedua dari series [Jungkook x Mia]. Enjoy read my fanfiction~ ❤